Breaking News

Gunung Ibu Erupsi

Gunung Ibu Naik Status ke Level IV, BNPB Dampingi Pemerintah Daerah Halmahera Barat

BNPB turut akan melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat.

Editor: Agustinus Sape
HUMAS BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati (kemeja dan rompi cokelat) mendapatkan penjelasan terkait kondisi terkini Gunung Ibu saat berada di Pos Pengamatan Gunung Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada Kamis (16/1/2024). 

POS-KUPANG.COM, HALMAHERA BARAT - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat menuju Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pasca naiknya status aktivitas Gunung Ibu dari level III ‘Siaga’ menjadi level IV ‘Awas’ pada Rabu (15/1). Pada hari Kamis (16/1/2025) tim BNPB yang dipimpin oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi Raditya Jati, telah tiba di Kabupaten Halmahera Barat.

Kedatangan tim BNPB ini sebagai respons cepat dari pemerintah pusat untuk memastikan penanganan darurat pascaerupsi berjalan baik.

“Diperintah oleh Kepala BNPB, untuk memastikan bahwa masyarakat dalam kondisi aman,” ucap Raditya.

BNPB turut akan melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat.

“Kami mendukung dan mendampingi pemerintah daerah. Apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat agar dapat terpenuhi, pemerintah pusat akan membantu melengkapi hal yang masih kurang,” tuturnya.

Pada kesempatan ini dirinya juga telah berdialog dengan BPBD Provinsi Maluku Utara, Bupati Halmahera Barat, Sekretaris Daerah Halmahera Barat, BPBD Kabupaten Halmahera Barat dan Forkopimda Kabupaten Halmahera Barat terkait langkah-langkah awal penanganan pascaerupsi.

“Hari ini telah diskusi apa yang harus disiapkan apabila status level IV ini masih terus berlanjut. Masyarakat juga akan mendapatkan pengungsian yang layak,” kata Raditya.

Tim BNPB kemudian meninjau pos pengamatan GunungApi Ibu untuk mengetahui kondisi terkini dan penjelasan dari tim PVMBG yang bertugas.

“Kita selalu berkoordinasi dengan pos pengamatan ini, masyarakat jangan panik dan tetap ikuti informasi yang resmi dari PVMBG dan pemerintah,” ujar Raditya di pos pengamatan Gunung Ibu.

Tinjauan dilanjutkan dengan melihat fasilitas dan berdialog dengan pengungsi yang berada di Gereja Tongotesungi, Desa Akesibu, Kecamatan Ibu. Hingga Kami sore terdapat 182 jiwa yang mengungsi di pengungsian tersebut.

Pada pos pengungsian itu, warga mengaku telah mendapatkan fasilitas yang cukup baik, seperti kebutuhan permakanan sudah terpenuhi dan tenaga kesehatan juga telah tersedia untuk melayani pengungsi.

Pada hari Kamis Gunung Ibu teramati masih terus erupsi dengan variasi ketinggian kolom 400 sampai 1.500 meter dari atas kawah.

Adapun letusan tertinggi 1.500 m terjadi pada pukul 15:44 WIT. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 98 detik. 

Mengingat masih tingginya aktivitas Gunung Ibu, pemerintah mengimbau kepada masyarakat maupun wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dan perluasan sektoral berjarak 6 km ke arah bukaan kawah bagian utara.

Selain itu masyarakat diharapkan mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Demikian siaran pers BNPB yang dibagikan Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved