Mantan Bupati TTU Tenggelam

Kesaksian Korban Selamat Insiden Perahu Tenggelam di Perairan Oebubun, Kabupaten Timor Tengah Utara 

Berselang beberapa menit, mesin perahu itu tiba-tiba mati karena direndam gelombang yang masuk dari arah buritan (belakang) perahu.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
PERAHU TENGGELAM - Korban selamat dalam insiden perahu tenggelam di Perairan Oebubun bernama Kasimirus Koa, Sabtu (29/3/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Korban selamat dalam insiden perahu tenggelam di Perairan Oebubun bernama Kasimirus Koa mengisahkan insiden perahu milik Mantan Bupati Timor Tengah Utara, Raymundus Sau Fernandes tenggelam di Perairan Oebubun, Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten TTU, NTT.

Pria yang akrab disapa Kasmir Koa menuturkan, ia dan 7 orang lainnya termasuk Mantan Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes bertolak dari Pelabuhan Wini menuju ke wilayah Perairan Oebubun menumpang perahu milik almarhum Raymundus Sau Fernandes pada Rabu, (26/3/2025) sekira pukul 14.30 WITA. 

"Sampai di sana masih sore belum terlalu gelap,"ujarnya, Sabtu (29/3/2025).

Kondisi mesin diesel dan badan kapal dalam keadaan baik ketika mereka melaut. Ketika tiba di Perairan Oebubun, cuaca sangat cerah dan air laut tenang. Setelah tiba di wilayah Perairan Oebubun ini mereka kemudian memancing.

Mereka kemudian berpindah tempat karena alat pancing tidak disambar ikan. Ketika pukul 22.00 WITA angin kencang dan hujan deras mulai terjadi di wilayah tersebut. Namun, saat itu laut masih tenang dan belum terjadi gelombang tinggi.

Baca juga: Anggota DPRD Kabupaten TTU: Raymundus Sau Fernandes Sosok Guru Politik


Sekira pukul 22. 00 WITA lewat beberapa menit, gelombang tinggi mulai terjadi. Perahu yang ditumpangi 8 orang yakni 2 anak kecil, 1 remaja (pelajar) dan 5 orang dewasa itu mulai diterjang gelombang tinggi.

Mereka kemudian menarik jangkar dan hendak kembali ke darat. Mesin perahu masih beroperasi saat itu. Ketika sedang berputar dan hendak kembali ke darat, gelombang tiba-tiba menghantam buritan perahu dan menggenangi badan perahu. 

Saat itu, Kasmir Koa kemudian turun ke dalam kamar mesin untuk mengeluarkan air laut yang menggenangi badan kapal. Setelah beberapa saat mengeluarkan air laut, Kasmir kemudian kembali ke kemudi untuk memegang kendali kemudi agar kemudi tetap stabil.

"Saya turun ke ruang mesin untuk bantu timba air kasih keluar. Tapi air sudah masuk di rumah mesin sudah setengah," ucapnya.

Berselang beberapa menit, mesin perahu itu tiba-tiba mati karena direndam gelombang yang masuk dari arah buritan (belakang) perahu.

Gelombang beberapa kali memindahkan haluan kapal.

Air menggenangi setengah badan perahu. Dihantui rasa panik, mereka kemudian berupaya mengeluarkan air yang menggenangi badan perahu itu sambil terombang-ambing diterjang gelombang dan hujan malam itu.


"Saat mesin mati Yori (Melianus Yori Betay) langsung teriak teman-teman dan kakak-kakak yang di dalam perahu untuk keluar. Jadi semua keluarga ke depan perahu. Kapal mulai miring jadi kapal miring ke kiri, kami lari ke kanan, kapal miring ke kanan, kami kembali ke kiri untuk kasih seimbang kapal," ungkapnya.

Setelah beberapa menit terombang-ambing diterjang gelombang ganas. Buritan (bagian belakang) perahu itu perlahan tenggelam ke dalam laut. Buritan perahu itu kemudian tenggelam hingga berada pada posisi 90° dengan haluan (bagian depan) perahu menghadap langit.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved