Berita Kabupaten TTS

Wakil Ketua DPRD TTS Tuding Ada Intervensi Dalam Putusan Sela Hakim MK

Penulis: Dion Kota
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil ketua DPRD TTS, Imanuel Olin (Berselendang)

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Dion Kota

POS-KUPANG.COM|SOE –- ‎Wakil Ketua DPRD TTS, Imanuel Olin mengaku bingung dengan putusan sela MK yang memerintahkan untuk melaksanakan pemungutan suara ulang ( PSU) di 30 TPS.

Pasalnya menurut Olin, jika alasan ketiadaan dokumen otentik (C1 KWK berhologram dan C1 plano berhologram) di 30 TPS tersebut, seharusnya majelis hakim menggunakan surat suara bukan memerintahkan untuk dilakukan PSU.

" Saya curiga ada intervensi pihak tertentu dalam putusan hakim MK. Pasalnya, putusan sela sebelumnya yang memerintahkan dilakukan perhitungan suara ulang seakan-akan tidak ada gunanya karena masih putusan sela berikutnya untuk dilakukan PSU. Padahal, jika tidak ditemukan formulir model C 1 KWK berhologram dan C1 plano berhologram, masih ada surat suara sebagai data paling otentik. Namun kenapa tidak digunakan," ungkap Imanuel kepada pos kupang, Jumat (28/9/2018) pagi.

Pelaksanaan PSU lanjut Olin, tidak hanya berdampak pada anggaran tetapi juga berdampak pada pembangunan di TTS. Selain itu, pelaksanaan PSU dinilai tidak efektif karena angka partisipasi masyarakat akan menurun dalam PSU mendatang. Selain alasan sudah jenuh, saat ini masyarakat tengah sibuk mempersiapkan lahan karena musim hujan akan segera tiba.

" Lihat saja, angka partisipasi masyarakat pasti menurun dalam PSU mendatang. Hal ini melihat dari angkat partisipasi di 7 TPS dalam PSU sebelumnya. Masyarakat sudah jenuh dengan pemungutan suara yang berulang-ulang. Mereka meminta kepastian siapa bupati mereka," ujarnya.

Norince Fallo dan Maria Olla, warga Desa Boentuka yang menyalurkan hak suaranya di TPS 4 dimana sesuai perintah MK di TPS tersebut juga akan dilakukan PSU, mengaku, enggan menyalurkan hak suara mereka.

Mereka mengaku bingung kenapa harus berkali-kali menyalurkan hak suara, sedangkan siapa pemenang Pilbup TTS tak juga diumumkan. Keduanya memilih menyiapkan lahan dan mengurus rumah tangga ketimbang harus pergi ke TPS untuk menyalurkan hak suaranya.

" Kita mau coblos berapa kali? Kita juga ada pekerjaan lain. Emangnya kita coblos lagi ada orang yang kasih kita uang? Lebih baik kami urus kebun dan anak di rumah saja dari pada pergi TPS," sebut keduanya. (*)


Berita Terkini