Sebelum Gantung Diri, Pemuda TTS Unggah 5 Video Pendeta Gilbert Lumoindong

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Okber Gantung Diri

Sebelum Tewas Gantung Diri, Pemuda TTS Unggah 5 Video Pendetan Gilbert Lumoindong, apa kaitannya?

POS-KUPANG.COM - Unggahan status FB pemuda TTS yang ditemukan mamanya telah tewas gantung diri ini sungguh mengharukan.

Pemuda asal Fatumnasi, Kabupaten Timur Tengah Selatan itu bernama Okber Riwu Djara (28).

Okber mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Jasadnya ditemukan ibunya, Wendi Oematan, dalam keadaan tergantung dengan seutas tali nilon di lehernya, Sabtu (2/2/2019) malam.

"Saya datang ke rumah itu maksudnya mau kasih menyalah lampu rumah karena sudah malam," kata Wendi.

"Tetapi belum sempat kasih menyalah lampu saya lihat ada sosok pria dalam posisi tergantung yang ternyata anak kandung saya sendiri. Akhirnya saya keluar kembali sambil menagis," ujar Wendi.

Apa penyebab Okber Gantung Diri

Penyebab Okber gantung diri  belum ada kejelasan. Tapi kematian Okber dipastikan Polisi lantaran bunuh diri.

POS-KUPANG.COM menelusuri akun Facebook Okber Riwu Djara, Senin (4/2/2019) malam.

Okber Riwu Djara memiliki akun Facebook bernama Okber Okber.

Sebelum kematian menjemputnya, Okber Riwu Djara, sempat mengunggah postingan bernuansa agamis di Facebooknya.

Ada juga berupa pesan walau tidak secara langsung disampaikan.

Postingan terakhirnya di FB itu dibuat pada 19 Desember 2018.

Okber membagikan sebuah video dan menulis dirinya merasa bersyukur.

Video itu adalah video khutbah Pendeta Gilbert Lumoindong, di Biak, Papua, Indonesia.

Judul video itu adalah Hamba Tuhan, Makanan Rohani 1 Menit, Kerendahan hati, mengalah dan sabar.

Ada sekitar 5 video Pendeta Gilbert yang dibagikan Okber.

Selain video-video pendeta Gilbert, ada juga postingan lain yang diunggah Okber.

Berikut beberapa di antaranya.

Pada 18 Desember 2018, Okber mengutip Amsal 23 : 17.

"Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa," tulis Okber.

Di hari yang sama, Okber juga menulis sesuatu.

"Benar di mata manusia, belum tentu benar di mata Tuhan. Buruk di mata manusia, belum tentu buruk di mata Tuhan," tulisnya.

"Kita lihat saja sapa yang tumbang dluan," tulisnya lagi.

Postingan terkait dengan siapa yang tumbang duluan ini, adalah keterangan dari sebuah kutipan yang dibagikan Okber berjudul KARMA.

Inspirasi Keluarga Sehat

13 Desember 2018

KARMA...

Siapa yang berani menggali lubang, maka harus siap untuk jatuh ke dalamnya.

Ingat karma itu ada.

Orang yang menyakitimu adalah orang yang siap menerima kesakitan yang lebih dari kesakitanmu di suatu hari nanti.

Kau bisa bersembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu.

Kau bisa saja bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu.

Karma adalah cara Tuhan untuk menyadarkan bahwa seseorang yang baik itu tidak boleh disakiti

Apa yang kau tanam, maka itulah yang akan kau petik. Ingat, karma tak pernah salah alamat.

Rahayu?

Empat hari sebelumnya, Okber mengunggah Markus 11: 24.

"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Aminnnn," tulis Okber.

Pada 9 Desember, Okber merasa bersyukur.

Ia mengutip Matius 25:13, dengan postingan foto dirinya dan seorang perempuan di belakangnya.

"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya," tulis Okber.

* Pendeta Gilbert Lumlundong

Mengutip wikipedia, Gilbert Lumoindong lahir di Jakarta, 26 Desember 1966.

Umur 52 tahun. Ia merupakan seorang pendeta asal Indonesia.

Ia terkenal sebagai salah satu pembawa acara "Penyegaran Rohani Agama Kristen" di RCTI pada tahun 1992-1997.

Saat masih kecil, Gilbert sempat mengalami sakit saraf yang ia derita sampai usia 10 tahun sebelum kemudian ia sembuh dan memutuskan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Pada usia 17 tahun Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.

Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada tahun 1990.

Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.

Gilbert sempat menjadi ketua GO Studio Jakarta pada tahun 1993 sampai 1997, dan juga ia sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia, sebelum akhirnya ia memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.

Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar 18.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre.

Sementara itu, tubuh Okber ditemukan Wendi saat hendak menyalakan lampu.

Dalam keadaan syok, Wendi keluar dari rumah almarhum kakaknya dengan berlinang air mata.

Wendi berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Sesampainya di rumah, sambil menangis ia memberitahukan peristiwa tragis tersebut kepada sang suami, Ruben Riwu Djara.

Tangis histeris Wendi menarik perhatian masyarakat yang terus berdatang ke lokasi kejadian.

Bersama masyarakat yang datang, Ruben bergerak menuju lokasi dimana sang anak nekad melakukan aksi gantung diri.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian Polsek Kapan.

Dari hasil olah TKP dan visum yang dilakukan dokter dari Puskesmas Fatumnasi diketahui korban murni meninggal akibat bunuh.

Hal ini ditunjukan dengan adanya sperma yang keluar dari alat kelamin korban, adanya luka lebam pada leher korban akibat militan tali nilon dan lidah korban menjulur keluar.

Selain itu, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik.

"Kita sudah jelaskan semuanya kepada keluarga korban, dan keluarga menerima kematian korban disebabkan murni karena gantung diri," kata Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Jamari, SH MH.

"Keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi sehingga jenazah korban langsung dibawah ke rumah duka guna disemayamkan," ujarnya. (POS KUPANG/NOVEMY LEO/DION KOTA)
 
 

Berita Terkini