Ustadz Adi Hidayat Singgung Tarif Ceramah, Bandingan Dengan Ustadz Abdul Somad, Aa Gym

Editor: Hasyim Ashari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Abdul Somad

Ustadz Adi Hidayat Singgung Tarif Ceramah, Bandingan Dengan Ustadz Abdul Somad, Aa Gym, Mama Dedeh

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Mengundang seorang penceramah ke suatu acara tentu bukan perkara yang mudah.

Ada syarat yang umumnya harus dipenuhi.

Selain mengatur soal jadwal, yang paling umum diberikan adalah bayaran.

Nah, berapa bayaran yang diminta para penceramah kondang tanah air seperti Aa Gym, Ustad

Adi Hidayat, Ustad Abdul Somad hingga Mama Dedeh.

Bangkapos.com sudah merangkumnya di bawah ini.

Dalam sebuah video yang diunggah akun @kajian_uah, Ustad Adi Hidayat menjelaskan masalah ini.

Dakwah tarifnya berapa? saya paling tidak suka, kalau boleh saya katakan saya paling benci
jika ada seorang yang mengatakan berapa tarif mengundang ustad Adi

saya tegaskan hari ini, saya tidak punya tarif, kalau perlu anda tidak usah bayar
gak ada tiket saya datang sendiri, saya beli tiketnya, sepanjang Allah berikan tegas kepada saya, saya yakin allah pasti berikan kelngkpanya

saya lebih suka antum teman-teman belikan yang mau kasih amplop belikan makanan supaya semua jamaah mendapatkan kenyamanan

dibadingkan antum sibuk mencari sesuatu menjerumuskan ustadnya

demi Allah saya katakan teman-teman jangan terjebak yang seperti ini, ini begitu datang, ini
nyang paling berbahaya, datyang ngamplop, sana-sini

begitu melihat isi amplop disitulah penyakit muncu;l dalam jiaw

yang bahayanya ketika guru yang pasang tarif melihat isi tarifnya maka ilmunya akan setara dengan kadar amplopnya

Ustadz Abdul Somad

Sebagian jamaah di Indonesia kini sedang menggandrungi Ustadz Abdul Somad Lc MA (40), seorang dai kondang yang jenaka.

Mereka yang menggandrungi Ustadz Somad, mendengarkan ceramahnya secara langsung dari mimbar maupun melalui media sosial.

Sangat mudah menemukan ceramah lengkap maupun potongan ceramah beliau pada situs berbagi video YouTube.

Julukan Dai Sejuta Views melekat padanya. Saking banyaknya pengunjung saat video ceramahnya diiunggah di akun berbagi video Youtube.com.

Dalam ceramahnya, pendakwah dan ulama asal Pekanbaru, Riau ini sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu hadits dan Ilmu fikih.

Selain itu, ia juga banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.

Ulasan yang cerdas dan lugas, ditambah lagi dengan keahlian dalam merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah Ustadz Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.

Kajian-kajiannya yang tajam dan menarik membuat banyak orang suka ceramah atau tausiahnya.

Di tengah kesibukannya sebagai dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, Ustadz Somad kini harus keliling Indonesia menghadiri berbagai macam undangan.

Entah berapa undangan beliau yang dipenuhi dalam sehari, seminggu, atau sebulan.

Apakah anda punya niat mengundang beliau dalam waktu dekat ini?

Jika ya, mungkin jadi pertanyaan selanjutnya adalah, berapa sih tarif beliau sekali diundang atau apa saja syarat dipenuhi untuk mengundangnya?

Sudah menjadi rahasia umum jika sebagia penceramah kondang memasang tarif mahal dan berbagai syarat lain ketika hendak diundang.

Akibatnya, tak jarang terdengar rumor jika ada undangan ditolak atau batal dihari sang penceramah gara-gara tak deal soal berapa harus dibayar.

Namun, bagaimana dengan Ustadz Somad?

"Apakah pihak Ustadz Somad menentukan nominal tarif untuk undangan ceramah?"

Demikian pertanyaan yang ditulis seseorang pada selembar kertas yang dibacakan Ustadz Somad di hadapan para jamaah saat menghadiri undangan organisasi kemasyarakatan Islam.

Lalu apa jawaban Ustadz Somad?

"Sampai sekarang, belum lagi. Sebelum saya tentukan (tarif) ini, undanglah. Tapi kalau saya sudah tentukan (tarif), payahlah yang ngundang," kata dia disambut tawa jamaah.
Hingga saat ini, dia mengaku tak pernah memasang tarif saat diundang.

Dirinya malah senang ketika banyak yang mengundang.

Selanjutnya, ada juga pertanyaan yang sepertinya bukaan dari jamaah di hadapannya, saat itu.
Pertanyaannya adalah soal fasilitas ketika diundang.

"Ustadz Somad, katanya kalau penceramah ini diundang minta tiket pesawatnya 3, harus kelas eksekutif, harus Garuda, Lion tak mau karena delay," demikian pertanyaan itu yang keluar langsung dari mulut ustadz alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir dan Institut Dar Al-Hadits Al-Hassania, Maroko tersebut.

Lalu dia menjawab.

"Saya ndak. Mau aja orang mengundang kita menyampaikan ayat-ayat Allah ini, alhamdulillah. Mestinya kita yang datang. Lalu dia bawa kita. Mestinya saya datang ke rumah ini, tapi kemudian diundang keluarga besar Hidayatullah, alhamdulillah."

Pada kesempatan itu, Ustadz Somad menyindir sebagian dai yang dikontrak stasiun televisi.
Berbeda dengan dirinya yang hingga kini memilih tak masuk tivi.

"Insya Allah, saya tak masuk tivi. Ustadz Abdul Somad akan kami kontrak sekian episode. Aku tak mau kontrak, nanti saya jadi lelaki kontrakan," kata dia.

Lanjut, "Kalau kebetulan saya ke Jakarta, kalian mau ajak saya (ceramah) subuh karena subuh kosong, kalian jemput saya ke hotel, oke.

Ustadz Somad mengaku enggan dikontrak stasiun televisi karena dirinya tak suka diatur-atur dalam ceraham.

Terlebih lagi harus di-makeup pihak tertentu.

"Tapi, kalau saya dikontrak, pakai pakaian begini, harus di-makeup oleh bencong, nanti tangannya harus begini, begini, aku tak bisa dibuat-buat gayanya. Kalau kalian mau ikut gayaku, ikut aku. Tak mau? Ya, usah. cari yang lain."

KH Abdullah Gymnastiar

Pada situs ensiklopedia, Wikipedia.org, termuat tarif dakwah dai kondang Abdullah Gymnastiar.

Pada tahun 2002 atau 18 tahun lalu, tulis Wikipedia.org, "Tarif siarnya untuk berdakwah bisa mencapai USD 100.000 per jam pada bulan Ramadhan, dan penampilannya menjadi rebutan stasiun-stasiun TV."

Pada tahun 2002, nilai tukar rupiah terhadap 1 dollar Amerika Serikat mencapai Rp 9.260.
Tarif itu kemudian dikritik aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar-Abdalla.
Menurut Ulil, AA Gym, sapaan Abdullah Gymnastiar, telah memosisikan dirinya bak penyanyi papan atas.

Namun, tokoh Nahdlatul Ulama, Solahuddin Wahid atau Gus Solah membela Aa Gym.

Gus Solah berpendapat bahwa kekuatan Aa Gym terletak pada ketulusannya.

Mama Dedeh

Pada tahun 2013 lalu, seorang netizen di twitter @jajang_jahroni, mengungkapkan berapa bayaran Dedeh Rosidah Syarifudin alias Mamah Dedeh.

Jajang yang saat itu adalah mahasiswa program doktor pada Boston University itu menyebut biaya Mamah Dedeh setiap ceramah Rp 40 juta.

"Berapa tarif Mamah Dedeh untuk sekali ceramah? 40 jt. Ustadz Uje 25 jt, Ustadz Maulana 25 jt," kicau Jajang melalui akunnya pada Twitter.

Mamah Dedeh pernah mengaku pekerjaannya sebagai penceramah pernah dijadikan ajang bisnis oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

"Yang tanda tangan Rp 80 juta, yang kita terima cuma Rp 30 juta. Saya juga pernah tanda tangan Rp 25 juta dikasih cuma Rp 1 juta. Padahal saya tahu pendapatan dari tiket saja sangat besar," ujarnya Agustus 2013 lalu.

Ustadz Nur Maulana

Ustadz Muhammad Nur Maulana menolak memasang tarif saat memberikan ceramah kepada jamaah muslim yang mengundangnya.

Menurutnya, para gurunya di pesantren telah mengharamkan bagi seorang dai yang memasang tarif.

Fenomena yang terjadi saat ini, ada sejumlah dai kondang yang tiba-tiba terkenal.

Namun dalam perjalanannya mereka memasang standar tarif yang cukup tinggi.

Hal ini juga dipermasalahkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Saya adalah dai pesantren. Saat berdakwah saya diharamkan untuk memasang tarif. Alhamdulillah sampai sekarang masih bisa berdakwah," kata Ustaz Maulana kepada Tribunnews.com di sela peluncuran "Layanan Telkomsel Haji 2013", Rabu (21/8/2013).

Namun demikian, Nur Maulana menyatakan tidak akan berkomentar mengenai dai yang memasang tarif tersebut.

Menurutnya, hal itu terserah pada dai yang bersangkutan. Dia menceritakan, di semua pesantren yang ada, seorang dai dilarang memasang tarif saat akan berceramah.

Demikian pula di pesantren tempat dia belajar dahulu yaitu Pesantren Annahdah, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Itu (dakwah) adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan, jadi tanpa dibayar pun kita harus lakukan," ujarnya.

Meski tidak pernah memasang tarif, Maulana mengaku bersyukur karena dakwah yang dilakukan hingga sekarang lancar terus.

Artikel ini telah tayang di bangkapost.com dengan judul Berapa Tarif Mengundang Ustad Adi Hidayat, Bandingan Dengan Ustad Abdul Somad, Aa Gym dan Mama Dedeh

Berita Terkini