Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Dion Kota
POS-KUPANG.COM|SOE – Kepala dinas pengendalian pendudukan dan keluarga berencana (P2KB), Rongki Manbait menegaskan pembentukan kampung KB tidak hanya berbicara tentang alat kontrasepsi agar anak cukup dua.
Pembentukan kampung KB bertujuan untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia dan infrastruktur di suatu desa agar menjadi contoh bagi desa lainnya.
Hal ini diungkapkan Rongki saat memberikan sosialisasi terkait pembentukan kampung KB di Desa Oenbesi, Kecamatan Mollo Utara, Selasa ( 9/10/2018) di kantor desa setempat.
Hadir dalam kesempatan ini, Anggota DPRD TTS, Zadrak Pah, Sefrit Nau, Kepala Desa Oenbesi, Nimrot Oematan dan puluhan warga Desa Oenbesi.
Ia mengatakan, di dalam kampung KB, pemerintah tidak hanya fokus untuk menekan angka kelahiran di Desa Oenbesi, tetapi juga bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengendalikan jumlah pendudukan.
Untuk itu, dalam kampung KB digelar program seperti generasi KB, Pokja pendidikan, Pokja bina usaha, bina balita, bina remaja dan bina lansia. Selain itu, pemerintah juga membantu mengatasi persoalan infrastruktur yang selama ini menjadi persoalan di desa setempat.
" Beban ekonomi satu keluarga dengan delapan orang anak tentunya cukup berat. Hal ini akan berdampak pada kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak-anak. Hal inilah menjadi penyebab utama kenapa kualitas sumber daya manusia masih rendah. Oleh sebab itu, dengan pengendalian angka kelahiran, kita berusaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu dari sisi ekonomi, ada pembinaan terhadap kelompok usaha agar keluarga memiliki kemampuan ekonomi yang baik," ungkapnya.
Setelah dicanangkan kampung KB pada tahun 2015 lalu, angka kelahiran di TTS bisa ditekan. Sebelumnya, di bawah tahun 2014, jumlah anak pasangan sumber di TTS berada di angka empat ke atas. Namun, setelah dicanangkan kampung KB, angka kelahiran anak usia subur berada di angka 2,5 hingga 3.
" Dulu, sebelum tahun 2015, satu keluarga memiliki anak lebih dari empat. Sekarang, pasangan usia subur hanya menginginkan anak 2 sampai 3 orang anak. Hal ini menunjukan jika pembentukan kampung KB di Kabupaten TTS cukup berhasil karena berhasil menekan angka kelahiran. Saat ini, kita dorong peningkatan di bidang kualitas SDM dan ekonomi keluarga," ujarnya.
Anggota DPRD TTS, Zadrak Pah dan Sefrit Nau mengatakan, Masyarakat Desa Oenbesi harus bersyukur karena Desa Oenbesi menjadi satu dari 32 Desa di TTS yang sudah ditetapkan menjadi Kampung KB. Penetapan kampung KB memiliki dampak yang sangat besar untuk suatu desa.
Pasalnya, dengan penetapan kampung KB, pemerintah pusat, propinsi dan daerah diharus memberikan perhatian lebih kepada Desa Kampung KB. Pemerintah harus memperhatikan masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kampung KB.
" Desa Oenbesi akan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Persoalan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi akan diselesaikan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Oenbesi. Pasalnya, Desa Oenbesi akan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di kabupaten TTS, " jelas keduanya. (*)