NTT Terkini
Gubernur NTT Dorong Penguatan Tata Kelola dan Ketahanan Air di Pulau Timor
Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengikuti workshop MITLTW Project, Kamis (22/5/2025)
Laporan POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengikuti workshop Inception Workshop of CI-GEF Management of Indonesia and Timor Leste Transboundary Watershed (MITLTW) Project di Hotel Sotis Kupang, Kamis (22/5/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi NTT.
Turut hadiri Dirjen Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Kementerian Kehutanan RI Dyah Murtiningsih, Menteri Muda Kehutanan Timor Leste Fernandino Vieira, dan Dirjen Kehutanan Timor Leste Hermenegildo Granadero.
Workshop inibertujuan memperkuat kerja sama lintas batas dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dalam penguatan tata kelola dan ketahanan air antar Indonesia ( Pulau Timor ) bersama Timor Leste.
Baca juga: Balada Kekeringan di Mautenda Ende, Warga Terpaksa Cari Air di Kubangan Kali Loworea
"Negara Indonesia dalam hal ini Provinsi NTT berbatasan darat langsung dengan Timor Leste. Kita masih memiliki akar budaya dan tradisi adat yang kuat serta hubungan sosio-kultural yang begitu dekat dan kuat maka akan perlu untuk saling mendukung dalam program pembangunan serta sinergi dalam berbagai kerja sama," kata Melki Laka Lena.
Salah satu simpul penting yang juga menyatukan NTT dan Timor Leste adalah keberadaan daerah aliran sungai di tas batas.
Secara ekonomis dan sosial ekonomi, daerah aliran sungai ini memainkan peran vital dalam menopang kehidupan masyarakat di kedua negara. Air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir, membawa harapan untuk tumbuh, untuk masa depan yang lebih baik bagi warga yang ada di kedua negara tersebut.
Menurut Melki Laka Lena untuk mendukung tata kelola dan ketahanan air maka diperlukan langkah besar antara kedua negara untuk mewujudkan hal tersebut.
Dalam konteks inilah, proyek pengelolaan daerah-daerah aliran sungai lintas negara Indonesia dan Timor Leste serta MITLTW hadir sebagai langkah nyata menuju pengelolaan sungai daya alam secara kolaboratif dan berkelanjutan.
Baca juga: Wisata NTT, Air Terjun Waimarang di Sumba, Rasakan Sensasi Renang di Bawa Guyuran Air terjun
Proyek ini bukan hanya menjawab tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam memperkuat diplomasi lingkungan dan membangun kepercayaan masyarakat di lintas negara.
"Kami Pemerintah dan masyarakat Provinsi NTT, menyambut inisiatif ini dengan penuh semangat dan komitmen, sebab MITLTW bukan sekadar proyek teknis untuk perlindungan ekosistem, melainkan juga mencakup penguatan tata kelola air, peningkatan praktik pertanian yang ramah lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat lokal di wilayah perbatasan, " tambah Melki Laka Lena.
Ia menegaskan bahwa pendekatan partisipatif dan kolaboratif harus menjadi fondasi utama dari proyek ini. Masyarakat adat, petani, perempuan, pemuda, dan seluruh komunitas yang hidup di kawasan daerah aliran sungai harus dilibatkan secara aktif dalam setiap prosesnya.
"Kami ingin memastikan bahwa proyek ini bukan hanya hadir sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai gerakan bersama yang memperjuangkan masa depan yang lebih hijau, damai, dan sejahtera di tapal batas negeri kita, baik Indonesia maupun Timor Leste," tandasnya.
Selain itu, Gubernur NTT menyampaikan ingin memastikan bahwa pengelolaan kolaboratif ekosistem air tawar ini benar-benar mendukung ketahanan air, ketahanan pangan, dan keberlangsungan mata pencarian masyarakat di kedua negara. (ria)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.