Sosok dan Profil
Sosok Josafat Sakan, Anak Yatim yang Masuk Lima Besar Duta Bahasa Provinsi NTT
Berkat ketekunan itu, Yos sudah berhasil menyelesaikan ujian proposal dan menargetkan bisa menyandang gelar sarjana pada tahun 2026
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Menjadi anak yatim tidak membuat pemilik nama lengkap, Josafat Sakan, atau akrab disapa Yos patah semangat.
Bersama sang ibu Margarita Sakan (45), seorang pekerja serabutan sekaligus pembantu rumah tangga, Yos tumbuh menjadi anak yang tetap tegar.
Lajang yang lahir pada 22 Juni 2002 di Kuankobo, RT 14/RW 006 Kelurahan Bello, Kota Kupang, Yos belajar tetap arti hidup sederhana.
Yos adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya telah menikah dan menetap di lingkungan yang sama, sedangkan adiknya juga telah berkeluarga dan tinggal terpisah.
Ia tidak merasakan perhatian dari sang ayah selama menapaki hidupnya.
Baca juga: Sosok Caecilia Ruli Hikmawati, Penyiar Radio yang Kini Berlabuh di Larissa Aesthetic Center
Kondisi ini membuat Yos belajar mandiri sejak dini, memahami arti kerja keras, dan mengerti betapa setiap rupiah yang dihasilkan ibunya penuh dengan keringat dan pengorbanan.
Kini, Yos sedang menempuh semester 7 di Program Studi Kehutanan, Universitas Nusa Cendana (Undana).
Mereka tinggal di rumah sederhana di atas tanah milik salah satu keluarga di Kuankobo. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat belajar Yos tidak pernah padam.
Bakatnya di dunia organisasi membawanya meraih sejumlah prestasi.
Pada tahun 2024, ia berhasil masuk lima besar Duta Bahasa Provinsi NTT, memperoleh penghargaan berupa uang tunai yang ia manfaatkan sepenuhnya untuk biaya pendidikan.
Baca juga: Sosok Ansari Wahab: Mengabdi di UT Kupang dengan Kesabaran dan Dedikasi
Ia juga pernah bergabung dalam program Penggerak Pemberdayaan Guru PAUD dari sebuah yayasan di Kota Kupang, yang turut memberinya pengalaman, jejaring, dan penghargaan finansial.
Beasiswa kampus pun pernah ia raih, menjadi dorongan tambahan untuk terus melanjutkan studinya.
Di sela-sela kuliah, Yos tidak segan bekerja. Saat libur perkuliahan, ia membantu pekerjaan rumah tangga di salah satu keluarga di Bimoku, atau mengambil pekerjaan serabutan lainnya.
Bersama sang ibu, ia mengumpulkan setiap hasil kerja untuk membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Berkat ketekunan itu, Yos sudah berhasil menyelesaikan ujian proposal dan menargetkan bisa menyandang gelar sarjana pada tahun 2026.
Baca juga: Sosok Afrizal dan Merlin, Utusan Provinsi NTT jadi Anggota Paskibra Nasional 2025
Meski jalannya belum selesai, Yos memandang masa depan dengan optimisme.
“Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan,” tutur remaja murah senyum ini.
Baginya, pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka pintu kesempatan yang lebih luas.
Kisah Yos adalah cermin perjuangan anak muda dari pinggiran Kota Kupang yang tak menyerah pada keadaan.
Ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk bermimpi, melainkan cambuk untuk terus berusaha dan membangun masa depan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.