Berita Timor Tengah Utara

Anggota DPRD TTU Jawab Kesulitan Masyarakat Kelurahan Maubeli dengan Manfaatkan Dana Reses

Di wilayah Kampung Dalehi tersebut, ada sebuah embung yang puluhan tahun tidak terurus dan tidak bermanfaat lagi.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Pose anggota DPRD Kabupaten TTU, Rizal Anderias Bella saat ambil bagian dalam momentum pengerukan tanah di lokasi bekas embung dan pembangunan crossway di Dalehi, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU, NTT, Senin 4 November 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Timor Tengah Utara, Rizal Anderias Bella menjawabi kesulitan masyarakat dengan menggunakan Dana Reses tahun 2024.

Berdasarkan kesepakatan bersama warga setempat dalam reses bahwa, anggaran tersebut dimanfaatkan untuk pengurukan tanah di jalan masuk pemukiman warga, pengerukan tanah di embung, pembukaan jalan baru ke tempat pemakaman, dan pembangunan crossway di wilayah Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, Senin, 4 November 2024.

Saat diwawancarai, POS-KUPANG.COM, Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara, Rizal Anderias Bella mengatakan, aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Reses bersama masyarakat beberapa hari yang lalu. Dalam reses anggota DPRD tersebut, disepakati bahwa dana reses dimanfaatkan untuk menuntaskan beberapa persoalan pelik yang dialami masyarakat setempat selama ini.

"Kebetulan, salah satu yang menjadi kebutuhan kami selama ini terkait dengan air,"ujarnya.

Baca juga: Danrem 161/Wira Sakti Resmikan Gedung SDN Kecil Banu di Desa Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara 

Di wilayah Kampung Dalehi tersebut, ada sebuah embung yang puluhan tahun tidak terurus dan tidak bermanfaat lagi. Embung tersebut telah tertutup oleh material tanah yang terbawa banjir.

Sebanyak 3 RT di sekitar lokasi itu merasakan dampak buruk dari tidak berfungsinya embung ini. Selama puluhan tahun ketika embung ini tidak berfungsi, sumur di sekitar pemukiman warga mengering setiap Musim Hujan.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi air sumur ketika embung ini masih berfungsi. Debit air di sumur milik warga tidak berkurang ketika dilanda kemarau panjang.

"Sekitar 20 puluhan tahun (saat embung ini tidak berfungsi lagi) sumur-sumur di bagian bawah embung ini mulai mengering pada musim kemarau," ucapnya.

Selain itu, mereka juga sedang berupaya mendorong agar jaringan perpipaan PDAM bisa melintas di pemukiman warga Dalehi, Kelurahan Maubeli. Mengingat hal ini butuh waktu maka, mereka kemudian mencari alternatif lain untuk bisa menjawabi kebutuhan air bersih masyarakat.

Dikatakan Rizal, mereka melakukan pengerukan tanah di lokasi bekas embung ini juga bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya banjir sebagai dampak dari meluapnya air di embung ini. Pasalnya sebanyak 3 RT di lokasi itu setiap tahun terdampak banjir ketika musim hujan.

Menurutnya, pengurukan tanah di jalan masuk pemukiman warga, pengerukan tanah di embung, pembukaan jalan baru ke tempat pekuburan masal, dan pembangunan crossway merupakan bagian dari swadaya masyarakat dan pemanfaatan sisa dana reses. Mereka bergotong-royong mengerjakan 4 item yang menjadi persoalan menahun di wilayah itu.

Pembangunan crossway, pembukaan jalan masuk ke lokasi pekuburan masal, dan pengurukan tanah di jalan masuk pemukiman warga ini dilaksanakan karena masyarakat setempat kesulitan mengakses jalan ini ketika musim hujan tiba. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved