Wisata NTT
Wisata NTT, Reba Ngada, Tradisi Menghormati Makanan Tradisional Uwi, Bisa Dinikmati Wisatawan
Sebagian masyarakat Kabupaten Ngada menggelar ritual Reba ham[ir setiap tahun . Ritual tradsional ini yang dilaksankaan secara turun temurun
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Sebagian masyarakat Kabupaten Ngada menggelar ritual Reba ham[ir setiap tahun .
Ritual tradsional ini yang dilaksankaan secara turun temurun ini pun menjadi pertunjukan menarik bagi wisatawan .
Dikutup dari Kompas.com. tanda-tanda alam di sekitar Flores bagian Tengah sudah lazim diketahui oleh masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Biasanya, warga di Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur yang tak jauh dengan Kabupaten Ngada sudah terbiasa dengan tanda-tanda alam tersebut di bulan Januari setiap tahunnya.
Angin kencang dan hujan gerimis sebagai salah satu tanda bahwa di kawasan Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada sedang melakukan ritual pesta adat Reba .
Baca juga: Wisata NTT, Telurusi Pesona Desa Wisata Manubhara yang Masuk 300 Besar ADWI 2023
Setiap tahun Kompas.com mendengarkan kisah dan cerita lisan dari warga Kota Komba tentang tanda-tanda alam tersebut.
Memang tanda-tanda alam itu tidak membawa bahaya bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur.
Ritual ini begutu magisnya tradisi Reba di kawasan Langa, di bawah kaki Gunung Inerie. Ribuan masyarakat di kawasan Langa yang melingkupi lima desa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada menggelar ritual tahunan Reba.
Tahun-tahun sebelumnya saat ritual Reba Ngada diadakan selalu berhalangan dengan berbagai liputan di daerah lain di Pulau Flores.
Berkali-kali keluarga mengajak untuk mengikuti ritual sakral Reba Ngada, namun tak kunjung terwujud. Kini penasaran sudah terwujud dengan melihat dan merasakan ritual adat masyarakat Ngada tersebut. Selasa (15/1/2019) sekitar jam 10.30 Wita
Setiba di lokasi ritual, ribuan orang Ngada dari berbagai rumah adat atau Sa’o berkumpul dengan memakai kain adat khas Ngada berwarna hitam bercampur benang putih di kain tersebut.
Baca juga: Wisata NTT. Daftara Hostel di Labuan Bajo, Tempat Nginap Murah Tapi Tetap Nyaman
Sementara kepala kaum laki-laki dari anak-anak sampai orangtua memakai kain ikat kepada berwarna merah.
Benar-benar terasa magis dan sakral di sekitar lokasi acara tersebut.
Sebelum ritual adat dilangsungkan, terlebih dahulu dilakukan perayaan Ekaristi bagi seluruh masyarakat sesuai dengan kepercayaan Iman Katolik.
Belasan imam memimpin perayaan Ekaristi itu yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur NTT Josef Adrianus Nai Soi dan Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno dan juga pejabat teras dari lingkungan Pemprov NTT serta Kabupaten Ngada termasuk Plt Bupati Ngada, Paulus Soliwoa serta pimpinan Forkompinda Kabupaten Ngada.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.