Sumba Tengah Terkini
Bupati Sumba Tengah Minta Aksi Bela Rasa Peduli Gizi Balita Ditingkatkan
Permasalahan gizi balita harus menjadi perhatian utama demi mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIBAKUL- Bupati Sumba Tengah, Drs.Paulus SK Limu meminta kegiatan aksi bela rasa peduli gizi balita di wilayahnya terus ditingkatkan.
Permasalahan gizi balita harus menjadi perhatian utama demi mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Tanpa perhatian serius seluruh komponen daerah ini maka pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045 akan terhambat.
Permintaan Bupati Paulus SK Limu tersebut disampaikan dalam rapat evaluasi pelayanan aksi bela rasa peduli gisi Balita tahun 2025 di Aula Setda Sumba Tengah, Jumat 1 Agustus 2025.
Rapat tersebut dihadiri Wakil Bupati Sumba Tengah, Marthinus Umbu Djoka, S.Hut, Sekretaris Daerah, Bernad B.Gela, staf ahli, para asisten, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para kepala Puskesmas dan tenaga ahli gizi.
Baca juga: Wisata NTT, Jelajah Gua Alam dan Temukan Keajaiban Alam di Sumba Tengah
Menurut Bupati Paulus, permasalahan gizi balita harus menjadi perhatian utama demi mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Tanpa perhatian serius terhadap gizi balita, pencapaian tujuan besar tersebut akan terhambat.
Karena itu aksi kemanusiaan dan kepedulian terhadap gizi balita harus terus berlanjut dan ditingkatkan.
Bupati berharap adanya desa role model agar menjadi contoh dalam menentukan menu makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.
Program tersebut diharapkan dapat memotivasi desa-desa lain menerapkan pola makan sehat bagi balita.
Baca juga: Bank NTT Cabang Waibakul Sumba Tengah Gelar Kegiatan Aksi Sosial dan Kesehatan
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta agar disediakan kebijakan anggaran khusus yang fokus pada bayi dua tahun dan bayi dengan berat badan kurang guna memastikan mendapatkan asupan gizi optimal.
Pemenuhan gizi bayi balita harus mengacu pada pola menu Beragam, Bergizi dan Berimbang (BBB) dengan peran aktif tenaga kader posyandu.
Dirinya berharap agar 4.415 balita harus terkoneksi dengan data kemiskinan untuk penanganan yang tepat sasaran.
Ia juga menyarankan perlu pemeriksaan kondisi rumah orang tua balita.
Bila keluarga tidak memiliki lahan atau sumber penghidupan memadai, harus dilakukan intervensi agar perbaikan gisi balita berjalan baik.(pet)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.