BIN Minta Jangan Lagi Titip Napiter ke NTT

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penjara.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah NTT meminta agar jangan lagi menitip atau mengirim narapidana teroris (Napiter) ke wilayah NTT. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dini kontak langsung napiter dengan napi lain.

‎Hal ini disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara (‎BIN) Daerah NTT, Drs. Daeng Rosada pada rapat kerja Gubernur NTT dengan para bupati, Walikota Kupang dan jajaran Forkopimda NTT di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, Kamis (24/5/2018).

‎Menurut Daeng Rosada, sampai saat ini napiter yang dititip pada sejuah Lapas dan Rumah Tahanan (Rutan) di NTT. 10 orang napiter itu terbanyak dari Bima, NTB.

"Kami koordinasi dengan Kemenkum HAM dan MUI ‎agar jangan lagi menitip atau mengirim napiter ke Lapas atau Rutan yang ada di wilayah NTT," kata Daeng.

‎Dijelaskan, saat ini keberadaan napiter di Lapas dan Rutan di NTT terus mendapat pengawasan dan pemantauan juga dari BIN. Untuk wilayah ada ada 10 napiter yang dititpkan pada sejumlah Lapas dan Rutan.

"Kesepuluh napiter itu, terbanyak dari Bima, NTB sebanyak empat orang, dua orang dari Jawa Tengah, satu orang dari Sulawesi Tengah, satu napiter dari Jakarta, satu orang dari Samarinda dan satunya dari Lampung,"jelasnya.

Dia mengatakan, semua pihak terutama masyarakat tentu harus mewaspadai kondisi ini.

Sedangkan bagi para napiter yang ditahan terus diawasi agar tidak mengganggu atau memengaruhi napi lain di dalam tahanan.‎ Apalagi, lanjutnya Bima sudha dinyatakan wilayah merah teroris.

Sedangkan wilayah yang menjadi perhatian BIN adalah Manggarai Barat dan Sumba Barat Daya (SBD).

‎"Khusus di Manggarai Barat, pernah ditangkap salah satu terduga teroris di Marombok sekitar April 2015 yang bernama Sarifudin. Dia ini pernah lakukan pelatihan yang diduga meresahkan warga setempat," ujarnya.

Baca: Sawah Tadah Hujan di Terang Lebih Cocok Irigasi Perpompaan

Baca: Sampah Berserakan di Halaman Belakang RSU Naibonat

Baca: SIAPKAN BERKAS KAMU! Malaka Sudah Usulkan 750 Orang Calon ASN ke Menpan-RB Tahun 2018

Baca: Ini Angka Pengangguran Di NTT Per Agustus 2017

"Ada satu napiter bernama Iskandar yang bebas tahun 2016 dan pada
Juni 2017 yang bersangkutan ditangkap di Bekasi dan ditahan dilapas teroris di Kelapa Duua dan dibawa lagi ke Nusakambangan," katanya.

‎Daeng mengatakan, setelah kembali dia dipengaruhi oleh teman-teman eks HTI di Kota Kupang dan TTS yang memperjuangkan Khilafah.

"Sedangkan salah satu warga di di Manggarai Barat itu, diduga mendukung ISIS," katanya.

Sementara di Alor, ia mengatakan, ada Samsudin dan Zakaria ‎, karena itu, pihaknya meminta supaya jangan menitip napiter di Alor, karena sudah ada embrio.

Halaman
12

Berita Terkini