Natal 2024

Hadir di Perayaan Natal Nasional 2024, Prabowo Menyebut Keluarganya sebagai Keluarga Pancasila

Meski lahir dan besar di tengah keluarga yang berbeda-beda agamanya, tidak pernah ada pertengkaran yang disebabkan oleh agama di keluarganya.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan saat Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (28/12/2024). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Lebih dari 11.000 umat Kristiani menghadiri perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka yang datang dari berbagai daerah antusias untuk berkumpul dan berdoa bersama. Tidak hanya urusan keagamaan, agenda ini juga menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Perayaan Natal Nasional 2024 berlangsung Sabtu (28/12/2024) di Indonesia Arena, Jakarta, sore hingga malam. Acara itu dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih. Mereka antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, serta Wakil Menkeu Thomas Djiwandono yang juga Ketua Panitia Perayaan Natal Nasional 2024.

Sejak pukul 14.00 WIB, umat sudah mulai memadati kawasan Gelora Bung Karno. Mereka memasuki pintu pemeriksaan di Jalan Stadion Senayan. Petugas memeriksa gelang tiket milik umat yang sudah dibagikan sebelum masuk. Mereka juga diingatkan agar tak membawa makanan, minuman, dan rokok ke dalam lokasi acara. 

Umat datang dengan setelan terbaiknya. Mereka mengenakan kemeja necis atau batik dengan berbagai corak. Ada yang membawa keluarga, rombongan, tetapi ada juga yang datang sendirian. 

Di luar Indonesia Arena, suasana landai. Ruangan terbuka di sekitar Pintu 10 Gelora Bung Karno yang dipasangi sebuah layar televisi besar dan dipersiapkan untuk menampung umat yang tak kebagian tiket terbilang lengang. Hanya beberapa orang menonton dari sini karena sebagian besar masuk ke Indonesia Arena. 

Warga Jakarta Pusat, Yapi (37), sudah tiba di Indonesia Arena sejak pukul 13.00 atau empat jam sebelum ibadah dimulai. Ia bercengkerama dengan umat lainnya, Agus Susandi (38). Sekilas, mereka tampak seperti sahabat lama. Ternyata, mereka baru kenal saat mengambil gelang tiket.

Yapi datang ke lokasi ini karena selalu merasa takjub saat pendeta atau pastor mengisahkan bagaimana Yesus lahir di Betlehem. “Yesus lahir di palungan, tempat makan ternak. Tidak terbayangkan situasi semacam itu jika kita alami sekarang. Karena itu, kita harus meneladani kesederhanaan-Nya,” ujarnya.

Baca juga: Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Ikuti Perayaan Natal Nasional Via Zoom

Sementara itu, warga Jakarta Utara, Ani Maria Diana (40), datang ke Indonesia Arena dengan sejumlah doa. Ia berharap, Tuhan melancarkan pekerjaannya sebagai guru les. Di rumahnya, ia membuka tempat les dan berharap muridnya kian banyak tahun depan.

”Semoga Tuhan juga melancarkan kehidupan kita semua. Indonesia bisa lebih damai, kita sesama warga bisa lebih saling peduli lagi,” ujarnya. 

Bagi umat lainnya, Handry (23), Natal kali ini jadi momentum untuk merefleksikan hidupnya setahun terakhir. Menurut dia, ada sejumlah hal buruk yang telah dilakukan tahun ini. Pada tahun depan, ia berharap hal itu bisa dikurangi, bahkan hilang sama sekali.

”Keluarga Pancasila”

Presiden Prabowo dalam sambutannya mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang beragam. Meski demikian, bangsa ini punya kehendak dan keinginan untuk hidup rukun serta mencapai tujuan bersama. Adapun tujuan bersama itu adalah mendapatkan kehidupan lebih baik dan bekerja keras untuk masa yang akan datang.

Prabowo pun menceritakan keluarganya yang banyak beragama Kristiani, termasuk sang ibu, Dora Sigar. Meski lahir dan besar di tengah keluarga yang berbeda-beda agamanya, tidak pernah ada pertengkaran yang disebabkan oleh agama di keluarganya. Menurut dia, itu adalah potret keluarga Pancasila.

”Bertengkar sih ada kadang-kadang, tapi tak pernah soal agama. Buktinya orangtua saya berhasil, anaknya jadi Presiden RI,” ujarnya disambut sorak-sorai hadirin. 

Presiden mengingatkan, Natal kali ini berjalan di tengah dunia yang penuh pertikaian, ketegangan, dan konflik. Ia bersyukur situasi ini tidak menjalar ke Indonesia. Bangsa ini masih bisa sejuk, aman, dan damai.

Dalam pidato selama 30 menit itu, ia sempat menyinggung materi ceramah Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin sebelumnya tentang sisi gelap bangsa Indonesia yang masih harus diterangi.

Menurut Prabowo, sisi gelap itu adalah orang yang menempuh jalan tak benar. Mereka adalah orang yang menipu rakyat, korupsi, serta tidak mau membayar pajak. ”Sudah diberi berbagai macam kebaikan tapi masih serakah. Ini tantangan kita bersama dan kita akan atasi itu semua. Saya optimistis,” katanya.

Menurut Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin, para gembala dipilih Allah untuk bertemu Yesus karena mereka memiliki disposisi batin untuk siap melaksanakan apa yang Tuhan sampaikan.  

Perjumpaan ini telah mengubah hidup mereka secara kualitatif. Mereka menjadi pribadi optimistis dengan bersukacita dalam memuji dan memuliakan Allah.

Ini mengingatkan akan tema kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia beberapa waktu lalu, yaitu iman, persaudaraan, dan bela rasa. Perjumpaan dengan Tuhan karena iman mendorong seseorang dari agama apa pun untuk membangun persaudaraan sejati dengan siapa pun. Mereka tergerak untuk berbela rasa dengan semua orang yang membutuhkan belas kasih Allah melalui karya dan hidupnya. 

Kasih kepada sesama manusia, lanjutnya, menjadi konkret dengan sikap saling menghormati dan menghargai. Selain itu, diperlukan pula sikap untuk saling menguatkan dan membangun persahabatan antarmanusia tanpa memandang suku, agama, kepercayaan, golongan, warna kulit, dan status sosial. 

”Maka, perayaan Natal sungguh mendorong kita untuk berjalan bersama dalam iman, persaudaraan, dan bela rasa bagi saudara yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Juga untuk menjadi saudara bagi sahabat kita yang masih berjuang mencari keadilan untuk membela para korban yang mungkin tidak berani menyuarakan haknya,” katanya. 

Dia pun berharap, Natal secara kualitatif bisa mengubah cara masyarakat berpikir dan bekerja. ”Kita memuliakan Tuhan dengan turut terlibat membangun negara sesuai cita-cita kemerdekaan,” kata Subianto.

Ia mengingatkan, masih ada sisi gelap yang perlu diterangi. Kegelapan itu adalah ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, perdagangan orang, praktik perjudian serta pinjaman online, serta kerusakan lingkungan hidup.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, dunia akan makin damai dan rukun jika umat dekat dengan ajaran agama. Sebaliknya, jika warga berjarak dari agama, banyak risiko kerusakan yang bisa terjadi.

”Mari jadikan perayaan Natal 2024 ini sebagai momentum membumikan ajaran agama dalam semangat cinta kasih dan kemanusiaan. Cinta kasih akan membawa kedamaiaan dan kerukunan yang menjadi prasayarat pembangunan,” ujarnya. (kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved