Plafon Kantor Gubernur Terangkat Moruk Bilang Pekan Depan Selesai diperbaiki

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plafon kantor Gubernur NTT rusak diterpa angin kencang

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Oby Lewanmeru

POS KUPANG.COM, KUPANG - Ambruknya plafon di teras/loby Gedung Kantor Gubernur NTT akibat angin kencang pada Minggu (28/1/2018) lalu, saat ini dalam perbaikan. Perbaikan ini ditargetkan selesai dalam pekan depan.

Hal ini disampaikan Kepala Biro (Karo) Umum Setda Provinsi NTT, Drs.Zakarias Moruk ketika dikonfirmasi Pos Kupang, Senin (26/2/2018).

Menurut Moruk, sejak dua pekan lalu, pihaknya fokus pemasangan scaffolding atau tangga yang digunakan pekerja untuk naik ke atas bangunan.

"Saat ini, pemasangan scaffolding telah selesai dan dilanjutkan perbaikan plafon. Kita targetkan selesai pada pekan depan," kata Moruk.

Dia menjelaskan, pemasangan plafon tidak begitu memakan waktu yang lama, dengan alasan bahwa semua material ada di Kupang.

"Bahan plafon itu ada di Kupang hanya tinggal kita pesan dan angkut untuk pasang, sehingga sudah dua hari kita efektif pemasangan," katanya.

Terkait luas plafon yang rusak, ia mengatakan, kerusakan plafon atau plafon yang roboh saat angin kencang itu,sekitar 2 x 5 meter persegi.

Baca: Jaksa Penuntut Umum Minta Mahkamah Agung Tolak PK Ahok

"Plalon yang rusak itu, sekitar 2 x 5 meter per segi dan untuk pemasanganya juga harus ekstra hati-hati karena pekerja harus naik ke atas dengan tangga," ujarnya.

Untuk diketahui, plafon di gedung kantor Gubernur NTT, Jalan El Tari Kupang terangkat saat diterpa angin kencang pada Minggu 28 Januari 2018 sekitar pukul 11:00 Wita.

Bangunan dengan bagian depan menyerupai alat musik sasando ini baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 9 Januari 2018 lalu.

Baca: Oknum Guru SMP Negeri Ini Terancam Hukuman Kebiri Karena Diduga Cabuli 25 Muridnya

Gedung ini dibangun untuk mengganti kantor gubernur yang terbakar pada 9 Agustus 2013, dengan Kontraktor pelaksana PT Waskita Karya (Persero). Bangunan menyerupai Alat Musik Sasando ini menelan biaya Rp 178 Miliar. (yel)

Berita Terkini