Konflik Tambang
Barrick Gold Hentikan Operasi di Tambang Papua Nugini Setelah Kekerasan Menewaskan 35 Orang
Barrick Gold (ABX.TO), membuka tab baru telah menghentikan operasi di tambang emas Porgera di Papua Nugini hingga Kamis setelah kekerasan suku
POS-KUPANG.COM, SYDNEY - Barrick Gold (ABX.TO), membuka tab baru telah menghentikan operasi di tambang emas Porgera di Papua Nugini hingga Kamis setelah kekerasan suku di wilayah tersebut menewaskan 35 orang.
Papua Nugini telah memberikan wewenang darurat kepada polisi, termasuk penggunaan kekuatan mematikan, untuk membendung kekerasan di Porgera antara pemukim ilegal yang berjongkok di dekat tambang emas dan pemilik tanah setempat, surat kabar Post-Courier dan The National melaporkan pada Minggu malam.
“Tambang emas Porgera telah menghentikan sebagian besar operasinya hingga 19 September demi perlindungan karyawannya sementara pemerintah memulihkan hukum dan ketertiban di wilayah sekitarnya,” kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam.
Dua karyawannya tewas dalam kekerasan tersebut, tambah juru bicara tersebut.
35 Orang Tewas
Kekerasan suku selama berhari-hari di pedalaman pegunungan Papua Nugini telah menyebabkan lebih dari 35 orang tewas, kata seorang pejabat polisi kemarin.
Asisten Komisaris Polisi Joseph Tondon di provinsi Enga mengatakan jumlah korban tewas akibat kekerasan yang dituduhkan dilakukan oleh penambang ilegal masih dalam penghitungan.
“Terjadi pertempuran sengit pada hari Minggu. Diperkirakan lebih dari 35 orang tewas dalam aksi tersebut,” kata Tondon kepada The Associated Press.
“Saya mengumpulkan semua angkanya. Ada beberapa orang yang tidak bersalah juga dibunuh,” tambahnya.
Baca juga: Perang Suku di Papua Nugini, Sedikitnya 30 Tewas di Tambang Emas Porgera, Keadaan Darurat Diumumkan
Penasihat kemanusiaan PBB untuk negara kepulauan Pasifik Selatan, Mate Bagossy, mengatakan sebanyak 50 orang tewas dalam beberapa hari kekerasan di Enga.
Dia tidak dapat memperkirakan jumlah korban luka dan sedang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat, yang menurutnya tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menangani keadaan darurat medis.
Pihak berwenang mengatakan kepada lembaga bantuan kemarin bahwa 300 tentara dan polisi bergerak ke daerah tersebut untuk memulihkan perdamaian, kata Bagossy.
Merupakan rumah bagi ratusan suku dan bahasa, negara Pasifik di sebelah utara Australia ini memiliki sejarah panjang peperangan suku. (reuters.com/ap)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.