Berita Traveling

7 Destinasi Ekstrem di NTT yang Wajib Kamu Kunjungi, Nomor 5 Bikin Deg-Degan Guys!

Editor: Bebet I Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

7 Destinasi Ekstrem di NTT yang Harus Kamu Kunjungi, Nomor 5 Bikin Deg-Degan Guys!

Laporan Edita Teres Kurnia, Sahabat Pos-Kupang.com

POS-KUPANG.COM - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai potensi wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya.

Bahkan tidak sedikit di antaranya terbilang sangat ekstrem, yang memiliki daya tarik luar biasa bagi wisatawan mancanegara dan domestik.

Berikut ini tujuh destinasi wisata yang terbilang ekstrem itu.

Dapatkan 22 Destinasi Internasional dan 69 Destinasi Domestik dari Kupang di GATF 2018

7 Destinasi Wisata di Pulau Sumba yang Wajib Kamu Kunjungi, Uniknya Pantai Mbawana 

Inilah 5 Destinasi Pariwisata di Ende yang Wajib Kamu Kunjungi!

10 Destinasi Wisata yang Menghebohkan Kaum Milinial, Kamu Pernah ke Sini?

1. Air Terjun Tanggedu

Air Terjun Tanggedu, Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, NTT (http://www.theeastsumba.com/2018/07/air-terjun-tanggedu.html)
Air terjun Tanggedu (https://www.tripzilla.id/wisata-sumba-timur/9666)

Keindahan alamnya yang memukau dan masih asri dan terjaga karena terhindar dari jangkauan tangan-tangan jahil, membuat Air Terjun Tanggedu ini awet keindahannya.

Airnya yang bersih bening kebiru-biruan membuat air terjun ini indah luar biasa. Debit air yang cukup deras menggoda sekali untuk melakukan body rafting atau tubing di sini.

Terlebih, air sungai di sini tidak terlalu dalam, sehingga cukup apik untuk melakukan aksi seru tersebut.

Namun, untuk melakukan lompatan ekstrem itu, kamu harus pastikan dulu titik kedalaman air sungai atau kolam yang berada persis di bawah air terjun tersebut.

Kalau tidak terlalu dalam, sepertinya perlu dipikir-pikirkan lagi, bro.

Oleh karena itu, tidak sedikit para petualang yang mengabadikan momen seru mereka di sini, yang berlatar belakang relief tebing tersebut.

Jarak menuju Air Terjun Tanggedu memang terbilang jauh, kondisi jalannya pun belum cukup baik, berjarak sekitar 45 km dari Kota Waingapu, Sumba Timur, Pulau Sumba, bisa kamu tempuh menggunakan roda dua atau pun roda empat.

Akses jalanan menuju Air Terjun Tanggedu memang belum begitu baik dan mulus. Kendaraan yang kamu bawa harus diparkirkan di rumah warga Desa Tanggedu.

Perjalanan sepanjang 2,5 km pun dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui Mondu dan Kampung Adat Painatang. Untuk masuk ke dalam, kamu juga cukup membayar tiket seharga Rp 2 ribu.

Enggak perlu khawatir kalau kamu lapar dan haus, ada deretan warga penjual makanan dan air kelapa muda di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun.

2. Pantai Lasiana Kupang

Pantai Lasiana Kupang (https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pantai-lasiana-wisata-pantai-unggulan-kota-kupang)
Pantai Lasiana Kupang (http://surabaya.tribunnews.com/2016/08/09/pemerintah-provinsi-ntt-gelar-kompetisi-berburu-buaya-berhadiah-uang-jutaan-rupiah)

Dikenal sebagai kota yang panas dan kering, Kupang ternyata memiliki beberapa jajaran pantai yang dapat dijadikan alternatif wisata karena letaknya yang berada dekat dengan pusat kota. Salah satunya adalah Pantai Lasiana yang mulai dibuka sebagai obyek wisata untuk umum.

Pantai Lasiana yang berlokasi di Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima,  Kota Kupang, NTT ini berjarak sekitar 12 km ke arah timur dari pusat Kota Kupang. Pantai ini menjadi alternatif wisata andalan masyarakat.

Pengunjung dipungut tiket masuk  2.000 rupiah per-orangnya dan biaya tambahan untuk parkir 1.000 rupiah untuk sepeda motor dan 3.000 rupiah untuk mobil/ roda empat.

Pantai Lasiana dengan luas 3,5 hektar ini dihiasi oleh sekitar 65 pohon kelapa dan 230 pohon lontar yang berjajar di sepanjang hamparan pasir putih pantai ini.

Ditambah dengan gulungan ombaknya yang tidak terlalu besar, menjadikan suasana di sekitar pantai terasa sejuk dan asri.

Perpaduan pasir putih dan birunya laut pun makin menambah keelokan Pantai Lasiana.

Indahnya pesona sunset di Pantai Lasiana, Kupang, NTT (Pos Kupang)

Namun jika Anda ingin berenang atau menikmati ombak, sepertinya perlu dipikirkan lagi. Pasalnya, menurut Kepala Operasi Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur, Danang Suryana, tercatat 34 warga Kota dan Kabupaten Kupang tewas diterkam buaya muara sejak 2011 sampai Juli 2016.

Danang mengatakan, buaya masih nampak hilir mudik di perairan Pantai Nunsui dan Lasiana. Bahkan baru-baru ini, seekor buaya muara berukuran besar ditemukan sedang berjemur di Pantai Lasiana.

Buaya itu gagal ditangkap oleh petugas BKSDA NTT, karena keterlambatan kapal tangkapan dan kerumunan warga yang hendak menyaksikan buaya itu. Alhasil buaya kabur kembali ke dalam laut.

Danang mengingatkan warga di Kota dan Kabupaten Kupang selalu waspada saat berwisata di laut. Sebab diperkirakan populasi buaya semakin bertambah dan berkeliaran di Teluk Kupang.

Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia Nusa Tenggara Timur, Mesakh Toy mengatakan, buaya muara yang sering muncul di pesisir pantai Nunsui dan Pantai Lasiana telah menyurutkan minat wisatawan mengunjungi obyek wisata itu.

3. Pulau Komodo dan Rinca

Pulau Komodo (https://www.cruisemapper.com/images/ports/526-large-ab476e58cae82e76e5fc9e29b9db48b5.jpg)
Komodo (http://topwisatakomodo.com/package/paket-wisata-pulau-komodo)

Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Komodo atau Taman Nasional Komodo? Taman Nasional yang masuk dalam “7 Keajaiban Dunia” ini  merupakan tempat favorit para wisatawan yang mengunjungi Flores.

Di pulau Komodo wisatawan bisa melihat Komodo di habitat alaminya dari dekat, tentunya dengan pemandu wisata. Wisatawan akan didampingi pemandu wisata, yang memungkinkan mereka untuk belajar lebih banyak tentang kadal raksasa tersebut.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo.

Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor.

Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.

Bagi orang yang belum mengenal spesies langka ini, gigitan komodo bisa dianggap peristiwa sepele seperti digigit hewan besar lainnya.

Namun, bagi yang sudah mendengar keganasan komodo, berita soal manusia yang digigit komodo ini adalah berita besar.

Reptil ini di berbagai terbitan media massa sering dinobatkan sebagai hewan melata paling berbahaya di dunia. Cara melumpuhkan mangsanya juga paling unik.

Ia tak menggunakan bisa untuk membunuh mangsanya, melainkan bermodalkan air liur (saliva) yang penuh berisi bakteri.

Bakterinya pun tidak hanya satu jenis, melainkan hingga 80 jenis.

Korban yang digigit komodo memang seolah bertarung melawan waktu. Telat sedikit dalam penanganan, bisa berakibat fatal.

4. Danau Kelimutu Ende

Taman Nasional Kelimutu (https://wisatalova.com/danau-kelimutu-ende-mitos-dan-keunikan-wisata-pulau-flores-yang-menakjubkan/)
Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (POS KUPANG/FELIKS JANGGU)

Danau Kelimutu Ende merupakan salah satu wisata favorit untuk dijadikan destinasi wisata liburan kamu. Keindahan pemandangan danau tiga warna yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini akan memberikan kamu pengalaman traveling yang tak terlupakan.

Danau Kelimutu terletak di Kabupaten Ende, Flores Nusa Tenggara Timur. Letak Danau Kelimutu ada pada 1.631 dpl (diatas permukaan laut), di puncak Gunung Kelimutu. Jika kamu adalah orang yang pernah berwisata ke Danau Kelimutu, pasti akan sangat takjub dengan keindahan pemandangan yang disuguhkan.

Ada banyak sekali keindahan yang tersembunyi di tempat wisata yang satu ini.

Belum lagi dengan berbagai mitos dan keunikan yang ada di balik danau ajaib yang bisa berubah warna ini. Apa saja mitos dan keunikan dari Danau Kalimutu Ende di Pulau Flores? Yuk, simak penjelasan berikut ini.

