Undana Kupang

Ru'jara Film Karya Anak-anak NTT Berbahasa Sabu-Raijua Sukses Tayang Perdana

Film Ru'jara dibuat oleh UKM Microfilms Ilmu Komunikasi Undana dan Loobeta yang merupakan masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
MEET AND GREET RU'JARA- Team Ru'jara saat mementaskan film perdananya di Aula Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT 

Laporan reporter POS-KUPANG. Com, Tari Rahmaniar Ismail

POS- KUPANG. COM- KUPANG- Ru'jara Film karya anak NTT sukses tayang perdana di Aula Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang

Film Ru'jara dibuat oleh UKM Microfilms Ilmu Komunikasi Undana dan Loobeta yang merupakan masyarakat Nusa Tenggara Timur

Dalam pemutaran perdana Film Ru'jara berhasil ditonton oleh 400 lebih pengunjung. Adapun sesi penayangan  yang diberikan yaitu sesi satu dan dua. 

Pada sesi satu dikhususkan untuk mahasiswa sementara pada sesi dua dikhususkan untuk masyarakat. 

Kesuksesan Film ini meraih sejumlah pencapaian di industri perfilman, termasuk memenangkan Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2024 dan masuk sebagai official selection di IMAC 2025, sebuah festival film nasional bergengsi.

Sebelum pemutaran di Kupang, Ru’jara telah terlebih dahulu ditayangkan di Maluku pada bulan Desember 2024, mendapatkan sambutan positif dari penonton dan komunitas film lokal.

Baca juga: Soal Sekolah Unggulan di TTS, Akademisi Undana Kupang: Proyek Percontohan Tanpa Perencanaan 

Rey Padji, Sutradara film Ru'jara mengungkapkan alasan film menggunakan Bahasa Sabu Raijua

"Menurut kacamata kami bahasa sabu belum terlalu banyak diambil dalam dunia perfilman, dan ada kecenderungan dimana bhasa daerah menjadi sesuatu yg tidak menarik. Sehingga kami buat film daerah bahasa sabu dengan tampilan yang keren dari segi cinematography, akting dan sebagainya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, " ungkapnya saat Meet and Greet Ru'jara, Jumat (14/3/2025). 

Ia juga mengatakan  membuat film yang bertemakan daerah namun dengan penyajian film dengan cara yang tidak biasa. Selain itu selaku Sutradara adapun tantangan yang dihadapinya. 

"Tantangannya mengontrol semua kru untuk siap, mempercayakan dan harus bekerja dengan banyak kru. Memastikan waktu, semua kru hrs tau apa yg akan dilakukan dan alat yang dimainkan, " 

Ia juga mengungkapkan suasana saat syuting film Ru'jara. 

"Kondisi perut capek, suasana malam semakin gelap , kami lawan karena kami kejar target spya scene itu tetap berjalan, " ujarnya.

Baca juga: BEM FKIP Undana Kupang Bangga Kampusnya Raih Akreditasi Unggul 

 Lokasi yang terdapat dalam film itu di Oetune dan Hutan Amarasi sesuai dengan alur naskah yang ditulis dan tempat yang paling tepat adalah Oetune dan Amarasi.

 Film Ru'jara memiliki unsur budaya daerah yang dikawinkan dengan genre lain sehingga membuat penonton semakin tertarik. 

" Ternyata diluar dari ekspetasi kami, meskipun ini sudah mendapat banyak dukungan tapi pemutaran perdana ini sangat maksimal penontonnya, " ungkap Rey Padji

Sementara itu Guen Julia juga mengungkapkan  pengalaman pertamanya dalam dunia perfilman. 

"Pada bulan Juni ketika ad pengumuman casting dari teman teman jikom (jurusan ilmu komunikasi) yang bertepatan dengan libur semester akhirnya saya memilih meluangkan waktu trsebut untuk mencoba casting dan akhirnya dipilih, " ujarnya. 

Ia juga mengatakan  banyak yang mendaftar saat proses casting, namun Guen akhirnya dipilih dengan berperan sebagai Mira.

Baca juga: Undana Kupang Teken MoU dengan PT Astanawa Provictus Agri Kembangkan Budidaya Rumput Laut

"Dengan waktu 4 hari saya siapkan untuk membaca naskah bahasa Sabu yang sudah disusun meskipun susah tapi karena tim yang solid  akhirnya bisa membawa kami ke film ini sampai selesai, " ujar Guen Julia. 

Hal lain diungkapkan Martha Agustina yang berperan sebagai Arya kakak dari perempuan bernama Mira. 

"Tantangan saya yaitu proses berbicara bahasa sabu dengan menggunakan karakter Arya dan menggunakan bahasa sabu sesuai naskahnya, selain itu saya tidak terbiasa langsung berhadapan kamera sehingga semua kru punya kesabaran yang tinggi akhirnya saya ditake ulang-ulang, " ungkapnya. 

Martha Agustina atau yang biasa disapa Martha merupakan seorang perawat di Puskesmas Oemasi, Kecamatan Nekamese. 

" Saat itu ulu saga casting berperan sebagai mira, namun setelah casting sayadipilih menjadi seorang arya. Jadi untuk pengalaman pertama di dunia perfilman ini cukup menantang tapi saya suka belajar hal baru, " ujar Martha. 

Sementara itu Produser Film Ru'jara mengatakan tantangan lainnya saat proses produksi. 

Baca juga: Mapala Undana Kupang Gelar Seminar Bahas Perubahan Cagar Alam Mutis Temau Jadi Taman Nasional

" Tentunya dari segi biaya yang harus diatur baik karena film pertama  dan juga sumber daya yang kurang sehingga semua kru harus merangkap tugas saat produksi, " ungkapnya. 

Ia juga mengatakan harapan kedepannya untuk Microfilm, Loobeta, Dunia perfilman,dan Masyarakat.

"Harapan kedepannya semoga kami bisa memproduksi kembali Ru'jara kedua atau film lainnya dengan dukungan dan partisipasi yang baik dari semua pihak. Sehingga bisa menghasilkan karya terbaik Nusa Tenggara Timur untuk dinikmati oleh masyarakat, " ujarnya. (Iar

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved