Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 18 April 2025, “Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus”

Hari ini kita merenungkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Jumat Agung adalah saat yang penuh makna bagi umat Kristen

Editor: Eflin Rote
DOK PRIBADI
Br. Pio Hayon, SVD. 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Jumat Agung 

Jumat,  18  April  2025.  
Bacaan I: Yes. 52: 13 - 53:12
Bacaan II: Ibr. 4: 14-16;5:7-9
Injil:  Yoh. 18: 1-19:42

“Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus”

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Mengenangkan kembali kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus bukanlah sekedar untuk dikenang semata tetapi menjadi sebuah kisah iman akan Tuhan kita Yesus Kristus yang disalibkan untuk menyelamatkan umat manusia dari segala dosa-dosa.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini kita merenungkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Jumat Agung adalah saat yang penuh makna bagi umat Kristen, ketika kita merenungkan penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

Dalam bacaan pertama, Yesaya 52:13 - 53:12, kita menemukan gambaran yang mendalam tentang hamba yang menderita. Yesaya meramalkan bahwa hamba Tuhan akan dihina dan ditolak, namun melalui penderitaan-Nya, Dia akan membawa keselamatan dan penyembuhan bagi banyak orang. Ini menjadi pengingat bahwa penderitaan bukanlah akhir, tetapi sebuah jalan menuju pemulihan.  

Dalam bacaan kedua dari Ibrani 4:14-16; 5:7-9 menegaskan kemanusiaan Yesus dalam menghadapi penderitaan. Dia bukan hanya sekadar saksi dari penderitaan, tetapi juga merasakannya secara mendalam. Yesus memahami kelemahan dan kesakitan kita, dan melalui ketaatan-Nya, Dia menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua yang percaya.

Ini mengajak kita untuk mendekat kepada-Nya dalam doa dan pengharapan, mengetahui bahwa Dia telah mengalami segala sesuatu yang kita alami. Dan dalam Injil Yohanes 18:1-19:42, kita menyaksikan kisah sengsara Yesus dengan penuh emosi.

Dari penangkapan-Nya di Taman Getsemani hingga penyaliban, setiap langkah menunjukkan cinta dan pengorbanan-Nya yang tak terukur. Yesus, yang tidak bersalah, rela menanggung semua beban dosa umat manusia. Ini mengajak kita untuk merenungkan betapa besar kasih-Nya yang rela berkorban demi kita.

Introspeksi dalam permenungan kita lewat kisah sengsara Tuhan kita Yesus Krisus ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa pertanyaan reflektif untuk kita semua: Bagaimana kita merespons pengorbanan Yesus dalam hidup kita?

Dalam momen-momen penderitaan kita, bagaimana kita dapat tetap percaya dan bersandar pada-Nya? Apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas pengorbanan-Nya? Ataukah kita cuma masa bodoh dan sama sekali tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita terutama saat-saat kita mengalami penderitaan? Atau lebih memilih kekuatan lain untuk membantu kita?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:  ketika kita mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, marilah kita membuka hati kita untuk memahami makna pengorbanan-Nya.

Kedua, Dia telah menanggung semua rasa sakit dan penderitaan demi kita, mengundang kita untuk hidup dalam kasih, pengharapan, dan iman. Ketiga, dengan merenungkan hari Jumat Agung ini, kita diingatkan akan cinta yang tak terhingga dan panggilan untuk mengikuti jejak-Nya dalam hidup kita sehari-hari. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved