Wisata NTT

Wisata NTT,  Pesona Desa Wisata Tebara,  Rumah Adat Menara hingga Atraksi Budaya di Sumba Barat

Kabupaten Sumba Barat sama seperti daerah lain di Pulau Sumba yang memliki banyak rumah adat

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
KEMENPAREKRAF
RUMAH ADAT- Rumah adat berbentuk rumah panggung dan memiliki menara bertanduk di Kampung Prai Ijing Tebara, Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT. 

POS KUPANG.COM -- Kabupaten Sumba Barat sama seperti daerah lain di Pulau Sumba yang memliki banyak rumah adat  .

Hal ini terkait dengan budaya orang sumba yang sangat menjunjung tinggi .  Salah satu adalah kampung adat di Desa Tabara .

Dan, Desa Wisata Tebara merupakan salah satu desa adat di Kabupaten Sumba Barat. Lestarinya kekayaan budaya warisan leluhur membuat Desa Tebara atau Kampung Prai Ijing masuk dalam nominasi 75 besar ADWI 2023 lalu.

Desa wisata ini berada di Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Di sini  ini, Tribunners akan menemukan keindahan bangunan rumah adat khas Sumba Barat, atraksi budaya seperti Pasola dan mencicipi lezatnya kuliner lokal.

Baca juga: Wisata NTT,  Cek Harga Tiket Masuk dan Fasilitas Wisata Danau Weekuri, Sumba Barat Daya

Dikutip laman jaringan desa wisata Kemenparekraf, Desa Tebara memiliki beberapa kampung adat tradisional dan rumah adat dengan bentuk menara tinggi. Rumah Adat di Kampung Prai Ijing Tebara berbentuk rumah panggung dan memiliki menara bertanduk terbagi menjadi tiga tingkat.

Tribunners akan menemukan keberadan kampung adat ini di atas puncak bukit yang tinggi. Hal ini diketahui untuk menghindari serangan musuh pada jaman dahulu.

Tingkat pertama (Sali Kabungnga), tempat memelihara hewas (secara filosofi melambangkan kehidupan manusia di dunia yang masih kotor),

Tingkat kedua, tempat hunian manusia dengan perapian tepat di jantung rumah. Tingkat kedua terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu "Bali Katuonga" (Ruang Tamu, tempat pria bertemu dan terlarang/pamali bagi wanita yang di belis).

Bagian kedua adalah "Kere Padalu" (Ruang memasak dan tempat wanita bekerja), terdapat "Padalu" (gentong) tempat menyimpan air minum dan untuk kebutuhan memasak. Secara Filosofi Tingkat Kedua melambangkan Api Penyucian Jiwa (Purifying) sebelum menuju dunia "Ma Rappu" (Dunia Arwah).

Tingkat ketiga (Umma Daluka/Toko Umma) adalah Menara Bertanduk, tempat menyimpan makanan dan barang budaya. Secara filosofi melambangkan Nirvana (Surga), sehingga bentuk menara itu seperti telapak tangan terkatup sebagai simbol memuja Sang Pencipta Semesta. Dua tanduk di Puncak Menara melambangkan Wanita dan Pria sebagai Master Piece Kisah Penciptaan.

Batu Kubur Zaman Megalitikum

Selain rumah adat panggung, di sini Tribunnes akan menjumpai batu kubur besar dan sarkofagus, peninggalan budaya Megalitikum

Baca juga: Wisata NTT, Pilih Sumba Jadi Tempat Liburan,  Perhatikan Tips Ini 

Batu kubur Megalitikum ini melambangkan Perahu yang berlayar ke dunia arwah. Di sinilah konsep "Ma Rappu" (Jiwa yang sudah pergi ke dunia arwah/Prai Ma Rappu) menjadi inti/pusaran budaya Sumba.

Rumah Adat Menara Sumba sebagai simbol Kelahiran dan Batu Kubur Megalitikum sebagai simbol Kematian raga yang fana menuju kepada kehidupan keabadian.

Tidak hanya keindahan warisan budaya dan peninggalan Zaman Megalitikum, Tribunners juga disuguhkan dengan atraksi budaya lokal.

Baca juga: Wisata NTT, Pilih Sumba Jadi Tempat Liburan,  Perhatikan Tips Ini 

Beberapa atraksi tersebut, antara lain Pajurra, Pasola, Kataga atau Kodola dan Wulla Poddu. Pasola salah satu aktraksi budaya yang kini dikenal banyak orang dan atraksi ini dilakukan sekali dalam setahun pada bulan Februari hingg awal Maret.

Kuliner Lokal

Mengeksplor kampung adat, rumah adat dan melihat atraksi budaya, rasanya tidak cukup bila Tribunners belum mencicipi makanan khas Kampung Adat Prai Ijing Tebara.

Di sini ada makan dan minuman khas yang enak. Tribunners harus mencoba Kopi Lolina, kopi robusta dari perbukitan wilayah Loli Sumba Barat.

Rowe Kariwa yang terbuat dari campuran beras jagung, sayur dan buah labu lokal. Bokasawu Toro adalah sambal pelengkap sajian Rowe Kariwa yang terbuat dari campuran Terong hutan, cabe, daun kemangi dan jeruk nipis.

Ada rao lua atau daun ubi tumbuk, kapuu patunnu terbuat dari jantung pisang yang di campu rempah rempah tradisional dan
kadodu watara yang terbuat dari beras jagung terpilih yang sudah dibersihkan.

Fasilitas

Tribunners, Desa Wisata Tebara telah dilengkapi sejumlah fasilitas, di antaranya area parkir, balai pertemuan, kamar mandi umum, kios suvenir, dan spot foto.

Tersedia homestay yang bisa dipilih, khususnya bagi wisatawan yang ingin merasakan tinggal di rumah adat menara. Namanya Homestay Prai Ijing dengan tarif mulai Rp 350 ribu.

Selain wisata budaya kampung Prai Ijing, Desa Wisata Tebara juga memiliki objek wisata alam yang menawan, yaitu Danau alami Weeboro, Bukit Pangadu, Bukit Wee Padenang, Bukit Ngadu Bonnu yang memiliki view menarik ke arah Samudera Hindia di Selatan.

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved