Wisata NTT

Wisata NTT, Pesona Desa Wisata Alam Waturaka ,  Keindaham Alam Pertanian Holtikultra di Ende - NTT

Kabupaten Ende , Nusa Tenggara Timur tidak hanya memiliki danau tiga warga , Kelimutu

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
JADESTA
Wisatawan diajarkan bertani di Desa Wisata Waturaka , Kabupaten Ende 

POS KUPANG.COM -- Kabupaten Ende , Nusa Tenggara Timur tidak hanya memiliki danau tiga warga , Kelimutu dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu atau situs jejak Sukarno.

Ende juga punya alam pedesaan yang indah dengan taman petani yang luar menghampar seperti di Desa Waturaka ..

Dikutip dari Jadesta, Desa Wisata Waturaka merupakan sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Jaraknya dari Ende ibukota Kabupaten Ende sejauh 54 Km yang dapat ditempuh selama 2 Jam perjalanan menggunakan angkutan darat. 

Letaknya persis dbawah kaki Gunung Kelimutu. Desa yang sebelah barat berbatasan dengan Desa Woloara, timur dengan Desa Detuena, utara dengan dengan Desa Nuamuri Barat, Desa Nuamuri dan Desa Wolokoli. 

Potensi pertanian holtikultura yang ada dan panorama keindahan alam yang memanjakan mata, udara bersih dan berhawa dingin serta dipadukan dengan nilai-nilai kearifan budaya yang sakral dan luhur, menjadikan Desa Waturaka sudah dikembangkan secara swadaya dengan keterlibatan masyarakat yang seluas-luasnya menjadi sebuah desa wisata dengan konsep agro wisata.  

Baca juga: Wisata NTT,  7 Tempat Indah di Pulau Sumba, Destinasi  yang Wajib Dikunjungi 

Yang  dijual dari konsep agro wisata bukanlah potensi holtikuranya tapi justru aktifitas pertanian itulah yang ditawarkan kepada para wisatawan. 

Para wisatawan yang pada umumnya adalah wisatawan manca negara itu diajarkan bagaimana proses penyipan lahan, sistem pengairannya, proses penyiapan bibit, menanam, membersihkan hama sampai pada proses memanen hasil pertanian serta semua kegiatan yang berkaitan dengan aktifitas pertanian yang memiliki keunikan dan masih dilakukan secara tradisional sesuai kearifan masyarakat setempat. 

Wisatawan melakukan semua aktifitas-aktifitas tersebut secara bersama-sama dan berinteraksi langsung dengan penduduk lokal setempat.  

Penduduk Desa Waturaka yang pada awalnya adalah petani-petani tradisional sekarang justru bertransformasi menjadi petani pariwisata. 

Semua potensi pariwisata yang ada digairahkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakatnya (Fai walu ana kalo).Selain potensi agro wisata, potensi wisata alam yang ada di Desa Waturaka adalah seperti air terjun Muru Keba, pemandian air panas Liasembe, pemandian air panas Liasembe, pemandian air panas Kolorongo, sumber uap panas Mutu Lo,o. Yang tidak kalah menarik adalah berbagai atrakasi budaya yang dimainkan sanggar seni “ Nuwa Nai” dengan alat musik khasnya “ Sato”. 

Di Indonesia mungkin hanya di Desa Waturaka yang sudah benar-benar menjadikan masyarakat desa sendiri sebagai subyek utama kegiatan keparwisataan di desanya. Mereka tidak lagi menjadi ‘ pemain cadangan” apalagi menjadi penonton tapi mereka sudah dijadikan “pemain-pemain utama”. 

Inilah idealnya dan harus menjadi contoh bagi desa-desa wisata lainnya di Indonesia. Kalau selama ini kegiatan kepariwisataan yang diuntungkan adalah para pemilik modal atau kaum kapitalis justru di Desa Waturaka masyarakatnya sendiri yang meningkat kesejahteraanya, mereka dibuat gembira ria dan bahagia atas potensi yang dimiliki.

Baca juga: Wisata NTT,  Rekomendasi 4 Air Terjun Terindah di Pulau Sumba Ada di Taman Nasional Matalawa

 

Konsep pengembangan pariwisata yang dikembangkan di Desa Waturaka adalah Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat yakni konsep pembangunan pariwisata yang mengutamakan dan mengedepankan partisipasi dan peran aktif masyarakat. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved