Warga Kupang Positif Hantavirus

Penjelasan Ahli Kesehatan Masyarakat NTT Tentang Hantavirus yang Ditemukan di Kota Kupang NTT

Bagi masyarakat, Vinsen menyarankan agar menjaga kebersihan rumah dan gudang atau kamar penyimpanan yang menjadi sarang tikus.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
HANTAVIRUS - Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mantan Dekan Kesehatan UCB, Vinsen Belawa Lemaking, SKM., M. Kes memberikan penjelasan tentang temuan hantavirus yang ada di Kota Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Vinsen Belawa Lemaking, SKM., M. Kes memberikan penjelasan tentang temuan hantavirus yang ada di Kota Kupang. 

Dia mengatakan, hantavirus masih tergolong baru bagi sebagian besar masyarakat. Di NTT, terdapat satu kasus yang dilaporkan oleh instansi kesehatan di Jawa Tengah, setelah pasien itu diperiksa di daerah tersebut. 

"Virus ini ditularkan melalui urine, air liur, dan kotoran tikus yang terkontaminasi," katanya, Kamis, (10/7/2025) 

Penularan ke manusia umumnya terjadi karena menyentuh feses, liur, atau urine, dari tikus yang terinfeksi hanta virus, menghirup partikel udara yang mengandung hantavirus, mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi hanta virus. 

Baca juga: Wali Kota Kupang Sebut Hantavirus Bukan Menular Antar Manusia, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

"Mengalami luka akibat gigitan tikus yang terinfeksi hanta virus dan menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan benda yang terkontaminasi hantavirus," tambah dia. 

Dia berkata, virus ini cukup mematikan tergantung daya tahan tubuh penderita. Gejala umum demam tinggi, nyeri otot, sesak nafas, kemerahan di wajah, ruam di kulit dan berlanjut pada tekanan darah menurun, perdarahan, gangguan aliran darah/syok, dan gagal ginjal akut.

Pemerintah, kata dia, perlu melakukan pengendalian populasi tikus dengan penyemprotan disinfektan, penangkapan dengan perangkap atau racun tikus di daerah rawan. 

"Berikan edukasi ke masyarakat tentang bahaya virus ini dan cara mencegahnya. Intinya ciptakan lingkungan yang bersih jauh dari sampah," kata mantan Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Citra Bangsa ini. 

Selain itu, Pemerintah atau dinas teknis harus melakukan surveilans dan kolaborasi semua sektor untuk mencegah bertambahnya kasus. Pemerintah juga perlu mempersiapkan peralatan di rumah sakit jika terjadi lonjakan kasus. 

"Hal ini penting karena melihat tanda dan gejala penyakit ini sama dengan penyakit lainnya sehingga tidak terdeteksi secara baik," sambung dia. 

Bagi masyarakat, Vinsen menyarankan agar menjaga kebersihan rumah dan gudang atau kamar penyimpanan yang menjadi sarang tikus.

Hindari menyapu kotoran tikus yang kering sebelum disemprot disinfektan dan semua makanan harus di tutup rapat.

"Untuk kasus ini sementara kita tidak perlu melakukan lokalisasi wilayah karena cara mengatasinya cukup sederhana apabila kita sadar akan pentingnya kebersihan," katanya. 

Dia juga meminta tidak ada kepanikan dengan kasus ini. Pemerintah bisa melakukan berbagai langkah untuk menanggulangi hantavirus. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved