Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pengawas Kopdit Swastisari, Baltasar Mosa Kerans, mengatakan, hingga tahun buku 2017 lalu, total aset Koperasi Kredit Swastisari Kupang, telah menembus angka Rp 400-an miliar. Jumlahnya hampir mendekati setengah triliun rupiah.
"Karena itu masyarakat Lembata yang saat ini telah memilih bergabung dengan Kopdit Swastisari merupakan keputusan yang tepat. Karena sesuai prediksi, hingga akhir tahun buku 2018 ini, total aset koperasi ini sudah lebih dari Rp 500 miliar atau lebih dari setengah triliun," ujarnya.
Baca: Kadis Perindag Lembata Sebut Banyak Anggota Koperasi Sakit Kudis
Ketika Kerans mengungkapkan hal tersebut, anggota Kopdit Swastisari yang hadir dalam PRA RAT itu memberikan aplaus meriah. Mereka gembira karena telah menjadi bagian dari koperasi terbesar di NTT ini.
Dia merincikan, sampai 31 Desember 2017, pendapatan koperasi tersebut mencapai Rp 29 miliar lebih atau angka riilnya Rp 29.556.747.975.
Baca: Keluarga Korban Penembakan di Karot Ruteng Berharap Polisi Percepat Pengungkapan Pelaku
Dari pendapatan tersebut, katanya, beban yang harus ditunaikan untuk mendukung seluruh kegiatan operasional kopdit tersebut sebesar Rp 27 miliar lebih atau Rp 27.633.159.426.
Jika pendapatan yang diraih dikurangi dengan beban biaya yang harus dikeluarkan untuk jangka waktu satu tahun buku, maka sisa hasil usaha yang ditorehkan kopdit untuk anggota mencapai Rp 1 miliar lebih atau Rp 1.513.507.204.
Baca: Ini Pesan Pengurus Kopdit Swastisari Kepada Anggota Saat RAT di Lembata
Sementara total aset yang dibukukan Kopdit Swastisari Kupang hingga 31 Desember 2017, nilainya mencapai Rp 455.532.392.140. Itu artinya, tinggal sedikit angka lagi jumlahnya melampaaui setengah triliun rupiah.
"Jadi, saya perlu menyampaikan ini secara transparan kepada seluruh anggota, supaya diketahui bersama-sama. Bahwa ketika memilih untuk bergabung dengan Kopdit Swastisari, itu merupakan keputusan yang tepat," ujarnya.
Mengenai perkembangan Swastisari di Lembata, Kerans menyebutkan, per 31 Desember 2017, jumlah anggota 290 orang. Namun hingga akhir Maret 2018, jumlahnya melonjak menjadi 402 anggota.
Saat ini, katanya, uang yang terhimpun dari anggota di Lembata mencapai Rp 879.643.173. Sementara jumlah uang yang disalurkan kepada anggota tercatat sebanyak Rp 2 miliar lebih atau Rp 2.852.334.300.
"Untuk Kabupaten Lembata saja dalam kurun waktu satu tahun buku saja, total aset yang telah dibukukan sudah mencapai Rp 4 miliar lebih atau Rp 4.506.488.059. Ke depan, tentu akan lebih meningkat lagi," ujarnya. (*)