Laporan wartawan Pos-Kupang.Com, Dion Kota
POS-KUPANG.COM, SOE - Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, Balai Besar Pelatihan Peternakan ( BBPP) Kupang menggelar pelatihan pembuatan ransum dan silase kepada peternak di wilayah Kecamatan Noebana.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pelatihan Teknis Tematik Peternakan Angkatan XXIX di Desa Noebana yang berlangsung selama 5 hari.
Baca: Ini yang Dilakukan TNI-Polri di Pasar Perbatasan RI-Timor Leste
Pelatihan pembuatan pakan ternak ransum dan Silase langsung dilakukan oleh penyuluh peternakan Kabupaten TTS, Emanuel Dilla, SP.
Emanuel mengatakan, pemberian pakan ternak, khususnya untuk sapi idealnya per hari sebanyak 10 persen dari jumlah berat badan sapi. Ternak sapi bisa diberikan pakan ransum, yaitu campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang terdiri dari dedaun hijau. Dedaunan ini sebelum dicampur, harus dicincang dahulu.
Baca: Anisha Dasuki Moderator Debat Kedua Pilgub NTT
Setelah dicincang, dedaunan yang telah dicampur bisa digunakan langsung untuk pakan ternak.
Berbeda dengan ransum, Silase merupakan campuran beberapa pakan ternak, seperti rumput, leguminosa (petes atau daun turi), dedak dan EM4 yang didiamkan kurang lebih selama 21 hari di dalam wadah yang kedap udara sebelum digunakan untuk pakan ternak.
Silase biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak saat memasuki musim kemarau karena saat itu ketersedian pakan dedaunan hijau berkurang.
Baca: Novanto Akui Bagi-bagi Duit E-KTP
"Selama ini peternak memberikan makan ternaknya sesuka hati. Hari ini kita ajarkan tentang manajemen pemberian pakan ternak dan kita beritahu pakan lokal yang ada di sekitar kita. Kita juga ajarkan bagaimana membuat ransum dan Silase. Kita berharap usai pelatihan pembuatan pakan ini, para peternak bisa membuat pakan ternaknya sendiri di kelompok masing-masing, " ungkap Emanuel saat ditemui Pos-Kupang.Com, Jumat (13/4/2018) di Desa Noebana.
Marten Selan, Ketua Kelompok Ternak Olif Tata mengaku senang bisa mengikuti pelatihan pembuatan pakan ternak. Ia mengatakan, hampir seluruh bahan untuk membuat ransum dan Silase tersedia di alam sekitar. Namun karena tidak tahu, bahan yang ada selama ini belum diolah menjadi ransum dan Silase.
"Kami senang bisa diajarkan dan didampingi dalam pembuatan pakan ternak ransum dan Silase. Selama ini bahannya ada tetapi karena tidak tahu, kami tidak pernah buat. Kalau sudah tahu buat pajaknya, nanti habis pelatihan kami sudah buat sendiri," ungkap Marten.
Panitia pelaksanaan kegiatan teknis tematik peternakan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan ( BBPP) Kupang, Dasi Sura Rafael mengharapkan, pelatihan yang berlangsung selama lima hari bisa memberikan pengetahuan baru bagi para peternak di wilayah Noebana untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi. (*)