Demo Pecat Ketua DPP PPP
Gejolak PPP, Pengamat: PPP Butuh Refleksi dan Evaluasi, Bukan Mengkerdilkan Diri
Langkah politik yang dilakukan Romahurmuziy, menurut Jimy, sadar pesan politik. Romahurmuziy alias Romy punya pengaruh kuat di tingkat DPP PPP.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yohanes Jimmy Nami menyebut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membutuhkan banyak ruang refleksi dan evaluasi.
Sebab, PPP sendiri menjelang pelaksanaan Muktamar tahun 2025 di Bali bulan September mendatang, mengalami gejolak internal. Jimy menganggap dinamika di tubuh PPP hal biasa.
"Dinamika politik dalam tubuh parpol hal biasa saja sebenernya. Itu tandanya parpol itu hidup dinamis dan memantik atensi banyak pihak. Tidak terkecuali dengan apa yang dihadapi PPP saat ini," kata Jimy Nami, Senin (9/6/2025).
Jimy menanggapi aksi demontrasi yang dilakukan seluruh Ketua DPC PPP di NTT, Senin pagi di Kantor DPW PPP NTT. Demo dilakukan lantaran Romahurmuziy dianggap merendahkan kader dan pimpinan partai.
Menjelang Muktamar PPP tenu gejolak itu akan semakin kencang. Lain sisi, para peserta Muktamar yang berjalan ke arena pemilihan pasti memiliki pilihan politik masing-masing. Demikian juga dengan DPW PPP NTT.
Baca juga: DPW PPP NTT Sebut Romahurmuziy Seakan Jual Partai
Langkah politik yang dilakukan Romahurmuziy, menurut Jimy, sadar pesan politik. Romahurmuziy alias Romy punya pengaruh kuat di tingkat DPP PPP.
Ia juga memiliki jejak organisasi yang mumpuni, selain relasi yang kuat dalam tiap kepemimpinan di PPP.
"Bisa dikatakan Romy cukup paham apa dan siapa yang dibutuhkan PPP saat ini untk kembali mendorong PPP kedalam arena legislatif RI," kata Jimy.
Selain itu, bisa jadi sinyal politik yang dikirim Romy ke publik selama ini adalah bagian dari test the water atau Romy sedang menguji suasana terhadap personal politik yang didukungnya.
"Romy sedang memantik reaksi internal/simpatisan PPP terhadap sikap politik pribadinya," katanya.
Jimy berpandangan, pernyataan Romy tentang dugaan merendahkan kader dan pengurus PPP sebetulnya tidak ada. Terkhusus menjelang pelaksanaan Muktamar.
"Ini soal panggung politik saja, ya kebetulan konstruksi politik yang dibangun faksi Romy dkk lebih ideal dan lebih bisa merepresentasikan tokoh tertentu ya silahkan saja di counter dengan strategi lainnya," ujarnya.
Menurut Jimy, Muktamar adalah ruang politik dengan segala urusan dukung mendukung. Sehingga, adu strategi, konsolidasi politik pemegang hak suara menjadi hal utama untuk bisa jadi pemenangnya.
Dia menyarankan, budaya pecat memecat dalam parpol sebagai institusi publik mesti dipertimbangkan kembali sebagai hal yang tidak ideal bagi institusionalisme parpol. Sangat tidak elok, kata dia, perbedaan dukungan Calon Ketua Umum bermuara ke pemecatan.
"Parpol itu butuh kekuatan besar para kader terbaiknya termasuk PPP yang sedang butuh banyak ruang refleksi dan evaluasi bukan malah mengkerdilkan diri," katanya.
Pengajar di Fisip Undana itu berharap Muktamar PPP kelak bisa membawa manfaat demi kemajuan PPP, lebih khusus bagi DPW PPP NTT dan konstituennya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.