Makan Bergizi Gratis

Setelah Enam Bulan, 26 Kecamatan di Sumenep Belum "Kebagian" MBG

Sementara itu, ribuan siswa di 26 kecamatan lainnya belum merasakan manfaat dari program makan gratis tersebut.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM
MENU MBG - Ilustrasi menu makanan dari program makan bergizi gratis. Pelaksanaan MBG di Sumenep baru mengcoveer 1 kecamatan dari total 28 kecamatan di kabupaten itu. 

POS-KUPANG.COM, SUMENEP - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur belum mengalami perluasan penerima manfaat sejak peluncuran enam bulan lalu. 

Hingga kini penerima manfaat baru terbatas pada satu Kecamatan yakni Kecamatan Kota Sumenep. Penerima manfaat program itu baru menyasar 2.965 siswa yang  di 18 lembaga pendidikan di Kecamatan Kota Sumenep

Sementara itu, ribuan siswa di 26 kecamatan lainnya belum merasakan manfaat dari program makan gratis tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Sumenep, Edy Rasiyadi dikutip dari Kompas.com menyebut bahwa hingga saat ini belum ada informasi mengenai dapur bergizi baru yang beroperasi untuk memperluas cakupan program MBG

“Sampai saat ini kami belum menerima laporan adanya dapur MBG baru yang beroperasi,” kata Edy Rasiyadi, Jumat (13/6/2025).

Sebelumnya, pada Februari 2025, satu dapur MBG sempat dibangun di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan. Dapur tersebut bahkan telah ditinjau oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan ditargetkan mampu melayani antara 6.000 hingga 7.000 siswa.

Namun, hingga kini dapur tersebut belum mulai beroperasi.

“Kami memang mendapatkan informasi bahwa ada tiga lokasi yang direncanakan untuk pembangunan dapur MBG, di Kecamatan Pragaan, Guluk-Guluk, dan Gapura,” ujarnya.  

Pemkab Sumenep telah menyiapkan tiga lahan untuk pembangunan dapur MBG, salah satunya berada di wilayah kepulauan.

Lahan-lahan tersebut telah dilaporkan ke Pemprov Jawa Timur untuk diteruskan kepada kementerian terkait. Selain itu, Pemkab pernah mengusulkan agar bangunan sekolah yang telah di-regrouping bisa dimanfaatkan sebagai dapur MBG.

Menurut Edy, penggunaan bangunan eks sekolah ini dinilai lebih efisien karena anggaran pembangunan dapur bisa dialihkan untuk biaya produksi makanan. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved