Prakiraan Cuaca
98 Persen Wilayah NTT Masuki Musim Kemarau, BMKG: Tetap Waspada Hujan Lebat
Sebanyak 98 Persen Wilayah NTT sudah masuki musim kemarau, BMKG ingatkan beberapa daerah tetap waspada hujan lebat
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - BMKG Statiun Klimatologi Kelas II Kupang dalam rilis terbarunya memprediksi 98 Persen wilayah NTT masuki musm kemarau.
Meski demikian, BMKG mengingatkan tetap waspada hujan lebat.
BMKG menyebut masaih ada beberapa daerah di NTT yang belum masuk musim kemarau.
Daerah tersebut sepereti Kupang bagian timur laut, TTS bagian utara, dan timur laut.
BMKG menuebut wilayah tersebut masih ada hujan hingga dasarian 1 Juli.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kupang Besok Sabtu 19 Juli 2025: Siang Cerah Berawan
“Sudah 98 persen wilayah NTT sudah masuk ke musim kemarau. Ada pun yang belum masuk, yaitu wilayah Kupang bagian timur laut, TTS bagian utara, dan timur laut. Karena wilayah tersebut masih ada hujan, dan hujannya masih tinggi di wilayah tersebut sampai dasarian 1 Juli,” ujar Ryan Sudrajat, Prakirawan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Madya Klimatologi II Kupang, Kamis (17/7/2025) dalam siaran mitigasi bencana Pro1 RRI Kupang.
Ia melanjutkan, sebagian besar daerah telah mengalami pergeseran pola cuaca menuju musim kemarau. Wilayah-wilayah yang belum masuk kemarau masih menunjukkan intensitas curah hujan yang tinggi. Kondisi ini menunjukkan adanya ketimpangan spasial dalam pola musim kemarau tahun ini.
Menurut Ryan, jika dibandingkan dengan kondisi musim kemarau pada 2024, maka musim kemarau tahun ini menunjukkan karakteristik yang berbeda. Musim kemarau tahun lalu cenderung normal, dengan curah hujan yang rendah dan durasi musim yang lebih panjang.
Baca juga: BMKG Prediksi Cuaca NTT Hari Ini 18 Juli 2025 Didominasi Cerah Berawan
“Musim kemarau tahun lalu itu keadaan normal dengan awal musimnya itu sedikit mundur, dan curah hujannya dalam keadaan normal musim kemarau. Sedangkan untuk tahun ini, musim kemarau cenderung basah atau lebih basah dari biasanya. Dengan awal musim kemarau yang lebih lambat, dan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, serta durasi yang lebih pendek,” jelasnya.
Ia menambahkan kondisi ini menuntut kewaspadaan yang berbeda. Jika pada tahun lalu fokus utama adalah mitigasi kekeringan dan krisis air, tahun ini masyarakat juga harus tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang dapat terjadi meskipun sudah memasuki musim kemarau.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan terhadap berbagai potensi bencana yang bisa muncul selama musim kemarau. Meski curah hujan masih turun di beberapa daerah, risiko kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap perlu diantisipasi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.