Makan Bergizi Gratis

Janji Kepala BGN Soal Keracunan MBG di Tasikmalaya dan Bandung

Hasil uji awal yang dilakukan tim ahli gizi SPPG menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke penerima manfaat. 

Editor: Ryan Nong
ANTARA/HO-Badan Gizi Nasional
Kepala BGN Dadan Hindayana saat mengunjungi para siswa yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Cianjur, Jawa Barat, karena mengalami gejala gangguan kesehatan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (23/4/2025). 

POS-KUPANG.COM ,JAKARTA - Dadan Hindayana selaku Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) telah berjanji mengusut tuntas insiden keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Bandung dan Tasikmalaya yang terjadi pekan ini.

"Kami menegaskan akan mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kejadian serupa," ujar Dadan dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/5/2025). 

Hasil uji awal yang dilakukan tim ahli gizi SPPG menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke penerima manfaat. 

"Kami memastikan seluruh proses, baik pengolahan maupun distribusi, sesuai dengan standar operasional," ucap Dadan.

Kendati demikian, Dadan menyebut investigasi mendalam tetap diperlukan untuk memastikan titik kritis masalah.

Tak hanya di Tasikmalaya, laporan insiden keracunan MBG serupa juga muncul Kecamatan Coblong yang merupakan wilayah SPPG Bandung, Jawa Barat. 

BGN telah menerjunkan tim investigasi gabungan dan menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bahan mentah yang digunakan.

Hasil uji laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 10 hari ke depan.

"Kami memastikan bahwa siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan setempat," ujar Dadan.

Untuk itu, Dadan mengimbau seluruh pihak agar tetap tenang dan menunggu hasil resmi dari tim investigasi.

"BGN akan terus menyampaikan informasi secara terbuka dan bertanggung jawab," tutur Dadan.

Adapun peristiwa keracunan di Tasikmalaya terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Michael Julius Tobing telah menyampaikan bahwa semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan secara teliti sebelum pengolahan.

24 pelajar dilarikan ke fasilitas kesehatan

Delapan dari 24 pelajar di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat masih dirawat intensif di Puskesmas Rajapolah hingga Jumat (2/5/2025). 

Sementara itu, satu pasien dirujuk ke rumah sakit atas permintaan orang tua.

Adapun para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Rajapolah itu diduga mengalami keracunan usai menyantap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah masing-masing pada Rabu (30/4/2025). 

"Total hari ini ada sekitar 24 orang dan yang dirawat ada 8 orang dan 1 orang dirujuk karena permintaan keluarga pasien. Untuk yang dirujuk tidak memiliki penyakit penyerta dan saat ini kondisi pasien yang dirawat pun berangsur membaik," ujar Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri dikutip dari Kompas.com, Jumat. 

Hani menambahkan, seluruh pasien mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan buang air besar terus-menerus sejak Rabu malam, usai menyantap makanan MBG.

Namun hingga Jumat siang belum ada penambahan pasien dengan gejala serupa.

“Belum, belum ada lagi tambahan pasien,” kata Hani.

Hani menyebut, kondisi para pasien yang masih dirawat berangsur membaik meski tetap berada dalam pemantauan tenaga medis.

“Untuk yang dirujuk tidak memiliki penyakit penyerta dan saat ini kondisi pasien yang dirawat sudah berangsur membaik,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa mayoritas korban berasal dari wilayah Rajapolah dan datang dengan gejala umum seperti mual, muntah, hingga diare berulang.

“Dari total 8 orang yang dirawat dengan rincian dua laki-laki dan enam perempuan,” sebut Hani.

Sebelumnya, orang tua pelajar menerima pesan melalui WhatsApp dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan relawan penyelenggara program MBG

Dalam pesan tersebut, pihak relawan menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.

“Terkait keluhan yang dialami beberapa anak, kami turut prihatin dan memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami sedang mengevaluasi menu MBG yang diberikan kemarin. Begitu pesannya,” ujar N, salah satu orang tua korban, Kamis (1/5/2025)

N mengungkapkan, anaknya mulai menunjukkan gejala sekitar pukul 24.00 WIB.

“Anak saya habis makan bergizi gratis di sekolah sejak kemarin dan mulai terasanya pada jam 24.00 malam, anak saya tidak seperti biasanya buang air besar secara terus menerus,” ujarnya.

Dalam pesan tersebut, relawan juga meminta agar informasi tidak disebarluaskan di media sosial untuk sementara waktu.

“Kami mohon kerja samanya agar hal ini tidak diramaikan dulu, karena kami tengah menangani dan mengevaluasi kasus ini. Kami pastikan akan bertanggung jawab dan memberikan informasi lanjutan secepatnya. Berkali-kali pesan WA-nya,” tambah N. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved