Sambut Hari Kartini, Sekolah Ini Gelar Gerakan Membaca untuk Warga Sekolah
siswa SD dan gurunya selama satu jam diminta membaca buku. Setelah itu, bagi kelas tinggi diadakan berbagai kegiatan, seperti menulis cerita
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen

POS KUPANG.COM, WAINGAPU- Kepala SD Inpres Kamalaputi Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Dorkas Kondanamu menyelenggarakan kegiatan kreatif untuk menyambut Hari Kartini, Sabtu (21/4/2018)
Kegiatan kreatif itu berupa program membaca untuk siswa dan gurunya yang berlangsung sampai usai pelajaran sekolah.
"Kegiatan membaca kali ini sangat istimewa, karena saya lakukan untuk memperingati hari Kartini, dan sekaligus menguatkan kembali program membaca yang sudah kami lakukan sebelumnya,"kata Dorkas ketika memberikan press realise melalui Yayasan INOVASI, Senin (23/4/2018) sore.
Menurut Dorkas, apa yang harus ditiru dari Kartini, selain keberanian melakukan gerakan emansipasi adalah kebiasaannya untuk membaca dan menulis sampai dicetak jadi buku.
"Kami terinspirasi Kartini, yang dengan tulisan-tulisannya, bisa meninggalkan legacy bagi sejarah tentang perjuangan seorang perempuan yang akhirnya menginspirasi kita semua. Ini membuktikan bahwa kegiatan literasi sangat penting,"ujarnya.
Kata Dorkas, para siswa SD dan gurunya selama satu jam diminta membaca buku. Setelah itu, bagi kelas tinggi diadakan berbagai kegiatan, seperti menulis cerita tentang hari itu, membaca puisi, menceritakan bacaan, dan menulis surat untuk para guru dan lomba cepat tepat.
Kata dia, acara tersebut sangat meriah, karena semua guru dan siswa, untuk menyambut hari itu dengan memakai pakaian adat Sumba yang klasik dan eksotis.
"Menulis surat pada guru ini terinspirasi oleh kebiasaan Kartini menulis surat yang akhirnya jadi buku. Para siswa boleh menuangkan keluh kesahnya, kekesalannya, kritikannya pada guru lewat surat itu",kata Dorkas.
Menurut Dorkas tulisan dari surat-surat siswa pada guru bisa menjadi feedback bagi model pembelajaran yang dilakukan guru dan berbagai kegiatan sekolah lainnya dan menjadi alat refleksi bersama.
"Salah satu masukan yang diterima dari surat-surat tersebut, umpamanya, keluhan tentang waktu istirahat yang kadang digunakan untuk pembelajaran. Mereka merasa tidak nyaman, karena waktu istirahatnya jadi singkat," kata Dorkas.
Dorkas mengatakan, Pada lomba cepat tepat, para siswa juga ditanya tentang tokoh-tokoh perempuan, sejarah dan berbagai hal lainnya. Sementara untuk kelas rendah, siswa dibimbing guru untuk membaca bersama.
"Hari itu tulisan yang mereka hasilkan banyak yang bagus dan panjang-panjang, terutama tulisan tentang cerita hari ini. Saya berjanji pada mereka untuk membukukannya", ungkap Dorkas.
Dorkas juga mengatakan, Para pemenang lomba menulis dan juga cepat tepat, puisi dan menulis surat mendapat hadiah dari sekolah. Hadiahnya berupa penyematan bros, sederhana tapi penting untuk menyemangati para siswa.
Dorkas juga mengakui, sebelumnya sekolahnya sudah melakukan program membaca 15 menit sebelum pelajaran tiap hari. Namun program tersebut kadang tidak berjalan dengan mulus.
"Sehingga di momen hari ibu kita Kartini kita jadikan sebagai momen menandaskan kembali bahwa sekolah ini adalah sekolah literasi. Kita akan adakan kegiatan seperti ini setiap Sabtu selama satu jam dan 15 menit membaca setiap hari selain hari Senin dan Sabtu,"kata Dorkas. (*)
Baca: Solusi Antrean, Polisi Berlakukan Sistem Ganjil Genap di Lembata