Nah, bicara soal legenda danau kelimutu, ada cerita unik yang berhasil saya peroleh dari masyarakat setempat mengenai asal usul Danau Kelimutu Ende yang indah ini. Cerita Danau Kelimutu versi masyarakat setempat ini sedikit menjadikan tempat wisata ini terkesan angker. Konon katanya tiap-tiap danau dihuni oleh parah roh.

instagram.com/travelspotindonesia

Danau yang berwarna biru, bernama Tiwu Nuwa Muri yang dihuni oleh roh anak-anak muda yang sudah meninggal.

Danau yang berwarna merah, bernama Tiwu Ata Polo yang dihuni oleh roh orang-orang yang berkelakuan jahat semasa hidupnya, menurut legendanya orang jahat yang dimaksud adalah para penyihir.

Sedangkan danau yang berwarna putih, bernama Tiwu Ata Mbupu yang dihuni oleh roh orang-orang tua yang sudah meninggal.

Jadi,bagi para pengunjung  diharapkan mentaati berbagai aturan dan larangan di Danau Kelimutu agar tidak terjadi sesuatu. Seperti tidak duduk atau memanjat pagar pengaman.

Jika tak mentaati aturan, bisa berakibat fatal bagi pengunjung. Bahkan ada aturan main tersendiri mengenai adat 'ketuk pintu' bagi pengunjung yang hendak masuk ke Danau Kelimutu. Ibarat tamu yang hendak memasuki rumah orang, terlebih dahulu harus mengetuk pintu agar diketahui oleh tuan rumah sehingga bisa diterima masuk ke dalam rumah dan dianggap sebagai keluarga sendiri.

Demikian juga ketika seseorang hendak masuk ke Danau Kelimutu harus mengetuk pintu juga dengan melaporkan diri di pos penjagaan agar bisa diketahui oleh penjaga kawasan Danau Kelimutu. Hal itu bertujuan agar pengunjung diawasi oleh petugas atau penjaga ketika berada di Danau Kelimutu sehingga terhindar dari hal-hal negatif selama berada di kawasan Danau Kelimutu.

Pengunjung tidak disarankan untuk masuk secara liar karena bisa berakibat fatal bagi pengunjung tersebut. Bagi pengunjung yang nekat masuk secara liar bisa berakibat fatal karena pengunjung tersebut bisa menghilang atau lenyap secara misterius seperti yang dialami oleh seorang pengunjung asal Negeri Kincir Angin, Belanda, Mr. Wellem, pada tahun 1996.

5. Ile Batutara Lembata

Gunung api Batutara di Pulau Lembata (https://www.mirror.co.uk/news/gallery/travel-photographer-of-the-year-9466255)
Gunung Batutara Lembata (http://bisniswisata.co.id/meletus-setiap-20-menit-lembata-ntt-tawarkan-wisata-lava/)

Lembata hanyalah sebuah gugusan kepulauan yang terletak di antara himpitan Pulau Adonara, Solor, Flores Timur daratan dan Pulau Alor atau warga Nusa Tenggara Timur sering menamakan dengan sebutan Lamaholot.

Lembata tidak hanya memiliki atraksi berburu ikan paus sebagai jualan wisata, tetapi memiliki sejumlah objek wisata yang dapat diandalkan sebagai sumber pemasukan bagi kas daerah. Salah satunya Gunung (Ile) Batu Tara atau Gunung Batu Tara di Pulau Komba Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi gunung teraneh, unik dan menarik di Indonesia bahkan di dunia. Buktinya, Gunung (Ile) Batu Tara rajin meletus setiap 20 menit sekali dan dalam interval nyaris tetap.

Meskipun tersebut memiliki potensi bahaya yang cukup tinggi, namun lewat pesonanya tersebut, pemerintah Kabupaten Lembata hendak menjadikannya sebagai ajang promosi wisata untuk menghidupkan sektor pariwisata di Tanah Lembata. 

Ile Batutara sudah masuk dalam kalender event tahunan yang akan mulai digelar pada Maret sampai Oktober 2018. Gunung Batutara yang merupakan bagian dari Pulau Komba itu, hanya berjarak sekitar 70 km timur laut dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Pulau gunung api itu terletak di sebelah utara Laut Flores dengan ketinggian sekitar 748 m (2.454 kaki) dari permukaan laut.

Ketika gunung api Stratovolcano itu meletus, lahar panas pijar membara dan membentuk bunga api yang indah itu, selalu disertai tsunami kecil tetapi tidak membahayakan dan dapat disaksikan dari jarak lebih kurang 20 meter.

Aktivitas gunung api itu berlangsung sepanjang hari tiada henti. "Paling indah disaksikan pada malam hari, terutama di saat magrib dan subuh.

6. Air Laut Dingin Alor

Air Laut Dingin Alor (http://smdestinasiwisata.blogspot.com/2016/03/destinasi-wisata-alor-ntb.html)

Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan budaya serta potensi wisata alamnya yang asri dan alami. Salah satunya yaitu laut yang dikenal dengan fenomenanya, menurut informasi setiap tahunnya di bulan Mei dan September selama 2-3 hari berturut-turut, terjadi perubahan suhu air laut menjadi dingin pada siang dan malam hari.

Perubahan suhu air laut menjadi dingin ditandai dengan datangnya gerombolan ikan lumba-lumba dan burung pemakan ikan. Gerombolan lumba-lumba tersebut mulai bermain diselat kecil antara Pantai Alor Kecil dan Pulau Kepa. Selang waktu dua jam dari gejala awal tersebut, dari bagian tanjung perairan laut Alor Kecil muncul penguapan air laut. Penguapan tersebut menandakan suhu air laut mulai dingin yang berawal dari dasar tengah laut di wilayah Tanjung kemudian merata hingga permukaan laut menjangkau sampai di pesisir pantai Makasar, Desa Alor kecil.

Air laut dingin Alor (https://www.wwf.or.id/?32782/Hari-ke-8-Dingin-Dari-Kedalaman-Upwelling-di-sekitar-Pulau-Alor)

Masyarakat dengan menggunakan perahu dan memegang tombak kecil serta jala telah siaga dilaut tersebut. Biasanya jika air laut telah berubah menjadi suhu dingin, maka ikan-ikan dari dasar akan pingsan karena tidak tahan dengan dinginnya suhu air laut yang berubah secara tiba-tiba. Ikan-ikan tersebut akan naik mengapung di permukaan air laut. Saat ikan-ikan mulai terapung, masyarakat yang telah siaga dengan perahu menuju lokasi ikan-ikan tersebut untuk menangkapnya baik dengan jalan maupun tombak.

7. Gua Kristal Kupang

Kota Kupang dikenal sebagai kota dengan sejuta keindahan alamnya. Kota yang dominan bercuaca panas ini, membuat penduduknya banyak membutuhkan udara segar dan sejuk untuk berlibur.

Salah satu tempat wisata di Kupang yang masih jarang dikunjungi adalah Gua Kristal yang berada di Bolok, Kupang Bar, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempat wisata ini tepatnya sekitar 100 meter dari Kantor Polisi Perairan Bolok. 

Gua Kristal Bolok Kupang (https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g679582-d6516104-i276592115-Crystal_Cave-Kupang_West_Timor_East_Nusa_Tenggara.html)

Gua yang satu ini dinamakan Kristal karena gua ini akan dipenuhi cahaya berpendar yang berasal dari pantulan cahaya matahari pada stalaktit dan stalagmit saat cahaya matahari masuk ke gua. Terletak tidak begitu jauh dari kota Kupang, hanya sekitar 45 km, tepatnya berada di daerah Bolok.

Gua ini memiliki sebuah kolam dengan kedalam 2-3 meter dengan air yang membiru karena terhubung langsung dengan laut. Di bagian dasar kolam terdapat karang-karang yang bisa dilihat dengan mata telanjang saat menyelam karena air yang sangat jernih.

Gua Kristal (http://www.lintasntt.com/wisatawan-asing-protes-lokasi-wisata-gua-kristal-kupang-ternyata-buruk/)

Namun, tidak disarankan untuk masuk ke kolam saat air pasang, karena cukup berbahaya. Dan kalau mau berenang di kolam kecil tersebut, kita harus terlebih dahulu turun sejauh 10 meter melewati bebatuan licin dan kondisi gua yang gelap.

Untuk itu kita harus dituntut lebih berhati-hati dan was-was, hal ini karena kita tidak tahu apa yang ada di dalam gua tersebut. karena bayang-bayang kengerian, horor, seram, hantu dll.

Untuk dapat masuk ke kawasan wisata ini, anda sebaiknya berhenti di kantor polisi air dan bertanya dengan petugas letak dari Gua Kristal ini, karena jalan masuk menuju gua yang tidak begitu jelas.

Nah, bagi Anda yang menyukai wisata ekstrem, silakan mengunjung destinasi-destinasi wisata ini. Niscaya Anda akan mendapatkan semangat dan inspirasi baru. (pos-kupang.com/bebet)

Berita Terkini