Berita NTT Terkini

Kasus DBD Sumba Timur Meningkat, Dominggus Mere Kemukakan Penyebabnya

Penulis: Lamawuran
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT drg. Dominikus Minggu Mere, M.Kes di ruang kerjanya. Gambar diambil Kamis (17/1/2019).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) makin meningkat. Di Kabupaten Sumba Timur, sampai dengan hari Selasa (22/1/2019), kasusnya telah mencapai angka 76 penderita.

"Di Kabupaten Sumba Timur sampai dengan kemarin kasusnya ada 76 penderita, yang meninggal 2 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT drg. Dominggus Minggu Mere, M.Kes kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Rabu (23/1/2019).

Dia menjelaskan, hampir semua kasus DBD dikarenakan pergantian musim.

"Alasannya karena pergantian musim. Awal musim penghujan dan akhir musim kemarau, dan ini harus kita blokir bersama. Sekarang kan di mana-mana terjadi perubahan cuaca lingkungan," katanya.

Mengenai jumlah kasus per kabupaten, dirinya mengatakan saat ini semua timnya masih memantau kondisi di lapangan, sehingga belum terangkum semua data penderita per kabupaten.

Kasus Sebelumnya

Kasus DBD pada awal tahun 2019 meningkat signifikan. Dari laporan per 16 Januari 2019, Dominikus memberikan perincian.

Satu Orang Pasien DBD di RSUD Bajawa Meninggal Dunia

"Kabupaten Sumba Timur ada 30 penderita, Sumba Barat 98 orang, Nagekeo 3, Malaka 6, Manggarai Barat 112, Belu 4, TTS 20, Flotim 2, Kota Kupang 33, Ngada 10 orang," bebernya kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (17/1/2019) lalu.

"Kabupaten TTU 5 penderita, Ende 22 orang, Sikka 12, Kabupaten Kupang 10, Sumba Tengah 11, Manggarai Timur 9," imbuhnya.

Khusus di Kabupaten Manggarai Barat, sambungnya, kasus DBD ini terus meningkat.

"Berkaitan dengan perkembangan DBD, kasus tahun 2018 berjumlah 279 penderita untuk Manggarai Barat. Itu sampai bulan November dengan kematian 3 orang. Ini meningkat pada bulan Desember 2018 yakni 539 orang dengan kematian 5 orang. Nah, khusus 2019, bertambah lagi 112 orang dari 1 sampai dengan 11 Januari," kata Dominggus. (*)

Berita Terkini