Kota Kupang Terkini
Akademisi Ragukan Rencana Chris - Serena Tuntaskan Sampah di Kota Kupang dalam 100 Hari Kerja
Program utama yang akan menjadi prioritas adalah penanganan sampah dan penataan birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi lingkungan Dr Hamzah Wulakada meragukan rencana Wali Kota Kupang Chris Widodo dan Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis menuntaskan masalah sampah dan penataan birokrasi pada 100 hari kerja.
Meski begitu, dia tetap mengapresiasi niat dari Chris - Serena yang berkomitmen menyelesaikan dua masalah besar di Ibu kota Provinsi NTT yakni sampah dan penataan birokrasi.
"Terlalu terburu-buru, baiknya lakukan penyelarasan total karena rancangan anggaran untuk 2025 sudah ditetapkan maka pastikan postur anggaran yang bisa diselaraskan untuk agenda prioritas sesuai janji kampanye itu apa," kata pengajar di FKIP Undana itu, Sabtu (11/1/2025).
Menurut Hamzah Wulakada, pernyataan untuk menuntaskan sampah di Kota Kupang bertentangan. Sebab, keberadaan sampah akan tetap ada selama peradaban manusia juga ada.
"Sampah itu hadir bersama peradaban manusia dan hanya selesai seiring peradaban manusia, mungkin lebih etisnya akan lakukan tata kelola persampahan. Apalagi hanya dengan konsep pengolahan organik jadi kompos dan anorganik jadi bata? Terlalu sederhana cara pikirannya," ujarnya.
Dia menjelaskan, persoalan sampah adalah masalah sistemik. Perilaku menjadi kunci. Sehingga membutuhkan perencanaan yang baik pula. Tenggat waktu 100, kata dia, sangat tidak mungkin.
"Jangan sampai nanti hari ke-101 sy dan mahasiswa akan antar sampah ke ruangan Bapak," katanya.
Hamzah menganjurkan, Chris - Serena agar melakukan kajian dengan baik. Dia menyarankan untuk membuat perencanaan disertai indikator serta dipayungi hukum. Disamping membagi peran dan memperkuat tim serta menggandeng seluruh komponen masyarakat. Itu pun dilakukan dengan perlahan.
Hamzah setuju jika sampah anorganik dikelola menjadi bata. Tapi dia menganjurkan agar menerapkan konsep sirkular agar tidak menimbulkan limbah baru yang justru berdampak negatif terhadap ancaman polutan.
"Anorganik itu bukan plastik dan karet saja yang dijadikan bahan bahan baku bata, ada banyak jenis jadi rencanakan dengan baik itu janji. Baiknya libatkan komunitas dalam mengelola sampah, dengan tipologi masyarakat new urban begini baiknya tata dulu sistem, libatkan semua. Pemerintah jangan merasa paling hebat untuk bisa kelola sampah sendiri," ujarnya.
Hamzah mengkritisi TPA Alak yang kini penuh sampah. Bila hendak membuka lahan baru maka ikuti standarisasi lingkungan (ISO 0303241 1994) atau aturan yg terbaru.
Baca juga: dr. Chris dan Serena Bahagia dan Bersyukur Ditetapkan Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang
"Jangan asal buka, garuk, timbun. Itu tidak akan selesaikan masalah, justru timbulkan masalah baru," kata Hamzah Wulakada.
Hamzah juga mengomentari perihal rencana penataan birokrasi. Dia menyarankan Chris - Serena mempelajari Permendagri 73 tahun 2016.
Aturan itu mengisyaratkan kepala daerah yang baru dilantik boleh melakukan mutasi pegawai setelah enam bulan dilantik. Meski, ujar dia, ada ruang jika mendapat persetujuan Mendagri.
"Tapi kesannya terlampau arogan, niat mau bersih-bersih. Berilah kesempatan 6 bulan membentuk tim kerja yang solid dengan birokrat, 100 hari terlalu dini untuk menjustifikasi kelayakan team menjalankan program yang ditawarkan," kata Hamzah Wulakada.
Dia meminta Chris - Serena agar mempelajari perencanaan dan memilih hal prioritas yang bisa diselaraskan. Sisi lain, terus melihat aksi dari tim kerja. Momentum itu paling tepat untuk melakukan evaluasi kinerja, yang berujung bisa dilakukan rotasi.
"Meskipun ada jabatan yang kosong dan harus terisi, jika tidak dikaji baik-baik maka bisa blunder kelaknya. Pendekatan meritokrasi itu baik, tapi ikuti aturan, lakukan evaluasi baru rencanakan. Jika keburu dalm 100 hari maka jangan salahkan jika publik berasumsi melakukan 'bersih-bersih'," katanya.
Hamzah mengatakan, waktu dua bulan yang ada sebaiknya Chris - Serena tidak tergesa-gesa mengeksekusi dua rencana besar itu. Kota Kupang, menurut dia, penuh dengan berbagai sumber daya manusia yang mumpuni.
"Ini Kota Kupang, berkumpul SDM diatas standar jadi jangan merasa paling hebat. Ajak masyarakatnya berkolaborasi, itu akan tingkatkan partisipasi dan publik berketerimaan memberikan dukungan," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Christian Widodo dan Serena Francis, mengungkapkan rencana kerja 100 hari pertama mereka.
Program utama yang akan menjadi prioritas adalah penanganan sampah dan penataan birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
"Program prioritas kami dalam 100 hari pertama adalah menyelesaikan masalah sampah dan melakukan penataan birokrasi," kata Christian, saat penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Kamis (9/1/2025). (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.