wisata NTT

Wisata NTT,  Saat Liburan ke Sumba,  Inilah 7 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi 

Pulau Sumba memiliki rsejumlah tempat wisara yang sangat eksoitik. Para wiawatan yang memilih sumba  bisa menyaksikan keindahan yang tiada tara di Pu

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
via tripadvisor.co.id
Pantai Marosi di Sumba Barat 

Sebelum memasuki kampung adat itu, terdapat sejumlah kuburan batu berukuran besar, yang berada di sebelah kiri. 

Rumah adat itu terdiri dari tiga bagian yakni bagian atas untuk menyimpan bahan makanan, tengah untuk penghuni rumah dan bawah diperuntukan bagi ternak. 

Untuk lantai, rangka atap dan dinding rumah, dibangun menggunakan bambu, sementara atap rumah ditutup menggunakan alang-alang. 

Uma bokulu dibangun menggunakan tiga jenis kayu, di antaranya kayu mayela, kayu mata api, dan kayu nangka. 

Kepala Dusun III Desa Patiala Bawah Kristofel Kedubanyu, menyebut Uma Bokulu memiliki arti yang sangat sakral. 

Di kampung mereka kata Kristofel, kerap dikunjungi oleh wisatawan asing maupun mancanegara. 

Termasuk juga para peneliti budaya atau antropolog dari berbagai daerah dan negara lain. 

"Wisatawan yang datang ke sini, senang dengan bentuk rumah adat kami," kata Kristofel. Keunikan kampung adat mereka, terletak pada bangunan fisik rumah adat yang masih alami. 

Namun kata Kristofel, tak tersedianya listrik di kampung adat, membuat mereka kesulitan saat beraktivitas di malam hari. 

Dia berharap, pihak PLN segera membantu membangun jaringan listrik.   

5. Bukit Cendana Hill 

Pesona sunset di Bukit Cendana, Desa Cendana, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pesona sunset di Bukit Cendana, Desa Cendana, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Kompas.com)

Bukit Cendana Hill berada di Desa Cendana, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah. 

Dari Waibakul, ibukota Sumba Tengah menuju bukit itu sekitar 42 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih selama satu jam lebih. 

Kondisi jalan menuju Bukit Cendana sangat mulus karena aspal, sehingga menggunakan kendaraan apapun pasti akan terasa nyaman. 

Apalagi, lokasi bukit tersebut berada persis di pinggir jalan dari Waibakul menuju Kecamatan Mamboro. 

Lanskap Bukit Cendana, sepintas mirip Bukit LDR di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tapi, di Bukit Cendana hamparan padang sabana lebih luas dengan pemandangan sekeliling bukit dan laut. 

Udaranya pun terasa sejuk, meski matahari tepat berada di atas kepala. Siapapun yang berkunjung ke bukit ini akan betah berlama-lama. 

Di sekitar area bukit ini, telah ditata dengan baik oleh masyarakat sekitar. Mulai dari pintu masuk, telah dibangun beberapa ornamen menggunakan bambu dan botol bekas air mineral di sepanjang tanjakan ke bukit. 

Terdapat juga tiga bangunan pondok dengan menggunakan bambu dan alang-alang, yang disediakan bagi para pengunjung yang ingin bersantai. 

Jalan Pantura Di pondok tersebut, pengunjung juga bisa makan atau beristirahat sambil menikmati keindahan dari Bukit Cendana. Bukit Cendana, menjadi tempat terbaik untuk menikmati senja yang mengantarkan matahari pulang ke peraduan. 

Jangan lupa untuk mengabadikan momen tersebut, karena ini merupakan tempat dengan spot foto terbaik.   

6. Situs Budaya Lambanapu  

Situs Budaya Lambanapu berada di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. 

Lokasi situs itu berjarak sekitar 10 meter dari Kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. 

Situs Budaya Lambanapu di Kabupaten Sumba Timur
Situs Budaya Lambanapu di Kabupaten Sumba Timur

Situs ini berada di antara permukiman warga setempat.  Sejak tahun 2016 lalu, para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melakukan penggalian pada sebuah situs purba diperkirakan berusia 2.000 sampai 3.000 tahun. 

Selama penelitian di situs tersebut, beragam hal ditemukan. Satu di antaranya, analisis tentang temuan di situs Lambanapu tersebut adalah tentang jejak leluhur orang Indonesia khususnya Sumba. 

Dalam situs itu, terdapat beberapa kotak yang berisi kerangka manusia, hewan, tempayan kubur atau wadah jenazah yang terbuat dari tanah liat, mangkok dari perunggu yang menjadi wadah kubur, manik-manik dan muti. 

Semua barang-barang sejarah itu, disimpan di sebuah rumah ukuran sangat sederhana yang dijaga oleh seorang warga bernama Andreas Maramba Didi. 

Andreas mengatakan, para arkeolog dari Jakarta sudah meneliti tengkorak leluhur mereka ini sejak tahun 1989 silam. 

Penelitian pun dilanjutkan kembali pada tahun 1994, 2004, 2016 dan yang terakhir 2018. Setelah penelitian ini diumumkan pada 2019 lalu, sejumlah warga dari berbagai daerah, berdatangan ke tempat ini untuk melihat langsung. 

Puncaknya pada Desember 2019 lalu, situs budaya Lambanapu ini dijadikan sebagai Rumah Peradaban Sumba oleh pemerintah setempat. 

Namun sayangnya kata Andreas, pemerintah daerah setempat kurang mempromosikan situs budaya ini. Bukan hanya itu saja, lokasi sekitar situs ini juga tidak ditata baik. 

Baca juga: BWF World Tour Finals 2024, Gregoria Kalah dari Ohori "Bahkan rumah tempat untuk menyimpan kerangka manusia dan sebagainya ini dibangun oleh sebuah yayasan asal Jakarta," ungkap Andreas. 

Dia berharap, pemerintah daerah bisa segera membantu mempromosikan tempat sejarah ini. "Kita harap situs ini, bisa menjadi salah satu destinasi arkeologi yang nantinya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Lambanapu," kata Andreas.   

7. Bukit Tenau 

Bukit Tenau Sumba Timur
Bukit Tenau Sumba Timur (Travel Kompas)

Wisata alam Sumba selalu memikat, salah satunya adalah Bukit Tenau. Setelah melihat situs Budaya Lambanapu, wisatawan bisa bergeser ke arah timur yakni di Bukit Tenau. Lokasi bukit itu berada di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera. 

Masih satu kecamatan dengan situs budaya Lambanapu. Pemandangan yang ditawarkan Bukit Tenau Sumba adalah hamparan rumput hijau yang menyejukkan mata. 

Lanskap bukit ini berbeda dengan dua bukit di Sumba, seperti Bukit LDR di Sumba Barat Daya dan Bukit Cendana Hills di Sumba Tengah. 

Sejauh mata memandang, wisatawan yang berkunjung ke Bukit Tenau, hanya akan melihat barisan perbukitan yang begitu indah dan menenangkan. 

Pemandangan yang disajikan lengkap. Selain hamparan perbukitan ala bukit teletubbies, juga sawah, sungai dan laut nampak dari atas. 

Bahkan pesawat saat hendak landing pun terlihat jelas. 

Salah seorang pengunjung yang juga adalah warga Sumba Timur Daniel Praing mengaku, lokasi ini sering dikunjungi wisatawan asing dan domestik terutama dari kota besar di Indonesia.

 "Sebelum virus corona, banyak wisatawan yang datang. Tapi sekarang mulai berkurang," kata Daniel. Lokasi Bukit Tenau kata Daniel, sering digunakan warga untuk foto prewedding. 

Sejumlah artis ibu kota juga pernah berkunjung ke tempat ini. Daniel berharap, wisatawan bisa menikmati kunjungannya ke sejumlah destinasi menarik di Sumba Timur khususnya di Bukit Tenau. 

Rute menuju Bukit Tenau   Lokasi bukit ini, sekitar 15 kilometer arah timur Kota Waingapu.  Tetapi, untuk menuju destinasi wisata ini memang belum ada petunjuk jalan yang jelas. 

Jadi pastikan untuk sering bertanya ke warga lokal agar tidak tersesat. Sebagai patokan, dari Kota Waingapu wisatawan bisa berkendara menuju ke Jembatan Kambaniru. 

Setelah melewati jembatan tersebut, wisatawan akan menemui sebuah persimpangan. Jika mengambil arah lurus, maka wisatawan akan sampai di bandara. 

Sementara untuk menuju ke Bukit Tenau harus mengambil arah ke kanan. Dari sini wisatawan akan menemui dua persimpangan lagi. 

Pada persimpangan pertama wisatawan harus berbelok ke kiri, dan pada persimpangan kedua ambillah jalur yang berbelok ke kanan. Hamparan persawahan penduduk sekitar akan menemani wisatawan sepanjang jalan ini. 

Tak jauh dari persimpangan terakhir wisatawan akan disambut dengan hijaunya hamparan perbukitan yang sungguh cantik. 

Untuk menuju tempat itu, wisatawan bisa memakai kendaraan sewa seperti rental dan ojek dengan harga per hari antara Rp 100.000 untuk sepeda motor dan Rp 350.000 untuk mobil. (Kompas.com/*)
.
Baca artikel lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved