Laporan Wartawan Pos-Kupang, Edy Bau
POS KUPANG.COM | ATAMBUA--Pimpinan Cabang (Pincab) BRI Atambua, Aloisius Sugiarto menegaskan pencairan dana program indonesia pintar (PIP) bagi 13 siswa SDK Webora pada tahun 2016 lalu sudah dilakukan sesuai prosedur.
Pencairan dilakukan manakala semua persyaratan termasuk rekomendasi dari Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu sudah ada.
Dia mengatakan hal ini untuk mengklarifikasi pemberitaan terkait dugaan penyalahgunaan dana PIP milik 13 siswa SDK Webora oleh mantan kepala sekolah.
Menurutnya, pencairan dana PIP itu sudah dilakukan secara kolektif oleh mantan kepala sekolah pada tanggal 8 Agustus 2016 lalu dengan membawa sejumlah persyaratan seperti rekomendasi dinas, Surat pertanggungjawaban mutlak, surat kuasa dari orangtua kepada kepala sekolah, juga SK kepala sekolah dan bendahara.
"Sepanjang memenuhi syarat pasti kita cairkan. Kalau tanpa lengkapi persyaratan itu kita tidak akan cairkan," kata Aloisius kepada Pos Kupang, Kamis (19/10/2017).
Dijelaskannya, prosedur itu harus disampaikan kepada publik agar jangan sampai informasinya membias bahwa ada permainan dari pihak Bank.
Adapun uang yang telag dicairkan tersebut berjumlah Rp 5.850.000 yang merupakan hak 13 siswa.
"Jadi kalau itu tidak lengkap maka kita tidak berani. Dari sisi administrasinya sudah sesuai aturan makanya kita cairkan," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, setelah menunggu setahun lebih dan beasiswa anaknya tak kunjung didapat, sejumlah orangtua murid sekolah dasar katolik (SDK) Webora, Desa Mandeu Raimanus, Kecamatan Raimanuk mendatangi Kantor BRI Cabang Atambua pada Senin (16/10/2017).
Mereka mendatangi Kantor BRI Cabang Atambua dengan harapan bisa mendapatkan beasiswa sesuai nama mereka yang tercantum.
Betapa kagetnya ketika petugas BRI menyampaikan bahwa beasiswanya sudah diambil oleh kepala sekolahnya sejak setahun yang lalu.
Beasiswa itu, diambil dengan membawa surat kuasa atas nama orangtua murid. Hal ini membuat para orangtua murid naik pitam dan mendatangi rumah kepala SDK Webora, Yuli Bete di Webora pada Senin (16/10/2017) malam.
Kepala Sekolah, Yuliana Bete menjelaskan uang tersebut dicairkan pada masa kepala sekolah sebelumnya sehingga dirinya tidak mengetahui pencairan uang tersebut. (*)