Penjabat Sekda Sumba Timur Sebut Apa Yang Dilakukan Camat Umalulu Benar
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU--Penjabat Sekda Sumba Timur Domu Warandoy menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan Camat Umalulu Nanja Ranja Ruwa, SP untuk semua peserta apel jongkok dalam pelaksanaan apel bandera yang berlangsung di SMA Negeri 1 Kambera itu benar.
Domu Warandoy menyampaikan itu, saat dikonfirmasi Wartawan, Jumat (22/3/2019).
Domu juga menjelaskan, Sabtu pekan lalu ia mendapat kiriman video siswi perompuan SMAN negeri 1 Rindi Umalulu yang lagi berkelahi di dekat jembatan. Sehingga ia meminta kepada Camat Umalulu sebagai kepala wilayah untuk mengambil apel di SMA Negeri 1 Rindi Umalulu sehingga mencegah jangan sampai terjadi perkelahian antara orang tua.
"Bahwa memang SMA adalah kewenangan Propinsi, tetapi tanpa ada Kabupaten tidak jadi sebuah Propinsi, begitu juga Nasional, apalagi para siswa adalah rakyat Sumba Timur yang bersekolah di sekolah itu sebagai kewenangan Propinsi,"ungkap Domu.
Karena itu, kata Domu, Senin (18/3/2019) apel dilaksanakan Camat sebagai Inspektur upacara. Usai apel camat menyampaikan kepadanya, ada kejadian tak terduga berupa bandera robek.
• Guru SMAN 1 Rindi Umalulu Merasa Dilecehkan Karena Camat Suruh Jongkok
• Ini Beberapa Temuan Ombudsman Pada Kantor Dinas Dukcapil Kota Kupang
• 3 Berita Terpopuler Pagi Ini - Guru Dikepung Siswa, Pembunuhan Pengusaha Tembakau dan Lucinta Luna
Karena itu Camat mengingat terkait UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang bandera Kebangsaan yang melarang untuk mengibarkan bandera yang robek, sehingga sebagai wujud penghormatan kepada bandera kebangsaan, kemudian saksi undang-undang itu berat maka camat mengajak untuk semua peserta apel jongkok.
"Saya bilang betul itu, kepada siapapun harus menghormati apalagi bandera yang sudah usang begitu tidak boleh di naikan. Karena bandera merah putih ini sampai orang berdarah-darah untuk mendapatkan kemerdekaan ini. Tapi ingat kalau ada yang kurang hati atur baik-baik saja,"ungkap Domu.
Menurut Domu apa yang diberikan oleh camat itu sebagai wujud pembinaan sehingga lain kali diperhatikan dan sebagai bentuk peringatan terkait bandera saat dikibarkan, bukan sebuah hukuman.
Namun, setelah itu mereka melaporkan kepada Bupati sehingga, sehingga ia memanggil Korwas terkait persoalan dan mereka juga menemuinya dan menyampaikan bahwa apa yang dilakukan camat sangat mencederai martabat seorang guru.
"Saya katakan jika mau dipenjara, saya siap dipenjarakan. Penjara itu tidak menyelesaikan persoalan tetapi mengingatkan yang tidak boleh itu lebih baik supaya kamu ingat. Kalau penjara pun tidak ada kembali lagi itu bendera terobek kecuali beli baru dan proses hukum pun tidak akan kembali lagi orang yang jongkok itu,"ungkap Domu.
Domu juga mengatakan jika ingin proses hukum camat silahkan, tapi camat juga akan lapor juga yang mengibarkan bandera robek. Dan jika dilihat nanti juga perwira upacara yang bertanggungjawab bukan Inspektur upacara.
"Saya omong ini bukan karena camat saya punya camat tetapi ini sebagai bentuk warga negara yang baik, dalam jongkok itu juga tidak semua jongkok,"kata Domu.
Domu juga saat itu menyarankan agar Kepala Sekolah kembali dan melakukan pertemuan di sekolah. Lihat akar masalahnya kalau tidak ada bandera tidak tarobek maka camat tidak mungkin suruh jongkok dan hormat bandera. Sehingga kedua bela pihak saling memaafkan dan menyesaikan permasalahan ini dengan baik.
Ia juga meminta Korwas untuk memimpin pertemuan untuk menyelasaikan persoalan itu, namun hingga kini Korwas tak juga muncul, sehingga hasilnya bagaimana ia tidak mengetahui. Namun, kemudian ia lihat di Medsos sudah demo.
• Ini Beberapa Temuan Ombudsman Pada Kantor Dinas Dukcapil Kota Kupang
• Niat dan Tata Cara Sholat Hajat, Keutamaan: Diampuni Dosa, Hajat Dikabulkan Allah SWT
Menurut Domu, demo itu tidak menyelesaikan masalah. Domu juga sudah menelpon Kadis Pendidikan NTT terkait persoalan itu dan jawaban Kadis Pendidikan NTT tidak menyetujui jika menyelesaikan persoalan itu dengan demonstrasi di jam kerja atau jam sekolah.
"Mereka demo juga saya dengar tidak ada ijin. Selain itu boleh melibatkan orang lain dalam demo, tapi guru tidak boleh demo disaat jam sekolah,"kata Domu.
Domu juga mengatakan, jika ia punya pegawai di Daerah, maka ia panggil dan menegur terkait apa yang dilakukan para guru itu, namun ini tergantung Kadis Pendidikan NTT.
"Camat juga saya sampaikan sesungguhnya kamu lakukan karena undang-undang, tetapi lain kali kalau ada kejadian begitu harus selektif sedikit. Tapi kalau ada informasi bahwa harus berhentikan camat dan kalau semua orang demo berhentikan camat, habis ini camat,"ungkap Domu.
Sementara itu terkait permintaan terhadap Pemda Sumba Timur untuk melakukan mediasi, Kata Domu mereka tidak menghargai karena kewenangan propinsi, padahal jika mereka menghargai maka Domu siap melakukan mediasi. Selain itu, permintaan camat dibina, kata Domu mana bisa camat dibina kalau tidak ada akar masalah.
"Jika camat, kalau dia lakukan itu tanpa ada persoalan, saya laporkan bupati untuk berhentikan dia. Tetapi ini camat melakukan itu karena tindakan nyata sebagai bentuk penghormatan, sehingga menyelasaikan persoalan dengan mencari akar masalah,"ungkap Domu.
• SESAAT LAGI, Live Streaming Moldova Vs Prancis Kualifikasi Euro 2020, Ini Prediksinya!
• Peringatan Dini Hari Ini, Waspada Potensi Gelombang Tinggi di Dua Wilayah Perairan NTT
Menurut Domu, kepedulian alumni yang juga ia tahu sebagai seorang Caleg boleh-boleh saja, tetapi Alumni ini tidak ada saat apel dan tidak tahu kronologisnya dan ia masuk saja melakukan demo dengan hanya mendengar informasi sepihak.
"Saya kira ini hanya memecah belahkan persatuan dengan ikut masuk hanya mendengar informasi sepihak. Sebenarnya ini tidak boleh, apalagi menjelang Pemilu dan orasi mengatakan seorang alumni lalu dia seorang Caleg, sudahlah,"ungkap Domu.
Domu menduga dengan ikutnya para alumni dalam aksi demo ini ada kepentingan tertentu yang dibungkus di dalamnya. Sehingga ia mencermati dan tidak serta merta mencopot camat dari jabatanya, tetapi melihat akar masalahnya.
Terkait Alumni dengan mempersoalan Karena ada ibu guru hamil juga ikut jongkok, Domu mengatakan itu merupakan rasa terpanggil untuk ikut jongkok, karena camat mengajak mari kita beri penghormatan.
"Apakah waktu itu ketika ada yang tidak jongkok camat pukul, tidak ada. Tetapi jika merasa terpanggil karena bandera adalah jiwa raga bangsa ini,"imbuhnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)