Kekeringan di NTT

El Nino Berlangsung sampai Akhir Februari 2016

Penulis: PosKupang
Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

POS KUPANG.COM - Sebagian besar wilayah NTT saat ini masih terganggu kondisi enso yang mengarah ke El Nino kuat yang diprediksikan berlangsung sampai akhir Februari 2016. Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana, July Setiyanto, STP, menyampaikan itu saat ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Jumat (8/1/2016).

Ia mengatakan, prakiraan musim hujan dengan zona musim di NTT 2015/2016 seyogyanya daerah Manggarai Barat bagian utara, Manggarai Timur, Ngada bagian utara, Manggarai dan daerah di dataran tinggi yang berpotensi curah hujan tinggi.

Namun, lanjut July, awal tahun ini kondisi berbeda. hujan di berbagai daerah seperti Sabu, Sumba Barat Daya berhenti dan mengalami kekeringan. Akibatnya, para petani harus mempunyai cara strategis untuk mensiasati kondisi ini.

July menjelaskan, enso el nino kuat masih berlangsung hingga akhir Februari 2016. Pembentukan awan terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sedangkan Kupang termasuk dalam daerah yang berpengaruh dari dampak El Nino. Hingga dasarian dua Desember 2015, kondisi enso berada pada El Nino kuat.

"Masih berpeluang adanya curah hujan di bulan ini (Januari), tapi intensitasnya hanya ringan atau sedang dan dalam waktu tidak lama. Hal ini disebabkan kondisi angin yang bergerak dari selatan yang berbelok ke ke timur," tuturnya.

Menurut dia, intensitas curah hujan tinggi kurang berpeluang. Hanya hujan ringan dan sedang saja. Tidak hanya di Kupang, kata July, di Nusa Tenggara Barat juga mengalami dampak yang sama. Rata-rata semua daerah di Indonesia terkena dampak El Nino, tapi efeknya berbeda-beda yang dipengaruhi cuaca lokal. "Melihat kondisinya saat ini musim hujan tapi enso menunjukkan ElNnino kuat dan terjadi penyimpangan angin," katanya.
Tanaman Umur Pendek
Dinas Pertanian meningatkan petani untuk menanam padi dan jagung, mengikuti siklus musim. Kondisi alam yang tidak menentu saat ini, petani diharapkan menanam tanaman umur pendek seperti sayuran, umbi-umbian dengan memanfaatkan air yang tersedia. Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi NTT, Mifdonth Abola, menyampaikan hal ini ketika ditemui Jumat (8/1/2016).

Abola mengatakan, El Nino berdampak serius terhadap petani di NTT. Target yang sudah ditetapkan agar petani menanam ternyata meleset. Pihaknya sudah melakukan rapat bersama dengan seluruh kepala dinas pertanian di NTT membahas persoalan ini. Langkah yang dilakukan, jelas Abola, petani menanam harus mengikuti siklus hujan. Maksudnya, lanjut Abola, petani tidak boleh menanam tanaman umur panjang seperti jagung dan padi dalam kondisi sekarang karena akan mati total.

"Kita berharap kalau di satu daerah hujannya rutin, silakan menanam. Tapi ada daerah yang belum turun hujan sampai sekarang belum tanam. Makanya kita harapkan petani kalau tanam lihat siklus hujan dulu. Kita anjurkan kalau bisa sementara ini tanam tanaman umur pendek seperti sayuran dan umbi-umbian. Kita sudah siagakan mesin pompa air, tetapi kondisi curah hujan yang tidak stabil, mesin pompa tidak bisa digunakan," kata Abola.

Tentang adanya bibit pengganti, Abola mengatakan, hal ini menjadi langkah antisipasinya. Pasalnya, jika petani yang sudah menanam dan tidak berhasil, maka persediaan bibit sudah tidak ada lagi. Pemerintah akan mendroping bibit pengganti kepada petani untuk ditanam ulang. "Pemerintah pusat bilang galakan tanaman serempak, saya bilang untuk NTT tidak bisa. Siklus hujan yang tidak stabil ini tidak bisa tanam serempak. Untuk sementara yang dilakukan adalah memanfaatkan air yang sedikit untuk tanaman umur pendek," tambah Abola.

Mengantisipasi dampak El Nino, Pemprov NTT melalui Dinas Sosial (Dinsos) telah mengantisipasi dampak el nino dengan menyiapkan 200 ton beras. Dinas Sosial NTT juga menyiapkan makanan siap saji untuk disalurkan kepada warga jika terjadi kelaparan akibat kekeringan yang berkepanjangan saat ini.

Sedangkan di kabupaten/kota, Dinsos juga menyiapkan 100 ton beras dan sesewaktu bisa didistribusikan kepada masyarakat yang mengalami dampak kekeringan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial NTT, Yohana Lisapaly, S.H, menyampaikan itu ketika ditemui Pos Kupang, Kamis (7/1/2016).

"Kita akan distribusi kapan saja bilamana ada ancaman rawan pangan. Tetapi kita pantau dulu ke kabupaten apakah stok beras 100 ton di daerah sudah habis atau masih ada," ujar Yohana. (yen/yon)

Berita Terkini