Berita NTT

Modus Penipuan Seleksi, Oknum TNI AL Gadungan Asal Timor Tengah Utara Ditangkap di Jakarta

mengganti Handphone (Hp) dan nomor Hp. Selain itu, Media sosial (Medsos) Jefri sudah tidak aktif dan dia berpindah-pindah tempat.

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Oknum TNI AL gadungan, Jefri Ga Koro (23) diserahkan kepada pihak kepolisian untuk diproses hukum lebih lanjut. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Jefri Ga Koro (23) warga sipil, oknum TNI AL gadungan yang beralamat di Kelurahan Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ditangkap di Jakarta atas kasus penipuan seleksi masuk TNI Angkatan Laut.

Komandan Polisi Militer (Danpomal) Lantamal VII, Letkol Laut (PM), Catur Dono Wibowo didampingi Asisten Intelijen (Asintel) Komandan Lantamal VII, Letkol Laut (KH) M. Yasin, dan Dantim Intel Lantamal VII, Mayor Laut (KH) Budi Purwoto, S.T., M.T., saat jumpa pers yang digelar Minggu, 29 September 2024 di Pomal Lantamal VII Kupang mengungkapkan yang bersangkutan (Jefri Ga Koro) membeli atribut TNI AL di Pasar Turi Surabaya. 

Kemudian dengan atribut tersebut yang bersangkutan melakukan penipuan, terhadap warga di NTT yang berniat mendaftar sebagai anggota TNI AL dengan menjanjikan kelulusan.

“Sudah ada beberapa korban penipuan yang melapor. Menindaklanjuti laporan tersebut Lantamal VII bergerak cepat mengecek, dan mengejar yang bersangkutan. Data yang bersangkutan sudah disebar di jaringan polisi militer dan intelijen TNI AL,” ujar Catur.

Baca juga: Kunjungan Kerja ke Rote Ndao, Penjabat Gubernur NTT Titip Beberapa Hal Penting

Menurut Catur, Jefri cukup lihai dalam pelariannya dengan mengganti Handphone (Hp) dan nomor Hp. Selain itu, Media sosial (Medsos) Jefri sudah tidak aktif dan dia berpindah-pindah tempat.

“Kami melaksanakan pelacakan atau mengejar yang bersangkutan di rumah orang tuanya dan tempat kos, serta tempat yang biasa dikunjungi oleh yang bersangkutan. Yang bersangkutan pelariannya antara lain ke Bali, Surabaya, Malang, dan akhirnya tertangkap di Jakarta,” ungkapnya.

Dalam pelariannya Jefri mengaku sebagai perwira rohani TNI AL, yang berdinas di Lantamal dan sering ke gereja untuk mengisi khotbah. 

“Tidak menutup kemungkinan masih banyak korban yang belum melapor. Kami menghimbau kepada masyarakat yang menjadi korban, serta pihak dari gereja karena yang bersangkutan sering ke gereja untuk mengisi khotbah, untuk melaporkan penipuan tersebut. Kami juga menghimbau kepada pemuda dan pemudi di NTT, yang ingin mendaftar TNI AL jangan mempercayai jika ada oknum-oknum, baik itu dari pihak anggota sendiri maupun dari luar, yang menjanjikan kelulusan. Karena Lantamal VII, benar-benar melaksanakan tes masuk sesuai dengan ketentuan dan hasil tes dari calon,” tegas Catur.

Lantamal VII lanjut Catur, memiliki layanan pengaduan di kantor Pomal yang siap menerima laporan-laporan terkait institusi. Untuk tindak pidana penipuan ini, Pomal telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Untuk tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh yang bersangkutan, kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Nanti akan kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, yang berwenang menangani perkara tersebut,” ucapnya.

Sementara itu Asisten Intelijen (Asintel) Komandan Lantamal VII, Letkol Laut (KH) M. Yasin kembali menegaskan bahwa Jefri Ga Koro merupakan warga sipil.

“Oknum ini murni orang sipil. Pertama kami ketahui modus operasinya atau penipuannya, ketika pada tanggal 20 Juli, salah satu calon siswa yang mendaftar TNI AL melapor ke Lantamal VII. Saat itu kami bergerak dengan POM. Kemudian tempat-tempat yang diduga kuat sebagai tempat persembunyian kita deteksi, seluruhnya. Berkat sinergitas kami dengan satuan lain, sehingga keberadaannya kita deteksi mulai dari Kupang ke Bali, ke Surabaya, kembali lagi ke Bali, masuk Kupang lagi, ke Surabaya dan terakhir ke Jakarta. Itu semua sudah kita deteksi hanya tinggal waktu yang menentukan oknum ini tertangkap,” tutur Yasin.

Tanggal 27 September 2024, Jefri muncul di monas lalu ditangkap. Yasin kembali mengingatkan masyarakat agar tidak mempercayai oknum manapun, yang mengaku bisa membantu meloloskan seleksi TNI AL.

“Sebagaimana sudah disampaikan berulang kali oleh pimpinan TNI AL, bahkan Komandan Lantamal bahwa masuk menjadi prajurit TNI AL dari berbagai sumber baik bintara, tamtama, taruna, sarjana itu gratis. Jangan percaya kepada siapapun oknumnya baik itu TNI sendiri, orang sipil, atau oknum yang mengaku sebagai anggota TNI AL yang bisa membantu. Semuanya punya peluang, silahkan masyarakat yang ingin masuk melatih diri dan menyiapkan diri,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved