Breaking News

Kunci Jawaban

Soal Ujian Sekolah dan Kunci Jawaban Antropologi Hal 35 dan 36 Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka

Simak soal ujian sekolah dan Inilah kunci jawaban mata pelajaran Antropologi Halaman 35 dan 36 kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi karangan

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Canva/Tribunnews
GRAFIS KUNCI JAWABAN - Template kunci jawaban untuk soal Kurikulum Merdeka yang dibuat di Canva Premium pada Rabu (9/4/2025). Inilah Kunci Jawaban mata pelajaran Antropologi halaman 35 dan 36 Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi. 

POS KUPANG.COM -- Simak soal ujian sekolah dan Inilah kunci jawaban mata pelajaran Antropologi Halaman 35 dan 36 kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi karangan Okta Hadi Nurcahyono terbitan Kemdikbudristek tahun 2035 dan 36 .

Pada halaman 35 dan 36 buku Antropologi Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, siswa mengerjakan Lembar Kerja 1.6

Pembahasan ini, diulas dalam Bab 1 "Pengantar Antropologi".

Selengkapnya, simak kunci jawaban mata pelajaran Antropologi halaman 35 dan 36 Kelas 11 SMA/MA.

Kunci Jawaban Antropologi Kelas 11 SMA Halaman 35 dan 36 Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Soal Antropologi Halaman 35 dan 36 Kelas 11 SMA

Lembar Kerja 1.6

Judul Kegiatan: Menyimpulkan Hasil Informasi atau Literasi Antropologi

Jenis Kegiatan: Tugas Individu

Tujuan Kegiatan: Peserta didik dapat merefleksikan dan menyimpulkan analisis kasus pada fase perkembangan antropologi.

Baca juga: Soal Ujian Sekolah dan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 134 Kurikulum Merdeka

Setelah mempelajari fase-fase perkembangan Ilmu antropologi silakan analisis kasus berikut ini:

Tulisan ini diambil dari sebuah artikel yang berjudul “Justice for Ishi: UC Removes hall’s name” oleh Natasha Brennan. Pada intinya artikel itu bercerita tentang pencopotan nama seorang antropolog kontroversial dari sebuah gedung sains dan seni.

Sebelumnya bangunan itu bernama Alfred Louis Kroeber, seorang antropolog budaya yang penelitiannya di awal  1900-an memengaruhi studi suku Indian di California selama beberapa dekade.

Namun, keterlibatannya dalam penggalian dan pengumpulan sisa-sisa pribumi dan perlakuannya terhadap seorang pria pribumi bernama Ishi —dijuluki “orang Indian terakhir di Amerika Serikat”—membawa tuntutan yang semakin besar pada Kampus Berkeley untuk menghapus namanya.

Kroeber, yang mengajar di Berkeley selama 45 tahun, salah menyatakan bahwa suku Ohlone telah punah secara budaya pada tahun 1925.

Hal itu mendorong Biro Urusan Indian untuk menghapus status suku yang diakui secara federal dan memaksa anggota suku untuk mengosongkan tanah lindung mereka.

Kroeber sendiri adalah dosen fakultas pertama universitas di Departemen Antropologi yang baru dibentuk.

Dia pindah ke barat pada tahun 1901 ke daerah San Francisco pada usia 25 tahun setelah menyelesaikan gelar doktor dalam bidang antropologi dari Universitas Columbia di New York. 

Baca juga: Soal Ujian Sekolah dan Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Hal 195 Kurikulum Merdeka: Lembaga Keuangan Bank

Dia menjadi profesor penuh pada tahun 1919 dan terus mengajar sampai dia pensiun pada tahun 1946.

Dari tahun 1909 hingga 1947, ia juga turut membidani pendirian Museum Antropologi Universitas California, yang didanai filantropis atau dermawan bernama Hearst.

Kroeber sendiri juga salah satu pendiri serta pernah menjabat sebagai presiden American Anthropological Association, mendirikan Linguistic Society of America serta memimpin American Folklore Society.

Kroeber sendiri sangat kontradiktif meskipun banyak capaian sebagai seorang antropolog tetapi hasil analisisnya atau karyanya bermasalah sampai dengan tuntutan yang dilakukan oleh Ishi seorang Indian terakhir di Amerika Serikat.

Petunjuk kerja:

1) Bacalah artikel di Lembar Kerja 1.6 dan gunakan informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan kalian!

2) Kerjakan tugas dengan teman kalian!

3) Kemukakan temuan dan pendapat kalian di diskusi kelas!

Tugas:

Berdasarkan artikel di atas pelajaran apa yang kalian dapatkan?
Mengapa kasus tersebut dapat terjadi di kalangan para antropolog?
 Apa hasil analisis kasus dari kasus tersebut?
 Jika kalian sebagai seorang antropolog, sikap apa yang akan kalian ambil dalam menyikapi kasus tersebut?
Jawaban
Refleksi dan Analisis Kasus: “Justice for Ishi”
Pelajaran yang Didapatkan
Dari kasus Alfred Kroeber dan Ishi, saya belajar bahwa ilmu antropologi tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial, budaya, dan etika. Sehebat apa pun kontribusi seorang ilmuwan, jika pendekatannya mengabaikan hak, martabat, dan kemanusiaan subjek yang diteliti, maka hal itu akan menciptakan luka sejarah yang dalam. Ilmu bukan hanya tentang data dan teori, tapi juga tentang bagaimana manusia diperlakukan dalam proses pencarian pengetahuan.

Mengapa Kasus Ini Dapat Terjadi di Kalangan Antropolog?
Kasus ini bisa terjadi karena beberapa alasan:

1. Fase Awal Antropologi Bersifat Etnosentris
Pada masa awal perkembangan antropologi, banyak peneliti menggunakan pendekatan yang menganggap budaya Barat lebih unggul. Hal ini membuat antropolog seperti Kroeber merasa berhak meneliti, mengoleksi, bahkan mengatur hidup orang-orang dari budaya lain, seolah mereka objek pasif.

2. Kurangnya Kesadaran Etika Penelitian
Etika dalam penelitian antropologi belum berkembang seperti sekarang. Perlakuan terhadap Ishi—yang dipamerkan sebagai “manusia terakhir” dan diobservasi kehidupannya tanpa persetujuan penuh—merupakan contoh kurangnya pertimbangan moral dalam praktik ilmiah saat itu.

3. Kepentingan Politik dan Institusional
Kroeber juga merupakan bagian dari institusi yang besar, seperti Universitas dan museum. Ada tekanan institusional untuk mengoleksi, mendokumentasikan, dan memamerkan budaya pribumi demi "kemajuan ilmu", yang sering kali mengabaikan hak-hak masyarakat lokal.

Hasil Analisis Kasus
Kasus ini menggambarkan fase awal antropologi yang sering kali tidak sensitif terhadap hak-hak masyarakat adat. Alfred Kroeber memang berjasa dalam membentuk dasar-dasar antropologi budaya, namun tindakannya terhadap Ishi dan pernyataan bahwa suku Ohlone telah "punah" menunjukkan bias dan kekuasaan akademik yang dapat berdampak nyata bagi masyarakat.

Kesalahan Kroeber telah berdampak sistemik, misalnya penghapusan status suku oleh pemerintah federal, yang menyebabkan hilangnya hak tanah dan pengakuan identitas budaya. Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan bukan netral, dan bisa menjadi alat dominasi jika tidak dikontrol dengan prinsip keadilan dan etika.

Sikap yang Akan Diambil jika Saya Seorang Antropolog
Jika saya adalah seorang antropolog, maka saya akan:

1. Menjunjung Tinggi Etika Penelitian
Saya akan memastikan bahwa semua penelitian dilakukan dengan persetujuan penuh, menghargai martabat subjek penelitian, dan melibatkan mereka secara aktif dalam proses penelitian.

2. Melibatkan Masyarakat Lokal
Penelitian antropologi seharusnya bersifat kolaboratif, bukan hanya untuk "mengamati", tetapi juga untuk memberdayakan komunitas yang diteliti.

3. Kritis terhadap Warisan Ilmu
Saya akan bersikap terbuka terhadap kritik terhadap tokoh-tokoh lama dalam antropologi, termasuk Kroeber. Meskipun mereka berkontribusi pada ilmu, tidak berarti tindakan mereka selalu benar atau harus dibela.

4. Mendorong Restitusi dan Pengakuan Budaya
Saya akan mendukung pengembalian benda budaya dan sisa-sisa manusia ke komunitas asalnya, serta memperjuangkan pengakuan hak-hak budaya dan tanah masyarakat adat.

Penutup
Kasus Alfred Kroeber dan Ishi mengajarkan bahwa antropologi bukan hanya tentang meneliti budaya lain, tapi juga tentang bagaimana kita memanusiakan manusia lain. Etika, empati, dan keadilan harus menjadi fondasi utama ilmu ini agar tidak mengulang kesalahan masa lalu.

Disclaimer:

Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved