Jelang 1 Juni, Juru Pelihara Rumah Pengasingan di Ende Kerap Rasakan Kehadiran Mistis Bung Karno

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE – Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni yang juga bertepatan dengan bulan kelahiran dan wafatnya Bung Karno, suasana mistis kerap menyelimuti Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Safrudin, juru pelihara rumah pengasingan sekaligus keturunan H. Abdullah Ambuwaru sebagai pemilik Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, mengungkapkan, dirinya kerap merasakan aura kehadiran sang proklamator, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, terutama pada bulan Juni yang dianggap sebagai "bulannya Bung Karno".

“Aura mistis itu ada, bukan hanya kami sebagai penjaga rumah pengasingan Bung Karno, pengunjung juga bisa merasakan auranya Bung Karno pasti ada. Kadang ada yang melihat beliau, kadang ada yang takut melihat ke kamar tidur Bung Karno. Setiap orang merasakan auranya dengan cara masing-masing,” ungkap Safrudin kepada TribunFlores.com, Sabtu (31/5/2025).

Menurutnya, menjelang 1 Juni atau pada peringatan hari wafat Bung Karno, biasanya muncul tanda-tanda spiritual seperti bau harum yang khas. 

Sebagai seorang Muslim, Safrudin mengaku langsung berdoa dan mengirimkan surat Al-Fatihah untuk Bung Karno ketika aroma tersebut muncul.

Baca juga: Jelang Harlah Pancasila 2025, Ribuan Umat Beragama di Ende Gelar Doa Kebangsaan 

“Kalau sudah mencium bau harum, sebagai orang Muslim pasti saya langsung berdoa, kirim doa Al-Fatihah buat beliau,” katanya.

Safrudin menyebut dua lokasi di dalam rumah pengasingan yang paling sering memunculkan aura mistis yakni ruang salat dan kamar tidur Bung Karno. 

Kedua tempat itu diyakini sebagai lokasi-lokasi paling kuat menyimpan jejak spiritual sang pemimpin besar.

Ia pun mengusulkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Ende agar secara rutin menggelar doa bersama menjelang hari-hari penting seperti 1 Juni, hari lahir Bung Karno, dan hari wafatnya.

“Masukkan saja untuk pemerintah daerah dan kalangan masyarakat. Menjelang 1 Juni, atau hari lahirnya Bung Karno, wafatnya Bung Karno, saya harap penuh kepada pemerintah agar kita bisa gelar doa di rumah pengasingan Bung Karno,” pintanya.

Ironisnya, selama lebih dari dua dekade menjaga situs bersejarah ini, Safrudin mencatat bahwa doa-doa justru lebih sering datang dari pengunjung luar daerah. 

Sementara itu, pemerintah dan masyarakat setempat belum pernah mengadakan doa bersama secara resmi di rumah pengasingan Bung Karno. (bet)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS