Liputan Khusus
Lipsus - Cuaca Ekstrem Warga Terjebak Longsor Bitobe NTT
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang, Semmy Tinenti, mengungkapkan bencana longsor itu terjadi di Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun untuk saat ini rumah yang dihuni dua kepala keluarga, atas nama Agustina Floria dan Veronika Halija, belum bisa ditempati karena dinding dan atap jebol.
Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Mabar beberapa hari terakhir. "Mereka kini terpaksa mengungsi ke rumah keluarga," ujar Sbastianus Suharno, keluarga dari pemilik rumah, saat dihubungi Pos Kupang.
Suharno menjelaskan, saat kejadian Agustina dan Veronika tidak berada di rumah, hanya ada Damianus Ajimat (22), putra dari Agustina.
"Saat kejadian ada orang di dalam rumah begitu pohon tumbang menimpa dari atas atap Damianus kaget dan langsung lari keluar," ungkapnya.
Sekretaris Desa Tanjung Boleng, Matius Edu Wiriadi, mengatakan pihaknya telah membuat laporan tertulis terkait bencana itu ke Pemerintah Mabar. "Sudah kami buat laporannya dan diteruskan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat," kata Matius.
Sementara itu, dari Kabupaten TTU, dilaporkan, lahan pertanian milik puluhan warga Desa Keun, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT rusak direndam banjir. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat terancam gagal panen.
Sekretaris Desa Keun, Metriana Amkeun mengatakan, intensitas hujan tinggi beberapa waktu terakhir menyebabkan lahan pertanian milik 20 lebih warga Desa Keun terendam banjir.
Tanaman pertanian milik warga yang terdampak banjir yakni padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan komoditas pertanian lainnya. "Jadi dengan sendirinya jagung langsung kuning saja. Kalau mau dibilang gagal panen," ucapnya, Minggu (9/2).
Lokasi banjir itu berada di RT 006 Desa Keun. Menurutnya, mereka telah melakukan kerja bakti di kantor camat beberapa waktu lalu. Pemerintah desa dan RT akan memantau langsung ke lokasi banjir guna mendata kerugian yang dialami warga.
“Kami belum melakukan identifikasi di lapangan karena beberapa hari ini terus menerus hujan deras dan angin kencang. Di sini mau dibilang kita tidak bisa keluar dari rumah. Sejak Hari Kamis hujan angin terus," ucapnya
Amkeun mengatakan, selain terendam banjir, lahan pertanian masyarakat juga terkikis banjir. Akibatnya, tanaman milik warga terbawa air beserta lahan. Ketiadaan bronjong di bantaran kali juga menjadi salah satu sebab. Metriana mengaku pihaknya belum melaporkan dampak cuaca ekstrem yang dialami warganya itu ke Pemkab TTU melalui BPBD.
Kepala BPBD TTU, Octho Nule meminta seluruh masyarakat Kabupaten TTU untuk waspada terhadap cuaca ekstrem di wilayah NTT, khususnya di TTU.Dalam beberapa hari ini dilaporkan beberapa fasilitas umum dan rumah milik warga rusak tertimpa pohon serta banjir dan longsor yang merendam areal persawahan milik warga.
Satu unit rumah warga di Desa Humusu Sainiup dilanda bencana kebakaran. Dalam waktu dekat pihaknya akan turun ke lokasi kejadian.
“Masyarakat di wilayah pantai utara jangan melaut selama batas waktu yang ditentukan agar bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.
Masyarakat dan pemerintahan desa diharapkan bisa melaporkan bencana banjir, tanah longsor dan lainnya, yang terjadi di wilayahnya agar bisa ditangani.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Salah-satu-rumah-warga-kampung-Sonan-Desa-Bitobe-yang-rusak-akibat-LONGSOR.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.