Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG-Ketua Koperasi Sekunder Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Arabika Flores Bajawa (Koperasi Sekunder MPIG-AFB), Albertus Gua, yang diwawancarai melalui telepon, Senin (4/11/2018) mengatakan, dari lima koperasi primer ini ada 1.080 petani yang masuk sebagai anggota dan setiap koperasi sudah memiliki unit pengolahan.
Ia menyatakan, koperasi tidak ekspor kopi secara langsung. "Kami sudah melakukan kerja sama dengan PT Indocom sejak tahun 2015. Kami jual dalam bentuk HS Basah," ujarnya.
Baca: Ini Komitmen Perwakilan BI NTT Terhadap UMKM Kopi Untuk Kawal Kualitas Produk
Baca: UMKM Kopi Binaan BI Kerja Sama Indokom Jual Satu Juta Liter Kopi HS Basah Kopi
Albertus menjelaskan, HS Basah yang dijual tahun 2015 sekitar 800 ribu liter dengan nilai sekitar Rp 8 miliar.
Tahun 2016 sekitar 700 ribu liter dengan nilai sekitar Rp 7 miliar dan tahun 2017 sedikit saja yang dijual karena produksi kopi petani menurun hanya sekitar 10 persen akibat dari cuaca.
Baca: Sesi Pertama Tes CPNS 100 Orang, Tidak Ada yang Lolos
"Selama ini kami belum bisa memenuhi permintaan dari PT Indocom. Mudah-mudahan tahun depan bisa mencapai satu juta liter HS Basah" ungkapnya.
Koperasi, lanjut Albertus, sudah bekerja sama dengan perusahaan lain yakni PT MTC yang membeli dalam bentuk HS kering mulai tahun 2016 dan setiap tahun ada peningkatan penjualan.
Untuk tahun 2018, penjualan HS kering dengan harga Rp 58. 500 sudah mencapai nilai sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan HS basah nilai penjualan sekitar Rp 3 miliar.
Albertus mengatakan, kesulitan yang dihadapi koperasi modal kerja yang terbatas. "Kendala kami modal kerja. Produk kopi mencukupi untuk volume yang diproses koperasi, hanya mendapatkan sumber komoditas butuh uang fresh. Inilah kesulitan kami," ungkapnya. (*)