Di Ngada Ada SMA Negeri Paksakan UNBK Meski Fasilitas Tidak Memadai

Penulis: Gordi Donofan
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana siswa SMA Negeri I Riung Barat saat ikut UNBK di Sekolah tersebut di Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada, Senin (1/4/2019).

Di Ngada Ada SMA Negeri Paksakan UNBK Meski Fasilitas Tidak Memadai

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Adalah SMA Negeri I Riung Barat di Kabupaten Ngada.

SMA Negeri ini sudah dirikan sejak tahun 2008 dan tahun 2018/2019 ini merupakan angkatan ke -11 dan juga SMA Negeri ini adalah salah satu sekolah yang berada dipelosok. Sudah 10 angkatan yang tamat dari sekolah ini.

Diangkatan ke-11 ini, SMAN I Riung Barat bertekad kuat untuk menyelenggarakan UNBK perdana.

Meskipun fasilitas pendukung UNBK tidak memadai, pihak sekolah berupaya agar UNBK perdana harus dilaksanakan.

Jumlah siswa kelas XII yang ikut UNBK ada 93 orang dari dua jurusan. Jurusan IPS ada 70 orang dan IPA ada 23 orang.

Kepala SMA Negeri I Riung Barat, Alfons Kolo, S. Pd, mengeluh sejumlah fasilitas. Misalnya sekolah tidak cukup memiliki banyak komputer dan laptop. Terpaksa harus dipinjam dari guru-guru.

Alfons menegaskan adapun alasan lain adakan UNBK agar anak-anak mulai mengenal perangkat lunak dan tidak asing dengan komputer.

Ia juga menegaskan bahwa walaupun masih banyak keterbatasan, namun tekad agar UNBK bisa diwujudkan tetap menjadi prioritas tahun ini.

Hasil dan Klasemen Liga Spanyol, 3 Tim Teratas Menjauh

Yuk Simak! Racikan Khusus Iriana Untuk Pak Jokowi

Pagi Ini Gempa Bumi Terjadi di Wanokaka Ruteng dan Labuan Bajo

Setelah Aksi Mogok, Petugas Kebersihan Kembali Bekerja

"Walaupun banyak kendala, seperti jaringan, laptop masih pinjam dari bapak ibu guru, masih pakai modem, namun saya sebagai Kepsek tetap berusaha supaya UNBK harus dilaksanakan. Hanya dengan perjuangan dan berani memulai dengan apa yang ada pada kami, saya yakin semuanya akan indah. Sebab Tuhan tidak pernah menutup mata," ujar Alfons, kepada POS KUPANG.COM, Senin (1/4/2019).

Ia mengatakan peserta yang mengikuti UNBK ada 93 orang dan ujian dilaksanakan dalam 3 sesi. Satu sesi ada 31 orang.

Sebelum menggelar UNBK, anak-anak sudah melaksanakan dua kali simulasi.

Ia menyebutkan simulasi ini menjadi penting, agar anak-anak diperbiasakan dan juga bisa mengetahui kekurangan lainnya.

"Laptop sekolah 15 unit dan laptop yang dipinjam dari guru-guru ada 16 unit. Semuanya ada 31 unit. Server hanya satu. Kami pakai genset dan kekurangan yang lainya adalah kami tidak memiliki lab untuk ujian UNBK," ungkapnya.

Ia mengharapkan agar Pemerintah jangan hanya membuat kebijakan untuk melaksakan UNBK disekolah. Tapi meski diperhatikan dengan realita dilapangan. Fasilitas dan kondisi dilapangan sangat sulit. Sehingga perlu dipertimbangkan.

Halaman
12

Berita Terkini