KUR 2025

Soroti Rendahnya KUR untuk Sektor Produktif, Wamen UMKM: Solusinya KUR Klaster dan KUR Alsintan

Soroti Rendahnya KUR untuk Sektor Produktif, Wamen UMKM: KUR Klaster dan KUR Alsintan langkah strategis tingkatkan produktivitas sektor pertanian.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
USAHA PERTANIAN – Soroti Rendahnya KUR untuk Sektor Produktif, Wamen UMKM: Solusinya KUR Klaster dan KUR Alsintan. 

POS-KUPANG.COM - Upaya pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional melalui pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah terus belanjut.

Salah satu upaya itu melalui pembiayaan murah, kredit usaha Rakyat ( KUR ).

Sayang, hingga kini KUR untuk sektor produktif yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional masih sangat rendah. 

Kondisi ini mendapat Sorotan dari Wakil Menteri UMKM ( Wamen UMKM ) Helvi Moraza

Helvi Morasa menyebut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian,  pemerintah meluncurkan program KUR Klaster dan KUR Alsintan (alat dan mesin pertanian)

Baca juga: Cek Cicilan KUR Bank Mandiri 2025 Plafon Pinjaman Rp 100 Juta, Syarat dan Cara Pengajuannya

Program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi riil, meningkatkan nilai tambah produk lokal, dan mengurangi ketergantungan pada sektor perdagangan.

Helvi Moraza menyebutkan 99 persen UMKM sektor pertanian merupakan usaha perseorangan, sedangkan sisanya terdiri dari usaha berbadan hukum dan lainnya. "Angka ini menunjukkan sektor ini adalah tulang punggung ketahanan pangan nasional," ujar Helvi, Jumat (17/1/2025).

Namun, sektor ini menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya indeks inklusi keuangan yang hanya mencapai 62,26 % . Selain itu, masalah regenerasi petani, dengan 64,2 % tenaga kerja berusia di atas 45 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah meningkatkan pembiayaan inklusif melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Pada 2024, penyaluran KUR mencapai Rp 282 triliun, meningkat dari Rp 260 triliun pada 2023.

Meski meningkat, proporsi penyaluran KUR untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan masih rendah, yakni sekitar 30 % . Sektor kelautan bahkan mengalami penurunan, dari 1,8 % pada 2020 menjadi 1,4 % pada 2024.

Helvi mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan program KUR, khususnya untuk sektor produktif.

Saat ini, dari total penyaluran Rp 282,44 triliun, baru 57,81 % atau Rp 163,28 triliun yang tersalurkan ke sektor produktif.

Helvi mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk memperkuat peran UMKM di sektor pangan. 

Baca juga: Syarat KUR TKI BRI 2025 dan Besaran Plafonnya, Berikut Daftar Negara Tujuannya

Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan ketahanan pangan nasional dapat tercapai, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM.

"Dengan sinergi yang baik, kita mampu menciptakan ketahanan pangan yang tangguh serta meningkatkan nilai tambah bagi para pelaku UMKM," pungkas Helvi. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved