Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Protestan Selasa 2 April 2019 '' Dampak Orang yang Mencintai Tuhan''

Editor: maria anitoda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Renungan Harian Kristen Protestan Selasa 2 April 2019 '' Dampak Orang yang Mencintai Tuhan''

Renungan Harian Kristen Protestan

Selasa 2 April 2019

Oleh: Pdt DR Mesakh A P Dethan, MTh

DAMPAK ORANG YANG MENCINTAI FIRMAN TUHAN

Dalam bukunya yang berjudul “Succes@Work, 40 puluh langka menanamkan perilaku sukses dalam diri anda”,

Freddy Liong, menyebut Next Level Principle, yaitu pertama, memiliki komitmen terhadap perbaikan terus menerus (continuous improvement);

Kedua mengantisipasi perubahan, tidak menunggu perubahan datang, baru berpikir untuk berubah;

Ketiga, merencanakan tingkat perbaikan kualitas yang setahap demi setahap secara konsisten, memakai pendekatan evolusi, bukan revolusi.

Setia pada proses dan tidak lompat tahap; keempat, melatih pandangan jauh ke depan dan merencanakan tindakan-tindakan kecil untuk mencapainya;

Kelima membangun sikap untuk selalu melakukan yang terbaik (extra miles attitude), memberi hasil lebih dari pada yang diharapkan, bertindak di atas rata-rata. 

Pembaca yang budiman mari kita perhatikan dengan seksama hal kelima, yang juga merupakan langkah kunci dan penggerak bagi keempat langka yang lain itu,  yang disebutkan Freddy Liong ini, menunjuk kepada karakter manusia yang selalu rindu untuk melakukan yang terbaik.

Saya kira kita semua yang bekerja di berbagai-bagai bidang pelayanan masyarakat baik di pemerintahan maupun swasta, atau semua pihak yang terlibat dengan semua aktifitas untuk membangun masa depannya mempunya kerinduan yang sama untuk melakukan yang terbaik. 

Raja Daud dalam Mazmur 119 pada intinya mengatakan bahwa karakter manusia beriman yang mampu mengasilkan yang terbaik bagi sesamanya hanya mungkin kalau dia bergantung kepada Tuhan dan FirmanNYa.

Marilah kita lihat lebih detail Mazmur 119.

Mazmur 119 adalah mazmur dengan pasal terpanjang dalam Alkitab; terdiri dari 176 ayat, yang terbagi dalam 22 stanza (baris kalimat yang membentuk sebuah paragraf yang beirisi satu atau beberapa pokok pikiran), masing-masing berisi 8 ayat (22 x 8 = 176).

Tiap ayat dalam satu stanza dimulai dengan satu huruf yang sama sesuai urutan abjad Ibrani (alef sampai taw).  Abjad Ibrani sendiri terdiri dari 22 huruf (Alef - Bet - Gimel - Dalet - He - Waw - Zayin - Het - Tet - Yod - Kaf - Lamed - Mem - Nun - Samekh - Ayin - Pe - Tsadi - Qof - Resh - Shin - Taw). 

Bacaan yang yang menjadi perenungan ini (119:161-168) adalah bagian ke-21 dari 22 stanza, yang dari bahasa Ibrani diawali dengan huruf  ke-21 yaitu Shin.

Oleh karena itu Mazmur 119 disebut oleh para ahli tafsir dengan nama Mazmur Akrostik, yaitu suatu  bentuk Mazmur yang ditulis dengan memakai urutan adjad Ibrani.

Karena itu tidak heran kalau dalam tradisi gereja diyakini bahwa raja Daud menggunakan mazmur ini untuk mengajari Salomo kecil mengenal abjad Ibrani dari a (Alef) hingga T (Taw), bukan saja untuk menulis, tetapi untuk perkembangan hidup rohaninya kelak.

Mazmur 119 ini memulai dengan kalimat Ibrani "Ashrei temimei derech" ("Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela"), dan berakhir dengan kalimat Ibrani  “ ki miswoteyka lo sakahti” (Sebab  perintah-perintahMu tidak kulupakan).

Mazmur ini pada intinya merupakan doa orang yang bersukacita dan hidup berdasarkan hukum Taurat Tuhan Pencipta, penyelamat dan Pembebas.

Kepada Salomo Daud tidak saja mengajarkan pengetahuan, tetapi juga hikmat dan iman kepada anaknya bahwa pentingnya menyembah Tuhan Pencipta dan Penyelamat dengan mencintai Perintah-perintah FirmanNya.

Menurut Daud penyembahan dan rasa cinta kita yang mendalam bagi Tuhan, yaitu dengan cara membaca, merenungkan, dan mendoakan Firman-Nya.

Ia mengajarkan bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran hanya bila kasih akan Firman itu bertumbuh dalam diri kita.

Orang yang mencintai Firman Tuhan memiliki hidup yang tentram.

Orang yang demikian akan memiliki damai sejahtera dan kepastian keselamatan dari TUHAN.

Sehingga Raja Daud bukan saja mengajak Salomo kecil, tetapi juga semua orang percaya untuk Hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan jangan menentang apa yang ada di dalamnya karena Firman yang kita baca adalah berasal dari Tuhan.

Berkat yang kita peroleh dari Firman Ini antara lain:

Pertama, Firman Tuhan adalah Kompas Hidup kita. Firman TUHANlah yang menjadi pengatur langkah kehidupan orang percaya.

Sering dalam masyarakat berlaku ungkapan “Anda diam anda aman”.

Orang sering takut menyuarakan kebenaran, karena takut posisinya teracam atau “ditendang keluar”.

Apakah ini rasa aman yang benar, atau rasa aman yang palsu dan sia-sia.

Rasa aman yang bertentangan dengan hati nurani.

Suara kritis dan suara kenabian gereja tenggelam, karena urusan perut manusia.

Tetapi menurut Daud dalam Mazmur 119 ini bahwa ketentraman hidup yang sesungguhnya ia peroleh dengan menjadi pelaksana Firman TUHAN.

Artinya bahwa rasa aman orang percaya tidak bergantung pada manusia, tetapi pada Tuhan itu sendiri.

Sehingga Daud berani berkata: “Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar.

” Kita diselamatkan bukan karena kehebatan manusia, bukan karena kehebatan diri kita, atau orang lain, tetapi karena kita bersandar pada Tuhan dan FirmanNya. 

Pengalaman-pengalaman telah membuktikan bahwa orang-orang yang mengandalkan  TUHAN justru berhasil dan bangkit dari keterpurukan, kejatuhan, malapetaka dan dosa.

Kedua, Firman Tuhan selalu membawa Syalom. Syalom, perasaan damai dan tentram menjadi milik orang yang memiliki kecintaan terhadap Firman TUHAN.

Ketentraman datang dari perenungan mendalam akan ketetapan-ketetapan TUHAN.

Tetapi sebaliknya celakalah orang yang mengabaikan Firman Tuhan.

Perhatikanlah orang-orang yang menyangkali Firman Tuhan, hidup mereka tidak tentram.

Filsuf dan Teolog besar Jerman, yang menyatakan Gott ist Tot (Tuhan sudah mati), justru mati dalam kegilaan.

Seorang Teolog muda Indonesia, dosen salah satu Sekolah Tinggi Teologi di Jakarta, hidupnya tidak tentram dan dipecat oleh sinodenya karena menyangkali kebangkitan Yesus, karena menganggapnya hanya sebagai suatu halusinasi atau ilusi para murid Yesus.

Ketiga, Firman Tuhan adalah Jaminan Keselamatan Dunia dan Akhirat.

Ada jaminan keselamatan dari Tuhan, jika kita tetap berpegang kepada Firmannya.

Orang yang setia kepada Tuhan dan Firmannya tidak akan mudah terombang ambing dalam hidupnya sekarang atau nanti, karena dia memiliki keyakinan dan prinsip yang pasti, bahwa Tuhan menjaga hidupnya sekarang, akan datang, bahkan sampai pada kematiannya. 

Orang yang menyangkali Tuhan dan Firmannya yang tidak mengasihi sesamanya akan menerima hukuman, tetapi sebaliknya yang setia justru akan diselamatkan.

Dalam Matius24:46 dengan tegas Yesus katakan: “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Menurut Yesus orang yang setia kepada Firmannya seperti orang yang minum air mendapatkan kepuasan abadi.

Firman Tuhan adalah air yang menyejukan “dahaga iman” orang Percaya.

Yesus berkata dalam  Yohanes 4:14: “ tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (*)

Berita Terkini