Berita NTT
Menengok KM Awu Penghubung Kepulauan di NTT Milik Pelni
Kapal dengan panjang 99 meter dan lebar 90 meter setidaknya menjadi penyambung wilayah kepulauan, salah satunya Provinsi NTT.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Senin, 16 Desember 2024 pagi, kapal buat Jerman tengah berada di Pelabuhan Tenau Kupang. Petugas tampak sibuk memeriksa kelengkapan penumpang sebelum naik ke atas kapal.
Satu per satu penumpang tidak luput. Dari dek 5 sisi kanan kapal, ada beberapa awak kapal tengah memantau dan mengarahkan penumpang yang sudah berada di kapal.
Mereka dengan ramah menunjuk tempat tidur masing-masing penumpang yang tertera di tiket. Pukul 08.00 WITA, nahkoda menggerakkan kapal. Tali pengait di dermaga sudah lepas. Perlahan mulai menjauh dari pelabuhan.
Kapal legendaris itu memacu mesin. Gelombang mulai terasa. Kapal sesekali oleng. Kami diberitahu untuk sarapan di cafetaria khusus nahkoda dan ABK. 15 menit perjalanan, sembari menikmati nasi goreng dan telur ceplok, pengumuman dari manajemen kapal.
Penumpang diminta menyiapkan tiket. Sesaat lagi akan ada pemeriksaan tiket oleh petugas kapal. Pintu utama dan lorong kapal di tutup sementara saat pemeriksaan berlangsung. Semua penumpang patuh dan menyerahkan tiket ke petugas pemeriksa.
Kapal itu berlayar dari Tenau Kupang menuju Alor. Total 13 jam perjalanan. Rencananya tiba di Kota Kalabahi, Ibu kota Alor pada pukul 20.00 WITA. Setelah pemeriksaan tiket berakhir, awak kapal kembali menyampaikan informasi berakhirnya pemeriksaan.
Kami berada di dek 5, kamar 5008 kelas ekonomi. Saya keluar lebih dulu ke pintu samping dek 5 untuk melihat situasi. Petugas kebersihan sedang melakukan pembersihan lantai. Ada tiga petugas yang teliti membersihkan sampah. Mereka berkeliling setiap sudut kapal.
Selain petugas kebersihan, ada beberapa ABK yang berada di ruang informasi dan petugas lainnya. Mereka membantu penumpang, dari mengarahkan ke tempat tidur hingga melayani makan dan minum penumpang. Terdapat sebuah klinik kesehatan yang berada di dekat ruang informasi.
Baca juga: KM Awu 2Kali Surabaya-Kupang Hingga Alor, Jadwal Kapal Pelni Hingga 8 Januari, +Rute Kumai-Semarang
Di anjungan, beberapa petugas jaga tengah sibuk menjaga jalur pelayaran. Meski tergolong kapal tua, armada lautan milik Pelni itu sudah menggunakan sistem komputer. Jalur pelayaran terlihat dalam sebuah monitor. Ada berbagai tombol dan sistem yang terhubung di atas sebuah bagian memanjang di tengah anjungan, lengkap dengan kemudi.
Dinding kapal, tertempel beberapa informasi mengenai kapal, jadwal pelayaran maupun waktu tiba dan berangkat. Saya melihat keseriusan mereka memantau dan memastikan pelayaran itu sesuai dengan ketentuan.
Kapal dengan panjang 99 meter dan lebar 90 meter setidaknya menjadi penyambung wilayah kepulauan, salah satunya Provinsi NTT.
Masyarakat di Flobamora jelas menginginkan banyak armada sebagai penggerak utama mendukung aktivitas.
Jika menggunakan moda angkutan biasa atau kapal rakyat, ancaman diterjang gelombang kala musim badai maupun kerusakan lainnya lebih besar. Berbeda dengan jenis kapal besar yang saya tumpangi ini. Bobotnya lebih dari 1860 ton itu paling tidak memungkinkan berlayar di tengah gelombang tinggi.
Namanya, KM Awu. Kapal keluaran Jerman itu cukup intens melayani masyarakat NTT. Kapal dengan kapasitas 1000 penumpang itu menjadi jembatan antarpulau. Terdapat 84 ABK yang membantu berbagai pelayanan di atas kapal.
Kapal keluaran 1991 itu dilengkapi fasilitas keselamatan seperti baju renang dan rakit penolong kapasitas 20 dan 25 orang. Total dua rakit dengan kapasitas berbeda itu berjumlah 73 buah. KM Awu memiliki kecepatan 12 knot dan maksimal 14 knot.
KM Awu lintasan Kupang, Alor, Ende, Waingapu, Bima, Benoa, Surabaya dan Kumai itu memiliki sebuah cafetaria di bagian belakang dek 6. Disebelahnya, ada mushola.
Dari pelayanan makan dan minum, KM Awu sudah bertransformasi. Penerapan makan menggunakan aturan internasional. Dapurnya kini dengan bahan anti karat. Berbeda dengan dulu. Penumpang akan menerima makan dan minum pada saat jam makan di dek 4.
Lidia Magdalena Ola (17) mengaku senang menggunakan pelayaran bersama KM Awu. Meski baru pertama, ia senang karena menggunakan transportasi milik Pelni itu.
"Baru pertama, nyaman sekali dengan kapal ini. Naiknya dari Benoa, sudah 3 hari. Tapi menikmati," katanya, Senin siang.
Lidia tidak sendirian. Dia pulang ke Alor bersama keluarganya. Lidia bilang, petugas di KM Awu ramah. Bahkan pelayanan lainnya hingga tempat umum seperti toilet pun terawat. Baginya, layanan kapal semacam ini tentu memberi kenyamanan.
"Meski naik kapal, tapi tetap senang. Tidak apa-apa lama. Nyaman sekali kapalnya," katanya.
Nasrezal seorang mahasiswa asal Alor yang berangkat dari Kupang, juga merespons hal yang sama. Dia sering menggunakan kapal milik Pelni. KM Awu menjadi pilihan di tengah musim gelombang seperti ini.
"Saya sering dengan KM Awu. Tiket terjangkau. Tidur juga tidak harus setengah mati cari tempat," katanya.
Dia berharap ke depan, kapal-kapal Pelni bisa melayani berbagai pelabuhan di Kabupaten Alor. Sebab, saat ini kapal baru melayani hanya sampai ke pelabuhan Kalabahi, Alor.
Baca juga: Rute Kalabahi-Kumai 3Kali Lewat Kupang,Benoa, Jadwal Kapal Pelni KM Awu Hingga 8 Januari 2025
"Terima kasih banyak. Kalau boleh, nanti bisa masuk juga ke Pelabuhan Baranusa. Kapal sudah bagus, kami juga senang," katanya.
Pelni sampai saat ini memiliki total 26 kapal. Satu kapal saat ini sedang dalam perbaikan. Sebagian besar kapal ikut melayani wilayah Indonesia Timur, termasuk NTT. KM Awu resmi melayari perairan Nusantara sejak tahun 1992. Nama Awu merupakan diambil dari nama gunung di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.