Wisata NTT

Wisata NTT,  Upacara  Purung Ta Kadonga Ratu di Sumba Tengah, Kepercayaan Marapu yang  Masih Lestari

Masyarakat Pulau Sumba , Nusa Tenggara Timur masih tetap menjaga warisan lelulhur terhamak budaya dan segala jenis upacara adat

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
pariwisatasumtengsite
Saat prosesi Upacara Purung Ta Kadonga Ratu di Sumba Tengah 

POS KUPANG.COM -- Masyarakat Pulau Sumba , Nusa Tenggara Timur masih tetap menjaga warisan lelulhur terhamak budaya dan segala jenis upacara adat.

Meski sudah hidup di jaman moder, suku-sukua di Sumba masih tetap melestarikan budaya yang hingga kini masih terjaga dan dilaksanakan. Salah satu adalah upara minta hujan di  Kabupaten Sumba Tengah,   Purung Ta Kadonga Ratu 

Dikutip dari pariwisatasumtengsite.wordpress.com , secara harafiah Purung Ta Kadonga Ratu artinya Turun Ke Lembah Imam.

Upacara Sejati Purung Ta Kadonga Ratu adalah upacara pemberitakan korbang sesajian kepada leluhur orang anakalang yaitu umbu sebu dan rambu kareri di gua kadonga ratu.

Ritual ini bertujuan untuk meminta berkat 'hujan' dari para leluhur mereka agar tanaman padi mereka tidak kering sehingga tidak menimbulkan kelaparan

Baca juga: Wisata NTT, Gua Alam Keajaban Karya  Alam yang Spektakuler di Sumba Tengah

Tempat Pelaksanaan Purung Ta Kadongan Ratu adalah di sebuah lembah yang terletak di sebelah Timur dari Kampung Lai Tarung. 

Pada perayaan ini, ada 2 tombak yang digunakan yaitu Mehang Karaga dan Loda Pari. Mehang Karaga adalah simbol Pria dan Loda Pari menggambarkan simbol wanita. TOmbak tersebut mempunyai panjang sekitar 6 meter. 

Peserta Upacara  Purung Ta Kadonga Ratu di Sumba Tengah
Peserta Upacara Purung Ta Kadonga Ratu di Sumba Tengah

Kedua tombak ini mempunyai fungsi dan aturannya sendiri. Mehang Karaga menggambarkan fungsi pria sebagai kepala keluarga sementara Loda Pari menggambarkan fungsi seorang wanita yang mempunyai kewajiban untuk mengatur dan menjaga berbagai jenis hasil panen termasuk di dalamnya menjaga tanaman padi dari serangga hama serta untuk mengatur dan menjaga dengan baik hasil panen yang diperoleh dari sawah maupun dari kebun .

Baca juga: Wisata NTT, Liburan ke Alor ,  Ini Oleh-oleh yang Bisa Dibawa Pulang dari Nusa Kenari 

Proses Putung  Ta KAdonga Ratu 

Todu Kanguruku Bari Kanyanguku ( Merupakan perintah yang diberikan oleh Ina Ama/Ratu untuk membuat kesepakatan dan keputusan terbaik. 

Ini merupakan pertemuan pertama ke 12 suku pemangku kepentingan yang diketuai oleh Ratu untuk menyiapkan dan mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara Ritual Adat Purung Ta Kadonga Ratu yang dilaksanakan di Kampung Lai Tarung)

Kuhi Pati – Paku Tena ( Pertemuan ini di pimpung oleh Ina Ama/ Ratu untuk membuat kesepakatan dan keputusan setelah pelaksanaan diskusi dengan masing – masing suku yang terlibat dalam pelaksanaan ritual adat tersebut)

Pata Rahi / memutuskan waktu pelaksanaan yang dilaksanakan di Kahali Rati Batang/ Pertemuan ini dilaksanakan di dalam ruangan batu dan hanya dihadiri oleh satu perwakilan dari ke 12 suku). 

Ina Ama / Ratu dan perwakilan dari ke 12 suku tersebut mencari mufakat untuk menentukan puncak pelaksanaan ritual adat Purung Ta Kodanga Ratu dan memberikan persembahan kepada TUhan agar terhindar dari kelaparan akibat kekeringan dan meminta berkat ketika 2 tombak (Mehang Karaga dan Loda Pari) di angkat menyentuh Langit dan seterusnya.

Sebelum pertandingan di mulai 4 (empat) orang ratu yang berkuda sebagai penengah mengintai pihak Loda Pari, jika pasukan kedua belah pihak sudah siap, maka pengintaian.

Baca juga: Kunci Jawaban 55 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/MA Essay Test Terbaru 2024

Mehang Karaga akan memasuki medan kawasan Loda Pari bersama pasukannya dan maju mengejar misi Loda Pari sampai di perbatasan yang disebut Watu Paga Bage Nguloku Karangi Rara. pada perbatasan inilah, kedua pasukan ini akan mengangkat Tombak Mehang Karaga dan Loda Pari setinggi – tinggi dan kemudian kedua belah pihak akan mengambil ancang – ancang untuk mundur lalu maju lagi bersama – sama lalu mengacungkan kedua tombak tersebut setinggi – tinggi. pengacungan kedua tombak ini berlangsung selama 8 (delapan) kali putaran.

Setelah kedua pasukan beradu mengacungkan kedua tombaknya selama 8 (delapan) kali putaran maka ujung tombak yang terangkat lebih cepat sambil memancarkan sinarnya itulah yang keluar sebagai pemenang dari pertandingan tersebut. 

jika tombak Loda Pari yang menjadi pemenang, maka hal itu berarti curah hujan baik yang berimbas pada hasil sawah, ladang dan kesehatan menjadi baik dan memuaskan. dan sebaliknya jika tombak Mehang Karaga yang menang maka curah hujan sedikit/kering dan berimbas pada hasil sawah dan ladang menjadi gagal dan kesehatan pun menjadi buruk.

upacara ini dilaksanakan di Kampung Lai Tarung Desa Makata Keri Kecamatan Katiku Tana Kabupaten Sumba Tengah. RItual ini dilaksanakan pada bulan Juni.*

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIk >>> GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved