NTT Terkini
Krisis Sampah Dimulai dari Keranjang Belanja
Barang-barang dengan umur pakai pendek, terutama dari plastik dan tekstil, menjadi kontributor utama tumpukan sampah yang terus membengkak.
Oleh: Agustina Etin Nahas, SP., M.Si
Dosen Faperta Undana
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Indonesia saat ini menghadapi darurat sampah yang tak bisa lagi diabaikan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional tahun 2024 mencapai 32,6 juta ton.
Ironisnya, sekitar 40,34 persen atau lebih dari 13 juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik, berakhir mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat.
Di balik angka-angka besar itu, ada satu persoalan fundamental yang jarang disoroti secara serius: budaya konsumtif.
Kita hidup dalam sistem sosial yang secara tidak langsung mendorong perilaku konsumsi berlebihan.
Iklan digital, tren media sosial, serta kemudahan belanja daring mendorong masyarakat untuk membeli lebih dari yang mereka butuhkan.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis Melepas Gengsinya dan Ikut Memilah Sampah
Barang-barang dengan umur pakai pendek, terutama dari plastik dan tekstil, menjadi kontributor utama tumpukan sampah yang terus membengkak.
Survei Nielsen 2023 memperkuat hal ini, menunjukkan bahwa sebagian besar generasi muda di Indonesia cenderung membelanjakan pendapatannya untuk barang konsumsi instan seperti fashion, gadget, dan makanan cepat saji.
Imbasnya, timbulan limbah dari kemasan dan produk sekali pakai meningkat tajam.
Komposisi sampah nasional tahun 2024 masih didominasi oleh sisa makanan (41,6 % ) dan plastik (18,71 % ), dengan rumah tangga sebagai penyumbang utama sebesar 50,8 % .
Artinya, krisis sampah tidak hanya soal pengelolaan di hilir, tetapi lebih dulu harus dibenahi dari hulu, yakni dari pola konsumsi masyarakat.
Kondisi Terkini Kota Kupang
Masalah ini juga nyata terasa di Kota Kupang. Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menyebutkan bahwa timbulan sampah harian mencapai sekitar 250 ton.
Sebagian besar sampah tersebut berakhir di TPA Alak yang kini sudah mendekati kapasitas maksimal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.