POS-KUPANG.COM|KARAWANG - KP (16), sang pembaca puisi handal itu telah berpulang.
Ia menghembuskan nafas terakhir setelah terlibat perkelahian dengan adiknya, KS (14).
"Ia anak yang periang dan pembaca puisi yang handal," ujar guru teater Merah Putih (Merput), Panji Mayza Perdana, Jumat (25/5/2018).
Siswi kelas 10 MIA 5 SMAN 3 Karawang itu, kata Panji, pernah mengantarkan Teater Merput menjadi juara 1 lomba dramatisasi puisi tingkat SMA se-Karawang tahun lalu.
KP bergabung dengan Merput sejak 2017 lalu.
Baca: Humas Polda NTT Ajak Peserta Pesparani Wujudkan Pilkada Damai
"Dia sempat tampil terakhir di pagelaran seni peringatan Hari Kartini di sekolahnya tanggal 9 Mei, membacakan puisi Sajak Sebatang Lisong, karya WS Rendra," tambah Panji.
Namun naas, KP yang mengunjungi ibunya di Perum Citra Kebun Mas, Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kamis (25/5/2018) sekitar pukul 23.00 WIB, meninggal akibat benturan kepala, setelah terlibat perkelahian dengan adiknya, KS.
"Kita tahu peristiwa tersebut karena ibunya berteriak minta tolong saat keduanya sedang berkelahi.
Waktu warga datang korban sudah terbujur di lantai dan langsung kita bawa ke rumah sakit. Tapi sampai di sana meninggal dunia," ujar Didi, warga sekitar.
Baca: Laga Perdana Fosmab CUP XVI, Tim Permada Ngada Tumbangkan Tuan Rumah 3:0
Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Maradona Mapaseng Armin membenarkan peristiwa tersebut. "Betul ada kejadiannya," ujar Maradona melalui pesan singkat.
Hanya saja, Maradona belum memberikan keterangan lebih lanjut perihal motif peristiwa tersebut.
Baca: Link Live Streaming Persija vs Persipura Liga 1 2018 via Streaming Indosiar Pukul 20.30 WIB
Kepala Desa Bengle, Lia Amalia mengatakan, pelaku, KS, dikenal warga sekitar kerap membuat onar dan meresahkan warga.
KS tinggal bersama ibunya lantaran kedua orang tuanya bercerai.
"Kalau sudah kumpul dengan teman-temannya, mereka kerap membuat ulah yang meresahkan warga sekitar," ujar Lia.
Di Kebun Cokelat
Gara-gara perselisihan masalah harta warisan, Pasagu (51), warga Kampung Cammeru, Dusun Jekka, Desa Tale, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, membunuh adik kandungnya, Hatta (35) warga Desa Kaloling, Kabupaten Sinjai.
Kepala Satuan Reskrim Polres Sinjai AKP Sardan mengatakan, korban tewas dengan luka di lehernya.
Peristiwa pembunuhan adik dilakukan kakak kandungnya di lahan kebun cokelat yang harta warisan orangtuanya.
Sardan menjelaskan pembunuhan itu terjadi saat korban pulang dari sawah.
Dia mengunjungi rumah orangtuanya.
Baca: Kalahkan Korea Selatan di Semifinal, Jepang Melaju ke Final Piala Uber 2018
Selanjutnya, korban pergi ke kebun yang berada di belakang rumah dan menebang pohon cokelat.
Pelaku yang baru pulang di rumah orangtuanya itu mendapat informasi bahwa korban sedang berada di kebun.
Pelaku pun pergi ke kebun dan mendapati korban sedang menebang pohon cokelat.
"Korban sempat dilarang menebang pohon cokelat oleh pelaku, namun malah marah.
Katanya pelaku kepada korban, "kalau kau benci kepada bapak yang sudah meninggal, jangan pohon cokelat yang jadi sasaran," kata Sardan mengutip pengakuan pelaku yang telah diperiksa oleh penyidik yang dikonfirmasi, Sabtu (17/2/2018).
Tak terima teguran itu, korban diam-diam mendekati pelaku dan mengayunkan parangnya.
Namun pelaku berhasil menghindar dan memegang tangan korban.
Baca: Warga Negara Indonesia Ikut Latihan Teroris di Luar Negeri Akan Dipidana. Begini Pasalnya
Di situlah, pelaku menebas leher korban menggunakan parang yang telah dibawanya dari rumah.
"Melihat korban tersungkur di tanah bersimbah darah, pelaku lalu meninggalkan lokasi kejadian.
Namun pelaku berhasil ditangkap dan barang bukti parang telah disita polisi.
Saat ini, polisi berupaya meredam situasi yang memanas agar tidak terjadi aksi balas dendam," ungkapnya. (pos-kupang.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Siswa yang Pandai Membaca Puisi Itu Tewas setelah Berkelahi dengan Adiknya