In Memoriam Drs. JM Nailiu: Sang Guru Itu Sudah Pergi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger


Sakit diabetes ditambah komplikasi darah tinggi selama setahun terakhir telah melemahkan raganya. Dan akhirnya menghantar dia dalam tidurnya yang panjang. Ia tidur dalam damai dan selama-lamanya.

Banyak yang sudah ditulisnya dalam buku kehidupannya itu. Ada banyak warna kehidupan, ada banyak ceritera sukses, juga kegagalan. Ada suka dan duka yang sudah ditulis dengan susah payah dalam buku kehidupannya. Semua itu terpampang jelas di sana. Dia akan jadi sejarah sampai kapan pun.

Jazad Nailiu tiba di Kefamenanu, Kamis siang. Kedatangannya disambut hujan tangis ribuan rakyat, sahabat, kenalan, mantan teman kerja. Jenazahnya disemayamkan di rumah puteranya, Robby V Nailiu, di Jalan El Tari, Kawasan Oemanu, Kefamenanu. Menurut rencana almarhum akan dimakamkan Sabtu (6/2/2010) siang di Pemakaman Umum Bijaesunan.

"Pak Nailiu itu teman paling baik dan setia kawan," kata Victor Kapitan, teman sekolah dan teman satu tempat tidur ketika masih sekolah KDC (setara APDN) di Mataram tahun 1960-an. "Saya tidak tahu masak nasi, sayur dan lauk. Beliau yang masak. Tugas saya ambil air dan cari kayu api di hutan. Selanjutnya saya tahu beres saja. Beliau kalau masak sangat enak," tutur Kapitan di rumah duka di Jalan El Tari, Kefamenanu, Kamis (4/2/2010) siang.

Nailiu, kata Kapitan, cerdas, namun tidak angkuh. "Meski cerdas beliau tidak pernah berhenti belajar tentang apa saja. Dia juga suka menolong teman sekolah, jadi guru bagi adik-adik kelasnya atau teman sekampungnya. Mungkin beliau adalah guru sesungguhnya yang saya kenal. Guru yang patut diteladani tutur kata dan perbuatannya," jelas Kapitan.

Nailiu lahir  7 Juli 1939 di Insana. Ia memulai kariernya sebagai guru honor di SMA Katolik Sapientia Kupang, selepas menamatkan sekolahnya di SMAK Syuradikara Ende tahun 1960. Di sekolah ini dia mengajar Bahasa Jerman, Tata Buku dan Ilmu Hitung Dagang. Dua muridnya di kelas yang paling menarik perhatiannya adalah Hendrikus Sakunab dan seorang gadis remaja yang sangat cantik asal Sumba bernama Paulina Tolu. Kelak Sakunab menjadi Bupati TTU (2000 -2005) dan gadis Sumba itu kelak dipersunting Nailiu menjadi istrinya.

Sambil terus mengajar di sekolah, Nailiu memasukkan lamaran kerja di Kantor Gubernur NTT dan di Kantor Dinas Koperasi NTT.  Ia lulus dan diterima untuk menjadi PNS di dua instansi ini. Namun Nailiu memilih bekerja di Kantor Gubernur NTT, kendati ia sudah ditawari menjabat sebagai Kepala Kantor Koperasi di Atambua. Kendati sudah diangkat menjadi PNS, Nailiu tetap mengajar sebagai guru. Pagi sampai siang bekerja sebagai PNS, sore ia pergi mengajar di sekolah.

Gubernur NTT, El Tari, melihat Nailiu pemuda yang sangat cerdas. Ia menyuruh Nailiu agar pergi sekolah. Apalagi usianya masih sangat muda. Dua tahun setelah jadi PNS di Kantor Gubernur NTT, Nailiu berangkat sekolah KDC ke Ujung Pandang dan Mataram bersama sahabatnya, Victor Kapitan. Pulang sekolah, karier Nailiu semakin menanjak. Ia dipercayakan menjabat sebagai Kepala PMD tahun 1967. Ia juga mulai aktif di Sekber Golkar dan menjabat sebagai sekretaris, dari unsur PNS dan mewakili unsur pemuda. Sekber Golkar ketika itu terdiri dari berbagai unsur.

Sebagai aktivis di Sekber Golkar, sebenarnya, JM Nailiu sudah mulai melirik jabatan politik yang saat itu masih menjadi sangat sakral. Ketika masa jabatan Bupati TTU, Agustinus Lede Umbu Zaza, hendak berakhir, Nailiu bersama Fransiskus Fernandes, menghadap Gubernur El Tari. Berbekal kemampuannya seorang politikus muda, Nailiu berhasil mempengaruhi El Tari untuk menunjuk Jakobus Ukat, BA (yang saat itu menjadi ajudan Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud) agar menjadi Bupati TTU menggantikan Umbu Zaza.

Saat Jakobus Ukat dipilih menjadi bupati perode 1970- 1975, Nailiu memilih melanjutkan studi di IIP Malang, pada akhir tahun 1970 sampai tahun 1973. Pertengahan 1974, JM Nailiu dikirim ke Kupang untuk orientasi persiapan pemilihan Bupati TTU, pasca Jakobus Ukat, BA, di Kantor Gubernur. Sekembalinya dari Kupang, dipilih menjadi Bupati TTU periode 1975-1980. Jabatan ini kemudian dipertahankan untuk yang kedua kalinya dari tahun 1980-1985.

Mengakhiri dua periode masa jabatan sebagai Bupati TTU, pindah ke Kupang pada bulan Desember 1985. Januari 1986, diangkat sebagai Pembantu Gubernur Wilayah Selatan bidang Pemerintahan. Perjalanan karier JM Nailiu terus menanjak. Pada tahun 1988-1993, sebagai Kepala Biro Pembangunan Propinsi NTT. Setelah mengikuti Sespanas di Jakarta, 1994 menjabat Kepala Dinas Pertambangan NTT.

Puncak dari jabatan politik selama berkiprah di Golkar diperoleh pada tahun 1997 lalu. Ia terpilih menjadi anggota DPR-RI. Namun karena pergantian rezim kekuasaan, menjelang runtuhnya Presiden Soeharto, dilaksanakan pemilu pada tahun 1999. Nasib baik masih memihaknya, ia terpilih lagi sebagai anggota DPR RI hingga 2004.

Drs YM Nailiu, mempersunting Paulina Tolu, gadis asal Sumba, Desember 1964. Dari hasil perkawinan ini, lahir tiga puteri dan tiga putera, masing-masing Regina Nailiu, Lahir di Kefamenanu,  6 September 1965, Robi Nailiu, lahir di Mataram, 2 April 1967, Hebdriana Nailiu, lahir di Kefamenanu,13 Desember 1968, Kristin Nailiu, lahir Malang, 23 Agustus 1971, Frederick Nailiu, lahir di Kefamenanu, 26 Desember 1976 dan Maximus Nailiu, lahir di Kefamenanu, 7 Agustus 1977. (ade/berbagai sumber)
 

Berita Terkini