Program Studi Matematika Uniflor Ende Peduli Sampah, Ini Bentuk Kegiatannya

Penulis: Romualdus Pius
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO BERSAMA/Para peserta pelatihan berfoto bersama,Minggu (17/3/2019).

Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Romualdus Pius

POS-KUPANG.COM,ENDE---Program Studi Matematika, Universitas Flores (Uniflor) Ende pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) melakukan kegiatan pelatihan kelompok anak cinta lingkungan Kabupaten Ende, Minggu (17/3/2019) di Markas Anak Cinta Lingkungan (Acil) Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende.

Kegiatan bertema pelatihan kelompok anak cinta lingkungan Kabupaten Ende dalam pengelolaan limbah organik dan anorganik berbasis 3 R untuk mengesklasi nilai ekonomis barang sebagai bekal wirausaha mandiri digelar atas kerjasama antara Acil dan Program Studi Matematika, Universitas Flores (Uniflor) Ende dan didukung oleh Ristekdikti RI.

Menurut Lely Suryani selaku pengusul program mengatakan pelaksanaan pelatihan tersebut melibatkan anak-anak Acil dan mahasiswa Uniflor Ende serta PPK Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende.

Keterlibatan masyarakat dirasa penting sehingga bisa terbangun kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Lely mengatakan tingkat bahaya limbah tergantung dari jenis limbah tersebut oleh karena itu untuk menanggulangi hal tersebut perlu adanya penanggulangan khusus terhadap keberadaan limbah itu sendiri.

Kalahkan Lewis Hamilton, Valtteri Bottas juarai GP Australia

Wolves vs Man United Skor 2-1, Pelatih Setan Merah Murka Lagi

Salah satunya yaitu dengan cara 3 R, resue, reduce dan recycle. Untuk mempermudah proses daur ulang dan pemenfatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah pemisahan, penyimpanan limbah pengiriman atau penjualan,ujar Lely.

Menurut Lely selama ini hanya sedikit orang saja yang memenfaatkan barang bekas. Padahal, jika mau untuk memenfatkan barang bekas bisa menjadi sumber penghasilan karena barang bekas tersebut bisa dimenfaatkan menjadi barang kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi.

“Sudah seharusnya untuk menangani limbah, kita harus mulai membangun kesadaran masyarakat dari lingkungan yang menghasilkan limbah itu sendri,yaitu rumah tangga.

Dengan mengajarkan lingkungan kita bagaimana cara memenfaatkan barang bekas hasil limbah rumah tangga, setidaknya akan dapat mengurangi limbah itu sendiri. Dan dapat menjadikan mereka orang yang lebih kreatif, inofatif dan berfikir positif tentang memperbaiki lingkungan kita,”kata Lely.

“Selain itu limbah itu sendiri dapat kita menfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis bagi kita,”ujarnya.

“Bumi adalah rumah kita, itu dulu karena sekarang rumah kita sudah tidak sehat lagi. Iru karena akhir-akhir ini jumlah limbah sangat meningkat, dan ini menyebabkan dampak negatif cukup kepada lingkungan,”kata Lely.
Lely mengatakan bahwa limbah adalah badan atau zat cukup buruk pada lingkungan yang dibuang setelah proses kegiatan manusia.

Lingkungan mempunyai batas toleransi,apabila limbah sudah melebihi ambang batas toleransinya, maka kesimbangan lingkungan akan terganggu. Hal ini akan berdampaj negatif pada lingkungan dan akan mengganggu kesehatan manusia dan hewan,ujar Lely. 

Sambut Baik
Lurah Tetandara,Anwar Hama, SH mengatakan pihaknya menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan pengelolaan barang-barang bekas pakai menjadi bahan yang bernilai ekonomi karena dengan demikian selain bisa mengurangi volume sampah yang ada di sekitar tempat tinggal juga bisa membawa dampak ekonomi bagi masyarakat.

Anwar berharap agar kegiatan tersebut bisa terus berlanjut di masa mendatang tidak berhenti pada saat pembukaan atau kegiatan awal saja.

Anwar mengatakan sebagai lurah pihaknya mengharapkan kepada masyarakat di Kelurahan Tetandara untuk lebih peduli dengan keberadaan lingkungan tempat tinggal dengan tidak membuang sampah di sembarangan tempat. (*)


Berita Terkini