Lewotobi Erupsi
Lewotobi Erupsi, Dua Sekolah Katolik dan Biara SSpS Bakal Dipindahkan?
butuh kajian ilmiah dari para ahli kebumian, kegunungan, kebencanaan, serta pihak yang berkompeten lainnya.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Letusan dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki merusak rumah warga beserta bangunan sekolah.
SMA Seminari San Dominggo Hokeng, SMP Katolik Sanctissima Trinitas Hokeng, dan Biara SSpS Hokeng termasuk dalam daftar kerusakan serta berada dalam zona bahaya jika terjadi bencana susulan.
Setelah bangunan luluhlantak dihantam batu dan material panas ikutannya, muncul kabar yang sangat mengejutkan.
Tiga aset penting di Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT itu dikabarkan akan ditutup dan dipindahkan ke tempat lain.
SMA Seminari San Dominggo Hokeng bakal direlokasi ke Lamanabi, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur. SMPK Sanctissima akan dipindahkan ke Kewapante, Kabupaten Sikka.
Baca juga: Lewotobi Erupsi, Anak-anak Penyintas Butuh Fasilitas Belajar
Begitu pula para suster bersama novisiat dan postulan akan dipindahkan ke Lela, Kabupaten Sikka.
Wacana pemindahan semakin mengemuka di media sosial facebook dan whatsapp. Banyak pihak, khususnya warga di Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, Dulipali, dan sekitarnya sangat sedih.
Sebab ketiga instansi ini sudah menjadi ciri khas dan indentitas tersendiri bagi wilayah-wilayah itu.
Meski masih wacana yang belum diketahui kebenarannya, namun tak sedikit orang malah mempercayai informasi lewat potongan pesan yang mengumbar nama salah satu pastor serta Suster (Sr) Superior Biara SSpS.
Informasi ini sudah marak bahkan semakin tersebar luas. Tanda tanya besar pun muncul, apakah benar SMA Seminari San Dominggo, Biara SSpS, dan SMPK Sanctissima bakal dipindahkan?
Dihubungi wartawan, Rabu, 13 November 2024, Rektor Seminanari San Dodominggo Hokeng, RD. Martin Kapitan, menegaskan, relokasi sekolah masih sebatas wacana atau belum menjadi sebuah keputusan.
Ia menerangkan, relokasi sekolah merupakan keputusan resmi dari Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung. Ia menyayangkan informasi yang beredar tanpa konfirmasi itu.
"Relokasi Seminari masih sebatas wacana, belum merupakan keputusan resmi dari yang berwenang, yaitu bapak Uskup. Yang beredar di media sosial itu, informasi lepas tanpa konfirmasi ke pihak yang berwenang," katanya.
Romo Martin menambahkan, butuh kajian ilmiah dari para ahli kebumian, kegunungan, kebencanaan, serta pihak yang berkompeten lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.