Setelah Makan Ikan di Sekolah

Ratusan Murid SDI Oebesa, SoE Keracunan

Editor: Sipri Seko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para murid yang keracunan saat dirawat di RSUD SoE, Senin (26/9/2016).

POS-KUPANG.COM, SOE - Sekitar 200 murid di SD Inpres Oebesa di Jalan Nuri Nomor 1, Kelurahan Oebesa, Kecamatan Kota SoE-Kabupaten TTS, mengalami keracunan dan harus dilarikan ke RSUD SoE. Keracunan terjadi setelah mengonsumsi makanan yang diberikan pihak sekolah melalui Program Gizi Anak Sekolah (ProGas).

Informasi yang dihimpun di SoE, kejadian yang membuat panik ini terjadi sekitar pukul 09.00 Wita. Murid yang makan dari kelas I hingga kelas VI mencapai 600 orang. Akibat keracunan, sebanyak 66 murid terpaksa harus menjalani rawat inap. Tiga orang di antaranya dalam keadaan kritis.

Bupati TTS, Paul VR Mella, Wakil Bupati TTS, Obet Naitboho, Kadis PPO TTS, Edison Sipa dan pejabat lainnya yang mengetahui kejadian itu langsung mengunjungi para korban di RSUD SoE. Paul Mella berharap, para korban ditangani dengan benar sehingga cepat sembuh dan tidak menimbulkan efek yang lebih berat.

Hingga sore hari, berbagai instansi terkait seperti polres, dinsos, dinkes, BPBD telah mengunjungi para korban. Nampak ambulance diarahkan untuk mengangkut semua korban ke RSUD, puskesmas terdekat dan RSIA Katolik untuk mendapat perawatan.

Menurut Edison Sipa para murid keracunan saat mengonsumsi ikan jenis cakalang (tongkol) kecil. Setelah makan, mereka merasa pusing kemudian muntah. Muka menjadi merah, sehingga butuh penanganan dokter.

Nampak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) TTS telah mendirikan sebuah posko di sekolah tersebut. Sekretaris BPBD TTS, Jusuf Alle, mengatakan, posko didirikan untuk lebih mempermudah penanganan medis bagi murid yang keracunan.

Sarci Puai, salah satu orangtua murid yang mendampingi anaknya di rumah sakit, mengatakan, anaknya mengeluh sakit kepala, muntah dan mukanya menjadi merah. Ia muntah hingga enam kali. Sang anak kepada wartawan mengaku, ikan yang di makan belum matang karena masih sedikit berdarah.

Sarci berharap, kedepannya makanan harus lebih diperhatikan agar jangan lagi ada kejadian seperti ini lagi. Hingga sore hari, pihak sekolah belum bisa dimintai keterangannya karena kepala sekolah masih trauma. (eko)

Berita Terkini